Dipaksa Menikahi CEO Kejam

Dipaksa Menikahi CEO Kejam

By:  Yenita Wati  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
4 ratings
51Chapters
17.8Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Ibunya meninggal akibat kecelakaan bersama dirinya yang masih berusia delapan tahun. Membuat sang ayah semakin membenci dirinya dan menganggap bahwa ia yang menyebabkan ibunya meninggal. Hingga saat ia bertambah dewasa, sang ayah pun memaksanya menikah dengan seorang pengusaha kaya yang dikenal sangat kejam dan dingin agar hidupnya menderita. "Kau adalah pembunuh! Menderita lah seumur hidupmu!" Ucapan terakhir sang ayah sebelum putrinya pergi dengan suaminya. Menorehkan luka mendalam untuk sang putri yang diberi nama Fallen. Hingga akhirnya, misteri dibalik kecelakaan itu pun terungkap dan Fallen harus menelan pil pahit akan kenyataan yang harus ia terima

View More
Dipaksa Menikahi CEO Kejam Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
.*_Sofea_*.
I like this story very much... it's making me blush easily ...
2023-08-01 21:52:05
0
user avatar
Patricia Alviar
lanjut 52?
2022-06-23 05:07:19
0
user avatar
Mayangsu
sangat bagus, bintang 5 ......
2022-03-31 22:17:05
0
user avatar
Yenita Wati
*************
2022-03-07 10:44:09
0
51 Chapters
Prolog
Fallen Permana, seorang gadis cantik yang hidup bagaikan di dalam sangkar. Ia tak pernah menginjakkan kaki bahkan untuk ke luar dari rumahnya. Bahkan ia bersekolah di rumah. Tanpa teman, tanpa kasih sayang, ia tumbuh menjadi gadis yang pendiam dan penakut.Bukan tanpa alasan, Fallen hidup dalam kesepian dan kesedihan akibat sang ayah yang bernama Gunanda sangat membencinya. Sebenarnya, sejak lahir, ayahnya tidak menyukai keberadaannya karena ia adalah anak perempuan. Keberadaannya pun turut mengganggu waktu Gunanda bersama sang istri.Hingga saat Fallen berusia delapan tahun, bencana itupun terjadi. Ia dan ibunya terlibat kecelakaan sehingga membuat sang ibu meninggal.Dan sejak itulah, Gunanda semakin membenci Fallen, yang ia anggap sebagai anak pembawa petaka.Pada saat Fallen dewasa, ia dipaksa menikah dengan seorang CEO kejam bernama Arjun Wijaya agar hidupnya semakin menderita."Kau adalah pembunuh. Menderita lah seumur hidupmu!" Gunanda menat
Read more
Pernikahan
Hari ini pun tiba. Fallen akan menikah dengan Arjun. Sebelumnya, Fallen dan Arjun belum pernah bertemu meski dalam pertemuan singkat atau sekadar membicarakan tentang pernikahan.Mereka menikah di rumah Gunanda. Hanya dihadiri oleh penghulu, para saksi, Gunanda, dan kedua mempelai saja.Langkah pertama saat Arjun memasuki rumah tersebut, hawa buruk langsung menerpa Fallen. Sosok yang datang itu memiliki penampilan yang sangat rapi. Bertubuh tinggi, berkulit putih, dan berwajah sangar meskipun ia memang tampan.Tatapan menusuk langsung dirasakan Fallen saat Arjun menatap dirinya yang telah mengenakan kebaya pernikahan. Terlihat Arjun tersenyum menyeringai. Sangat menyeramkan bagi Fallen. Membuat gadis penakut itu semakin takut.Tanpa berbicara, Arjun langsung duduk di sebelah Fallen, tepatnya di depan penghulu."Kenapa Anda tidak menjadi wali nikahnya?" tanya Arjun. Membuatnya kini semakin yakin kalau Gunanda memang sangat membenci anaknya."
Read more
Foto Ibu
Mobil sampai di sebuah rumah yang sangat mewah dan besar. Tampak jelas desain bangunan yang dibuat oleh arsitek handal.Arjun turun setelah pintu dibuka oleh Jim. Sedangkan Fallen turun setelahnya.Mata Fallen tampak begitu takjub melihat pemandangan yang ada di sekitarnya. Ia pernah melihat rumah semegah ini, tetapi hanya di dalam film-film saja. Jelas sekali, karena ia tidak pernah menginjakkan tanah atau menghirup udara kebun belakang rumahnya sekalipun."Sterilkan sampah ini sebelum memasuki rumahku!" titah Arjun tanpa menoleh. Ia lantas melangkah menuju ke rumahnya dengan disambut beberapa pengawal di depan rumah megahnya itu."Nona, ayo, kita sterilkan dulu di sana," ujar Jim dengan wajah datar tanpa ekspresi.Fallen mengikuti langkah Jim menuju sebuah bilik sterilisasi untuk membersihkan dirinya dari kuman. Memang, semua orang yang hendak masuk ke dalam rumah Arjun, harus membersihkan diri mereka di sana.Setelah itu, Fallen pun diant
Read more
Pintu Kamar
"Hmmm aku suka orang yang memohon. Benar-benar terlihat menyedihkan!" Arjun menatap Fallen yang masih berdiri di depannya."Sekarang, pergi ke lantai tiga. Dan pastikan kau sampai sebelum aku sampai!" titah Arjun.Fallen memperhatikan sebuah lift yang terletak di samping tangga. Ia merasa ragu bisa sampai di atas sebelum Arjun sampai."Bagaimana? Apa kau keberatan?" Arjun menatap Fallen lebih dekat. Membuatnya gadis itu memundurkan dirinya satu langkah ke belakang. Arjun menyunggingkan sedikit senyuman devilnya. Kemudian, ia melangkahkan kakinya menuju lift yang akan membawanya ke lantai atas, yaitu menuju kamarnya yang berada di lantai tiga.Dengan segera, Fallen langsung berlari menaiki anak tangga sebelum Arjun sampai. Sekuat tenaga ia berlari tanpa menghiraukan tubuhnya yang mulai lelah. Keringat bercucuran, larinya semakin berat karena kakinya benar-benar pegal. Namun, rasa takutnya membuatnya mempercepat larinya. Rumah luas dan
Read more
Mimpi Buruk
"Dasar anak tidak berguna! Mati saja kau! Aku sudah bilang kau tidak boleh makan!" Seorang wanita muda sedang mencambuk anaknya."Aaaa, ampun, Bu, ampun! Aku berjanji tidak akan mencuri makanan di dapur lagi!" pekik seorang anak laki-laki berusia sepuluh tahun."Aku akan memotong tanganmu karena kau sudah berani mencuri!" Sang ibu pun mengambil sebuah pisau daging, meletakkan tangan sang anak di atas meja. Ia menaikkan pisau daging tersebut lalu bersiap memotong tangan anaknya. "Tidaaaaak!!!" Arjun terbangun dari mimpinya. Keringat bercucuran dari wajahnya. Ia melihat ke sekitar, ternyata ia masih berada di dalam bathtub. Sepulang dari hutan tadi, ia pergi mandi karena hutan telah membuat tubuhnya kotor. Namun karena kelelahan menghajar dan berteriak pada targetnya, ia pun tertidur dengan air hangat yang merendam tubuhnya. Arjun segera mempercepat mandinya. Setelah itu, ia keluar dengan baju mandinya. Tidak
Read more
Tugas Istri
Arjun baru saja sampai di rumah. Saat itu, hari sudah malam. Saat membuka pintu, ia melihat Fallen sedang berdiri menunggu kedatangannya sambil tersenyum meski dengan terpaksa. "Se-selamat datang, Tuan." Fallen membungkuk memberi hormat. "Kenapa kau ada di sini? Siapa yang menyuruhmu?" tanya Arjun dengan tatapan tajamnya. "Tadi saya bertanya pada kepala pelayan tentang apa yang tidak Tuan sukai, dan salah satunya melihat saya tidak menyambut Tuan datang," jelas Fallen. "Apa sekarang kau sudah lebih baik? Kau sudah tidak takut jika jarimu hilang? Karena yang kau lakukan ini bukanlah perintahku. Artinya, kau melakukan sesuatu sesukamu." Arjun mempertegas ucapannya dengan penekanan pada setiap kata-katanya. Mendengar ucapan Arjun, Fallen langsung tertunduk. "Maafkan saya, Tuan. Saya tidak tahu kalau Tuan tidak menyukai hal ini." Arjun mengusap wajahnya. "Ah, maa
Read more
Sakit
Pagi menjelang. Arjun baru saja membuka mata saat matahari sudah masuk melalui celah gorden jendela kamarnya. Ia merentangkan kedua tangannya, lalu bangkit dari posisinya. Ia berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya, lalu memakai pakaian untuk bekerja. Malam tadi ia tidur di kamar kerjanya karena pekerjaan yang mengharuskan ia lembur. Meski ia adalah seorang CEO, ia tidak ingin bermalas-malasan atau mengandalkan bawahannya. Karena sampai detik ini, ia belum bisa mempercayai siapapun kecuali almarhum ayah kandungnya yang meninggal lima tahun yang lalu akibat serangan jantung. Setelah selesai mandi dan berganti pakaian, ia pun baru tersadar telah melupakan sesuatu. "Ah, aku sampai melupakan sampah kecil itu." Arjun segera bergegas ke kamar tempat ia menyuruh Fallen menyusun pakaiannya. Begitu membuka pintu, ia tidak melihat keberadaan Fallen di atas ranjang. Ia pun segera berjalan ke dala
Read more
Luka Hati
"Apa kabarmu, Nak?" tanya sang nenek yang diketahui, ia bernama Rania. "Jika nenek menginginkan aku menemui wanita itu, sebaiknya Nenek pergi saja," ucap Arjun setelah melepaskan pelukan sang nenek. "Kenapa kau tega sekali mengusir Nenek?" Mata Rania berkaca-kaca mendengar ucapan sang cucu. "Aku tidak akan mengusir Nenek jika tidak ada pembahasan tentang wanita itu." Arjun menatap ke sembarang arah sembari mengepal erat tangannya. "Nak, tolong, singkirkan ego mu. Bagaimana pun juga, Airin adalah wanita yang melahirkan dirimu." Rania mencoba menjelaskan. Arjun langsung memencet remot, lalu pintu pun terbuka lagi. "Silakan keluar, Nek." Ia menunjuk arah pintu. "Dokter berkata bahwa tidak ada harapan lagi. Temuilah dia sebelum kau,,,,," "Aku bahkan berharap dia mati hari ini. Disaat Nenek tidak di rumah, jadi dia mati dalam keadaan penuh kes
Read more
Kembali
Fallen berdiri mematung sembari menundukkan kepalanya. Ia terlihat begitu takut, terlebih lagi karena Arjun mendengar apa yang ia katakan tentang ketenangan ketika tidak ada Arjun. "Kau tadi mengatakan apa? Aku ingin mendengarnya lagi." Arjun berjalan mendekati Fallen dan yang kini bergetar ketakutan. Saat sudah berada di hadapan Fallen, Arjun langsung mencengkram tangan Fallen lalu menarik gadis itu mendekatinya. Ia pun berbisik di telinga Fallen. "Apa aku harus mengulangi pertanyaan ku? Karena jika aku mengulanginya, maka kau akan kehilangan satu telingamu." Menghembuskan nafas ke telinga Fallen hingga membuatnya semakin ketakutan. "Ketika tidak ada Tuan, saya merasa tenang. Ma-maafkan saya, Tuan." Fallen berusaha menahan air matanya. "Oh, jadi kau menginginkan aku tetap berada di luar agar kau selalu tenang? Kau mengusirku dari rumahku sendiri? Baiklah, aku akan pergi dari rumah ini sekarang juga.
Read more
Menghindar
Setelah selesai makan, Fallen pun kembali ke kamar. Ia bermaksud ingin sedikit membaca buku untuk menghilangkan rasa bosannya. Namun, Asti datang dan memberikan sebuah perintah dari Arjun.   "Nona, Tuan Arjun berpesan agar mulai besok, Nona jangan keluar kamar sebelum Tuan pergi bekerja, tepatnya sebelum jam delapan, Nona harus tetap berada di dalam kamar."   "Tapi kenapa, Asti?" Fallen heran dengan ucapan Asti. Perintah Arjun benar-benar membuatnya terkejut.   "Nona, saya belum selesai bicara. Selain itu, saat jam pulang kerja Tuan Arjun, Nona juga harus sudah berada di kamar. Makan malam akan di antar ke kamar Nona."   "Asti, apa maksudnya ini? Kenapa Tuan Arjun menghindari ku? Apa aku punya salah padanya? Katakan, Asti." Fallen memegang tangan Asti sembari menangis. Seketika ia merasa bahwa ini adalah rumahnya sendiri, dimana ayahnya selalu menghindarinya meski hanya untuk beradu tatap saja. Rasa
Read more
DMCA.com Protection Status