PERJAKA MENIKAHI JANDA

PERJAKA MENIKAHI JANDA

By:  Erwin Fathar  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
7 ratings
31Chapters
8.0Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Aku dibilang bocil atau bocah cilik saat berkenalan dengan seorang janda mempunyai anak tiga. Kecantikannya membuat aku jatuh hati, walaupun perbedaan usia yang relatif jauh, saat ini umurku 24 tahun dan dia telah 36 tahun. Berusaha membuktikan kepadanya bahwa aku bisa bersikap dewasa dan dipilih di antara banyaknya yang ingin memperistrinya. Walaupun orang tuaku tidak mengizinkan aku berpacaran dengan seorang janda beranak tiga. Namun hati ini tetap cinta dan yakin akan pilihanku. Bagaimana kisahnya nanti?

View More
PERJAKA MENIKAHI JANDA Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
لانتينج الجديد
2 bulan ga up
2022-07-28 22:41:35
0
user avatar
لانتينج الجديد
innalilahi thornya menghilang ...
2022-07-28 22:41:21
0
user avatar
لانتينج الجديد
ceritanya bagus
2022-06-05 19:45:22
0
user avatar
لانتينج الجديد
semoga sehat slalu ya thor
2022-06-05 19:44:31
0
user avatar
لانتينج الجديد
jiach peliddddd Thor nya skli nya nungil cuma se bab doang
2022-05-10 23:17:06
0
user avatar
Dirgantoro Setio Utomo
Ceritanya bagus, tapi kenapa ga di lanjutkan bab selanjutnya
2022-04-19 03:35:36
0
user avatar
Erwin Fathar
mari mampir
2022-02-19 07:47:57
0
31 Chapters
Jangan Panggil Aku Bocah Cilik(bocil)
Assalammualaikum, hai ... Status kamu janda, ya." Aku bertanya pada seorang wanita cantik, melihat profilnya tertulis -menjanda/menduda- aku benar-benar mengaguminya. Menunggu balasan darinya lama sekali. "Coba deh, aku komentari di berandanya."  Aku klik foto profilnya dan terlihat berandanya, scrol lagi ke bawah dan melihat-lihat isi berandanya, aku membaca status yang disertai gambar fotonya, aku ikut bergabung dengan banyaknya Lelaki yang berkomentar juga di situ. "Aku sudah inbox, apa boleh mengenal kamu dengan serius," tanyaku di kolom komentar. Komentarku dibalasnya.  "Bocil mau ngapain inbox?" Balasnya dikomentar. "Aku serius mau berkenalan," jawabku. "Aduh bocil ngeri juga ini, udah pulang, cuci kaki, tidur san
Read more
Aku Dikira Adiknya Atau Anaknya
"Nisa, lagi apa?" Mengirim pesan chat disela-sela aku sedang santai di kios."Biasa, sama anak, kamu lagi apa? Emang kamu jualan apa sih," tanya Nisa."Kuliner, macam-macam masakan, kapan-kapan aku ajak deh, ya," balasku."Wah, enak tuh, terus kenapa sih gak dekati yang gadis saja," balasnya lagi."Sebentar ya, ada yang beli."Aku menunda chat dan menaruh handphone, melayani dulu pembeli yang datang. Hariku jadi semangat euy.Lanjut lagi mengambil ponselku dan chating dengannya. Rasanya ingin selalu mengobrol dengannya. Apakah cinta harus memandang umur, ya. Buat aku sih terutama apa yang ada di hati. Soal kedewasaan akan berjalan dengan situasi dan kondisi."Aku rasanya ingin kenal kamu Nis, lebih jauh lagi," pesan terkirim."Kamu sudah yakin? Aku gak mau main-main lagi loh, ya. Aku ingatkan lagi, kegagalanku dalam rumah tangga tidak mau sampai ter
Read more
Belajar Dewasa Dan Menjadi Ayah
Setelah aku dan Nisa tertawa-tawa di depan kasir, kami menuju ke tempat duduk, aku masih menggendong anaknya Nisa dengan satu tangan kiri, tangan kananku membawa makanan. Nisa juga demikian membawa makanan yang di pegang kedua tangannya."Sabar ya, Mas Farhan. Begitulah menjadi Ayah, belajar, haha," guyon Nisa."Siap bersabar, haha," jawabku sambil kerepotan menggendong dengan satu tangan.Langkah aku percepat karena takut jatuh makanan yang aku bawa ini. "Nah, kita duduk di sini saja," segera aku meletakkan makanan itu mencari meja dan tempat duduk terdekat.Setelah tanganku menaruh makanannya, aku duduk dan memangku anaknya."Sini De, Omnya mau makan dulu, kamu Ibu suapin sini, Nak," Nisa mengulurkan kedua tangannya mau mengambil alih anaknya dari pangkuanku."Sama Om saja," celetuk anaknya dengan polos."Hahaaa ... Asik. Ciee, sabar ya Om,
Read more
Membahas Perbedaan Umur
"Mas, aku mau ngomong serius ini," ucap Nisa mendekatiku."Kenapa Nis," aku menggeser posisi anaknya menyamping."Aku takut Mas, jika umurku nanti berkurang dan aku bertambah tua, kamunya bertambah dewasa, apa yang terjadi nanti, apa bila tidak lagi bisa melayanimu," ungkap Nisa dengan perlahan.Sontak aku terdiam dengan perkataannya, berpikir sejenak membayangkan perbedaan umur aku dengannya. Saat ini Nisa berumur 36 tahun, andai menikah di tahun ini. 14 tahun kemudian umurnya jika panjang menjadi 50 tahun dan aku menjadi 38 tahun. Omongannya menggores angan-anganku."Mas, kok diam saja. Nah! Kamu membayangkannya ya, saat nanti aku tua dan kamu baru dewasa matang," Nisa mencolekku yang diam."Eh, gak Nis. Bukan gitu! Aku gak masalah kok, menjalani alur saja," aku menjawab seperti itu."Bohong Masnya, ih! Jujur saja Mas, pentingnya kamu memikirkan ke depannya, bagaimana nanti
Read more
Orang Tua tidak Mengizinkan Aku Menikah Dengan Janda Anak 3
"Eh, Nis. Kenapa lagunya sesuai dengan apa yang ada di hatiku, ya. Bisa aja nih yang memutarnya," aku bernyanyi mengikuti."Semoga Mas tidak berubah walau nanti umurku sampai 50 tahun lagi, heee," ungkap Nisa."Salat dulu yuk, Nis.""Ya sudah Mas salat dulu, aku menunggu di sini, aku sedang tidak salat.""Sebentar ya, Nis."Aku meninggalkan Nisa sebentar dan anaknya yang masih tidur di sofa. Mencari mushola di dalam Mal. Setelah selesai beribadah aku kembali lagi."Sudah ya, Mas," sembari Nisa tersenyum."Sudah Nis, terus kita mau kemana, lagi," aku membalas senyum dan duduk lagi di dekatnya.Nisa merapikan lagi rambutku, aku pasrah dan diam saja seperti anak yang mau pergi ke sekolah. Satu sisi merasakan seperti itu dan di sisi lain merasa disayang. Lalu merapikan kemejaku juga. Habis ini sepertinya aku bakal cium tangannya nih, heee. Be
Read more
Tidak Dapat Warisan Jika Memaksakan Nikah Dengan Janda
"Nak, Bapak mau ngomong, bisa telepon Bapak, sekarang!"Masuk pesan dari Bapakku dan aku membaca pesan itu. "Sepertinya Bapak marah nih, duh gimana ya?"Gumamku sambil berpikir kira-kira apa yang akan Bapak katakan, ya. Aku telepon saja deh. Tut ... Tut ... "Assalammualaikum, Pak," Bapak menjawab panggilan teleponku."Waalaikum salam Nak, kata Ibu calon kamu Janda, kenapa cari janda Nak! Yang masih Gadis banyak, pokoknya Bapak tidak setuju!" Ucap Bapak dengan nada marah."Yah Bapak, dia baik Pak dan juga masih terlihat muda," rayuku."Kamu ini Nak! Secantik apapun tetap saja namanya umur tidak akan bisa dibohongi, kalau dia bisa melahirkan lagi, kalau gak? Gimana! Memangnya kamu tidak mau punya keturunan dari Istrimu, andai juga dia bisa melahirkan, apa nanti umurnya yang sudah tua bisa mengurus anak-anaknya, sudah pasti akan kerepotan, sebaliknya jadi kamu yang kesulitan mengatur waktu
Read more
Orang Tuaku Berencana Menjodohkanku Dengan Seorang Gadis
"Nah, ini kopinya Bro, minum dulu, loe mau curhat apa, Bro." Temanku membawakan dua gelas kopi untuk aku dan untuknya."Gue mau curhat masalah nikah, Bro, cuma gue jatuh hati dengan janda anak tiga, sedangkan keluarga gue gak setuju, kalau gue tetep nikah kata Bapak gue gak bakalan dapet warisan." "Wah! Loe dah, kenapa nyarinya janda, ya jelas aja berat keluarga loe menerimanya, eh! Jandanya pasti umurnya lebih tua jauh dari umut loe, ya?" "Iya, waduh! Kok loe tahu sih, Bro.""Ya, kalau umurnya sepantaran loe sih, pasti setuju aja orang tua loe, repot Bro." "Yah Bro, gue udah bener-bener jatuh cinta Bro." "Parah loe dah, kayak apa sih wajahnya sampai loe jatuh cinta begitu, ada fotonya? Gue lihat coba!" "Ada ... Bentar." Aku mengambil ponselku di atas meja dan mencari fotonya yang pernah aku ambil dari sosial medianya secara
Read more
Semakin Cinta
Pagi ini aku bangun dengan lebih bersemangat lagi, setelah semalam video call Nisa dengan penuh mesranya, ahay.Hingga pagi ini masih sulit dilupakan wajahnya, dasternya dan apa lagi ya, apakah aku semakin cinta? Sepertinya, iya. Masalahnya andai aku melihat wajahnya merasa bahagia dan mendapatkan pesan darinya sudah sangat senang. Cling ....Pesan masuk dan aku melihat pesan itu dari Nisa, segera aku membacanya."Assalammualaikum, pagi Mas, jangan lupa sarapan, ya."Membacanya dengan tersenyum dan aku membalasnya dengan cepat."Walaikum salam Nis, iya nanti makannya, ini mau mandi dulu."Aku membalasnya."Auuu ... Kelihatan nanti Mas, heee, ya dah sana mandi," canda Nisa."Awas jangan ngintip Nis, hee, ya sudah nanti sambung lagi Nis.""Iya Mas, enggak ngintip, ya sudah nanti kabarin kalau sudah sarapan ya, Mas.""Iya Nis."Aku menyudahi dulu senyum-senyumnya, bisa saja Nisa meledekku, a
Read more
Mengajak Nikah
Aku harus mencari orang untuk sementara menggantikan karyawanku yang akan mudik hari senin nanti, Oh iya! Coba aku tanyakan saudaranya Nisa, mungkin saja ada yang mengganggur. Telepon atau ngomongnya kapan, ya? Hemm ... Sekarang aja kali, deh.Rencana akan bertemu Nisa lagi esok hari. Mungkin akan berbeda lagi dikarenakan anak-anaknya ikut semua. Wah! Harus siap dan bersikap dewasa lagi nih. "Nak, kenapa kamu tidak telepon Bapak!" Pesan masuk dari bapakku.Aduh Bapakku tiap hari menanyakan itu terus, jadinya aku malas menelponnya. Aku harus bilang apa, lagian sudah gak mungkin juga aku mau dengan gadis itu lagi. Semoga saja Bapak sadar dengan caraku seperti ini, supaya tidak menjodohkanku terus."Bunda, lagi apa?"Aku mengirim pesan dengan penuh cinta.Pesan dibalasnya dengan cepat."Lagi sama anak-anak nih, Ayah," balas Nisa."Besok jadi ketemuannya, Bun.""Ya, terserah Ayah, Bunda ikut saja."
Read more
Nafsu
Setelah menutup kios aku mengambil ponselku. Masuk pada aplikasi hijau dan mengklik histori chat paling atas, siapa lagi kalau bukan seseorang yang saat ini dekat denganku yaitu Nisa. Kemudian aku mengirimkan pesan hendak menanyakan kelanjutannya besok."Bunda kok belum ada kabar? Jadi bagaimana," pesan aku tambahkan emot harapan.Tidak lama kemudian masuk pesan balasan. "Maaf ya Ayah, tadi Bunda sibuk mempersiapkannya , dah gitu mau tahu enggak Yah, anakku yang Gadis ngambek ingin ikut juga, ini Bunda dari tadi membujuknya agar engggak usah ikut dan di rumah saja. Terus gimana Yah? Boleh enggak, soalnya kekeh mau ikut juga."Hemmm ... Ya sudah ajak saja Bun, tapi enggak apa-apa gitu tidurnya nanti, soalnya Ayah sewa kontrakannya kecil."Yah enggak masalah Ayah, yang penting bisa tidur, besok mau jemput jam berapa Yah atau Bunda naik mobil online saja." "Nah, bener tuh Bun, ide bagus naik online saja, jadi Ayah ya
Read more
DMCA.com Protection Status