BIARKAN DENDAMMU JADI CINTA

BIARKAN DENDAMMU JADI CINTA

Oleh:  Tisya Vishaka  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
3 Peringkat
18Bab
959Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Niat Aiden Woo mendekati Katarina Lee hanya untuk sebuah misi balas dendam, semua kejadian sudah direncanakan dengan kakaknya. Aiden bersama kakaknya merencanakan untuk menyakiti Katarina bagaimana keluarga Katarina dulu membuat ibunya merasakan sakit sampai ia meninggal. Semua rencana berjalan seperti yang mereka susun, namun setelah pertemuan Katarina dengan Lelaki yang bernama Daniel Soo yang hangat dan selalu membuat Katarina tersenyum ketika bersamanya, dan semua itu membuat Aiden Woo merasa ada sesuatu yang menggelitik hatinya, merasa tidak suka dengan kedekatan mereka, karena Aiden tahu sejak pertama Daniel melihat Katarina ada ketertarikan di mata Daniel. Apakah selama ini Aiden memang ada cinta untuk Katarina? Haruskah dia membuang semua dendamnya, apa mungkin kakaknya dan keluarga Katarina memberinya izin untuk bersama? Banyak kelakuan Aiden yang diluar sifatnya ketika Katarina dan Daniel bersama. Akankah Katarina kembali lagi pada Aiden atau menerima cintanya Daniel. Apakah Katarina bisa mengubur perasaannya kepada Aiden? Apakah keluarga mereka juga akan berbaikan? apakah dendamnya akan begitu saja terhapus?. terkadang Benci dan Cinta hanya terhalang oleh tirai yang sangat tipis.

Lihat lebih banyak
BIARKAN DENDAMMU JADI CINTA Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Dewi Hendrawati
Semangat kak, jangan terlalu lama update nya
2022-05-25 17:28:11
0
user avatar
Dewi Hendrawati
Lumayan seru
2022-04-12 05:34:08
0
user avatar
Dewi Hendrawati
Semoga disukai
2022-04-12 01:52:02
1
18 Bab
Mengajak kompetisi
Kehidupan Katarina Lee sungguh beruntung, terlahir dari keluarga Lee yang kaya dan terpandang, membuat gadis lain kadang merasa iri kepadanya, ditambah dia mempunyai seorang kakak Matteo Lee yang tampan dan sangat perhatian kepada sang adik satu-satunya itu. Belum lagi memiliki sahabat dan kekasih yang begitu mencintainya membuat kehidupan seorang Katarina sungguh sempurna. Memiliki darah seni seperti ibunya Mona Chou seorang desainer ternama, Katarina mahir dalam merancang pakaian, walaupun masih jauh dengan kemampuan sahabatnya Angela Shin, namun Katarina selalu menjadi yang terbaik setiap mengikuti kompetisi desain pakaian ataupun yang berhubungan dengan mode. “Katy, gimana perkembangan desainmu?” tanya Angela biasa memanggilku dengan sebutan Katy. Kali ini Katarina mengikuti kompetisi desain pakaian yang diadakan oleh perusahaan France mode yang sudah memiliki cabang perusahaan diberbagai negara, apabila terpilih menjadi desainer terbaik dalam kompetisi ini bukan saja nominal uan
Baca selengkapnya
Kakakku Mateo
Katarina Lee bisa memiliki apapun yang diinginkannya. Anak bungsu dari dua bersaudara itu terkenal manja namun kemandirannya yang mungkin sifatnya diturunkan dari ayahnya. Ketika dia menginginkan sesuatu dia akan berusaha keras untuk mencapai keinginnnya dengan usaha sendiri. Apalagi setelah bertemu dengan sahabatnya sekaligus rekan bisnisnya Angela, Katarina semakin tertantang untuk makin mandiri. Seperti sang kakak yang bisa lepas dari bayang-bayang nama ibunya dia juga bertekad untuk mengikuti jejak sang kakak. Ponsel pintarku berdering, saat ku lihat ada panggilan dari saudaraku Matteo. ‘Tumben dia nelpon’ pikirku heran, biasanya kakakku itu hanya mengirim pesan seperlunya. “Halo, tumben nih ada apa kak?” “Dek, ada waktu gak hari ini? ada yang mau kakak omongin." “Soal apa? Penting? sore nanti sih ada rencana mau ke rumah sakit.” “Ada apa kerumah sakit, kamu sakit de?” Terdengar suaranya cemas. "Sakit apa, Parah? Sekarang saja kakak antar kamu ya! Tunggu sebentar kakak baru ke
Baca selengkapnya
Aiden Si Misterius
Pukul tiga sore Aiden janji datang menjemputku di Montare KidsArt Center, sebuah tempat kursus seni yang difokuskan untuk membentuk keyakinan dan mengembangkan kemampuan anak dalam suasana belajar yang menyenangkan dan tanpa kompetisi. Aku menjadi pengajar disini setahun sebelum wisuda, aku sangat menikmati menjadi pengajar ditempat ini, dan juga ditempat ini pulalah aku dan Aiden dipertemukan. Aku duduk ditaman dekat pos penjaga, karena disini keamanannya ketat jadi setiap anak-anak akan dijemput mereka suka menunggu ditaman sambil bermain. Aiden sudah tahu kebiasaku duduk menunggu di kursi dekat ayunan. Pria tinggi tampan itu sudah membiusku sejak pertama kali bertemu, perhatiannya dan sikapnya membuat kehidupan ini semakin berwarna. “Hai cantik! Sendirian saja.” Sebuah suara merdu membuyarkan lamunanku. Aiden berdiri dibelakangku sambil tersenyum menggoda. Dia mendekatiku lalu tangannya mengusap rambut dan mengecup keningku. “Hai sayang. Loh kenapa gak nelpon saja kalau sudah sa
Baca selengkapnya
Ny Hong
Kami sampai didepan resepsionis Rumah Sakit, tangan kanan Aiden membawa buah tangan dan tangan kirinya menggenggam erat tangan ini. “Sore mbak, maaf saya mau mengunjungi Ny. Maria Hong, kalau boleh tahu dikamar berapa beliau dirawat ya?” Tanyanya kepada resepsionis jaga. “Sore juga pak, sebentar saya cek dulu. Ny. Hong berada dilantai tujuh ruang VVIP kamar tiga.” Jawab resepsionis tersenyum ramah. “Baik, Trimakasih.” “Sama-sama Pak!” Kami melangkah ke dalam lift menuju kamar yang dimaksud. Masih saja dia tidak melepaskan genggamannya. Kupandang wajahnya penuh tanya. Pikiranku bertanya-tanya ‘Ada apa dengan dia hari ini?’ Sesampainya didepan pintu kamar Aiden baru melepaskan genggamannya. Dia mengetuk pintu tapi tatapannya tidak lepas dari menatapku yang makin salah tingkah karena sikapnya. “Ya masuk!” suara seorang wanita menjawab ketukan. Aiden membuka pintu lalu menengok dulu kedalam untuk memastikan pasien yang berada didalam adalah yang kami tuju. “Aiden!” Ku dengar suara N
Baca selengkapnya
Menggenggam Tangan
“Bagaimana persiapan kompetisinya sudah selesai? Tinggal empat hari lagi penutupannya loh.” Aiden membuka pembicaraan setelah mobil melaju dari Rumah Sakit. “Hampir selesai, tinggal menambahkan sedikit aksesoris agar terlihat unik dan elegan.” jawabku sambil tersenyum bangga pada hasil karyaku itu. “Matteo tahu kamu memakai nama samaran untuk mengikuti kompetisi itu?” “Nggak, mungkin nanti saja kalau benar-benar aku jadi juara.” Aku terkekeh sambil meggaruk kepala yang tak gatal. “Kamu yakin akan menggunakan nama samaran?” “Yakin seratus persen untuk itu! karena aku yakin tidak susah untuk membuat penilai memilihku dengan bantuan ibuku, jika dia tahu itu aku.” “Baiklah semoga kali ini kamu beruntung!” Aiden tersenyum lalu menggenggam tanganku. Tak terasa kami sudah sampai ditempat parkiran apartemen. Kami keluar menuju lift, karena apartemen kami dilantai enam belas. Dia tak melepaskan genggaman tangannya ketika turun dari mobil. Semakin dekat dengan lantai yang kami tuju, geng
Baca selengkapnya
Rahasia Masa Lalu
Flashback “Kamu memilih dia daripada keluargamu ini? Kamu belum sadar juga, dulu keluarganya telah menghancurkan kehidupan orangtua kita, tapi kenapa kamu masih membelanya! Sebegitu dalamnya kah rasa cintamu pada wanita itu? Selama ini kau anggap aku ini apa?” ibuku berteriak penuh emosi. “Cara kamu memalukan! apa bedanya kamu dengan mereka? Aku muak dengan semuanya.” “Kamu akan pergi padanya?” ibuku berkata dengan nada sinis. “Jangan pernah menemuiku lagi, kita akhiri semuanya disini! Aku akan membawa anak-anak bersamaku.” “Jangan harap kamu bisa membawa mereka! Takkan ku biarkan itu terjadi! Kalau kau mau pergi, pergilah tanpa mereka! Jangan pernah tampakkan lagi wajahmu pada mereka. Kamu mengerti bagaimana aku.” Ibuku keluar dari kamarnya menuju ke garasi, lalu pergi dengan mobilnya entah kemana. Malam itu, pertama dan yang terakhir kalinya ku dengar orangtuaku bertengkar, aku ragu ayahku memiliki wanita lain, tapi akupun tak meragukan perkataan ibuku tadi. Kulihat ayah keluar
Baca selengkapnya
Orang Dari Masa Lalu
Aku pergi ke ruangan tempat aku mendesain pakaian untuk kompetisi, aku memikirkan perkataan Matteo tadi, ‘balas dendam, tapi pada siapa mereka akan balas dendam, cara apa yang akan mereka lakukan untuk membalaskan dendamnya, siapa mereka?’ batinku meracau tak menentu. Pertanyaan-pertanyaan itu memenuhi pikiranku. ‘Haruskah aku bertanya pada ibu? Atau aku minta tolong kepada Aiden untuk mencari tahu semua itu?’ Aku menimbang-nimbang apa yang harus aku lakukan. TRURTTTTT Ponselku bergetar, tanda ada panggilan masuk. Sengaja aku atur dalam mode senyap tanpa nada dering, ku lihat panggilan itu dari Aiden. “Hallo!” jawabku dengan lemas “Kamu kenapa? Apa terjadi sesuatu?” tanyanya cemas. Aku bingung, ingin mengatakan apa yang tadi aku dan Matteo perbincangkan, namun mulai darimana. “Aku baik-baik saja, cuma aku sedang bingung menemukan aksesoris yang cocok untuk pakaian ini.” aku berbohong, karena tak mungkin aku menceritakan tentang keluargaku yang penuh intrik ini. “Mau aku bantu me
Baca selengkapnya
Menerebos Masuk
Benar saja ketika pagi menjelang, samar ku dengar Aiden sudah adu mulut dengan kakakku diruang depan, Matteo menyebutnya pencuri karena berani masuk tanpa permisi ke apartemen orang. “Hei! Bagaimana kamu bisa masuk apartemen orang? DASAR CHEF BAJING*N!” Bentak Matteo dengan suara lantang. “Aku sudah bilang pada nona kecilmu kalau dia tidak keluar, aku akan masuk secara paksa dan membawanya pergi hari ini.” Balas Aiden makin lantang. Aku tak tahu apakah mereka sudah baku hantam atau hanya adu mulut saja. “ASTAGA!!!!” teriakku sambil bangun dari sofa diruang kerjaku, aku baru ingat apa yang dikatakan Aiden tadi malam. Aku lari keluar menghampiri dua pemuda yang sedang adu mulut. Aku kaget sampai mata dan mulutku terbuka lebar, disana kulihat dua pemuda itu sedang bergulat dan saling jambak seperti perkelahian wanita. Ingin rasanya aku tertawa, namun aku juga khawatir akan terjadi sesuatu yang lebih mengerikan. “HEI KALIAN!!!! BERHENTIII!!!!” Teriakku sambil lari menghampiri mereka un
Baca selengkapnya
Kecelakaan
Sesampainya di tempat parkir, ku dengar ponsel Aiden berbunyi namun dia tak lantas mengangkatnya, ada ragu dan cemas terpancar dari wajah tampannya. Sambil membuka bagasi mobilnya untuk menyimpan tas yang dia bawa, dia menolak panggilan tersebut. Dia menyimpan kembali ponselnya kedalam saku celana, beberapa kali ku dengar lagi suara panggilan, namun tetap ia abaikan, sampai mobil yang kami tumpangi melaju pun dia tetap bergeming. “Kenapa tak diangkat?” tanyaku heran. “Hanya orang iseng, dari semalam nelpon terus, tapi aku nggak kenal.” jawabnya, tapi ada kecemasan terlihat diwajahnya. “Kamu yakin??” Aku semakin fokus melihat ke arahnya, ada sedikit keraguan terbesit dihati. ‘Apa ada yang dia sembunyikan dariku?’ batinku berbisik. “Ya, aku sangat yakin! Sudah jangan hiraukan, aku sudah biasa menerima panggilan yang tak dikenal.” Dia menolehku sambil tersenyum, namun perkataannya itu seperti tidak menggambarkan pada sikapnya yang terlihat waspada. Aku yakin ada sesuatu yang dia semb
Baca selengkapnya
Paman Joo
Kendaraan yang kami kemudikan sudah mulai memasuki wilayah Greentown, sudah terasa udara yang sangat segar, sepanjang tepi jalan ditumbuhi oleh pohon pinus merah. Terlihat sebuah rumah sederhana dengan ornamen klasik sehingga terlihat menarik. Ada beberapa rumah yang ada di daerah ini, salah satunya rumah yang dituju Daniel. Jarak rumah Aiden dan rumah yang dikunjungi Daniel berdekatan bisa dikatakan mereka bertetanggaan. “Kamu sering kesini?” tanyaku pada Aiden. “Mungkin ini kedua kalinya aku berkunjung ke rumah ini.” jawabnya sambil memarkirkan mobilnya. Tapi ku lihat rumah ini sangat bersih seolah selalu terurus dengan baik. “Jadi selama ini ditempati oleh siapa?” tanyaku penasaran. Namun tak berapa lama datang seorang lelaki tua dari dalam rumah, mungkin umurnya sekitar enam puluh tahunan. “Selamat datang Tuan Aiden!” Sapanya seraya membungkukkan badan tanda menghormatinya. “Apa kabar paman Joo?” Aiden merangkul lelaki tua itu tanpa ragu, “lama tak jumpa, apa kamu baik-baik s
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status