Sayangilah Aku

Sayangilah Aku

Oleh:  Pricilia Kartika   On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 Peringkat
51Bab
2.9KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Kepergian sang ibu membuat Aarav menjadi sangat frustasi dan mati rasa akan hidup. Bahkan karena frustasi, dia hampir tenggelam dalam dunia gelap, selain itu, dia juga tidak pernah peduli lagi pada orang-orang di sekitarnya dan bahkan hubungannya dengan ayahnya pun juga mulai retak. Tidak ada kehangatan dan kasih sayang seperti dulu. Hingga suatu hari, Aarav bertemu dengan seorang gadis. Reina, gadis yang membuat hidup Aarav menjadi berubah dan membuatnya kembali tersenyum. Namun, saat Aarav hendak melamar Reina, tiba-tiba dia dikejutkan oleh sebuah kenyataan pahit bahwa ternyata Reina adalah adik kandungnya. Apa yang akan terjadi selanjutnya? Apakah Aarav bisa move on dengan Reina dan memaafkan kedua orang tuanya? Dan bagaimanakah nasib Aarav selanjutnya?

Lihat lebih banyak
Sayangilah Aku Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Tri Mei
semangat kak
2022-04-06 18:18:04
3
51 Bab
Bab 1. Kabar gembira
   Angga dan Vira sedang mengadakan pesta kecil untuk ulang tahun anak mereka Aarav yang kini baru saja menginjak usia 4 tahun.   Vira tersenyum menatap Aarav. Dia memotong kue ulang tahun berwarna cokelat tersebut dan menyuapi anaknya dengan kasih sayang.   "Selamat ulang tahun, Sayang!" ucapnya.   Aarav tersenyum senang.   "Makasih Ma!"   Di saat senang menghadapi pesta, tiba-tiba saja kepala Vira menjadi pusing. Badannya yang tadi baik-baik saja kini menjadi lemas tak berdaya. Sehingga tanpa sadar, dia mulai terjatuh dan pingsan.   ***   Angga sedang mengobrol bersama teman-temannya di pojokan sambil bercanda dan sesekali meminum segelas air. Di sela-sela obrolan, Angga mengalihkan pandangannya.    Deg!   Sorot matanya tertuju pada seorang wanita yang sedang tergeletak tak sadark
Baca selengkapnya
Bab 2. Pertengkaran
Vira sedang berbelanja di pasar bersama teman-temannya, karena haus. Mereka pun memutuskan untuk istirahat sembari meminum jus.   Kebetulan, Angga juga ada di sana sambil duduk manis bersama seorang wanita. Bahkan mereka terlihat sangat dekat. Dia mengusap wajahnya sambil tersenyum.   Melihat hal itu, Bianca, teman Vira menyenggol lengan Vira sambil bertanya, ''Itu bukannya suamimu?"   Vira tersenyum mengangguk. Awalnya dia merasa biasa saja bahkan senang karena melihat suaminya ada di sini. Namun semakin lama, dia menjadi gelisah. Apalagi saat melihat wanita yang ada di samping sang suami. Hatinya hancur melihat kemesraan dua pasangan tersebut. Karena penasaran bercampur sakit hati, Vira pun beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri Angga.   "Mas, dia siapa?" tanya Vira dengan suara serak, menahan tangisnya.   Deg   Angga yang tadinya santai kini menjadi
Baca selengkapnya
Bab 3. Sedih
   Semenjak kepergian sang ibu, Aarav menjadi terpuruk. Dia sangat sedih. Apalagi, ayahnya juga sering mendiamkannya, bahkan pergi keluar rumah. Jarang sekali pulang. Membuat Aarav semakin kesepian.   Karena stres, Aarav menjadi sering menghabiskan waktunya di kamar. Mengurung diri dari keramaian. Bahkan dari teman-temannya. Kegelapan yang tadinya adalah hal yang menakutkan bagi Aarav, sekarang adalah hal yang paling menenangkannya. Kesunyian ini benar-benar indah meski harus dihiasi dengan tangis.   tok tok tok   Mendengar suara ketukan pintu, Aarav pun segera menghapus air matanya dan beranjak dari kasurnya kemudian membuka pintu. Dia melihat Ana, bibinya, sedang berdiri sambil membawa nampan yang terdapat makanan.   Ana tersenyum menatap Aarav.   "Aarav, ayo makan. Ini sudah malam, kamu belum makan dari pagi. Ayo makanlah nanti kamu bisa sakit. Baiklah kalau kamu tid
Baca selengkapnya
Bab 4. Hancur
     Aarav pulang ke rumah. Sesampainya di sana, dia bergegas pergi menemui ayahnya karena tidak sabar menahan rasa rindunya setelah lama tidak bertemu dengan orang tua. Ingin menghabiskan waktu bersama sang ayah meski hanya sebentar. Namun saat dia hendak membuka pintu, samar-samar dia mendengar suara aneh dari balik pintu.   Karena penasaran, Aarav pun segera membuka pintu kamar untuk mengetahui apa yang sedang terjadi. Dan ....   Deg   Mata Aarav melotot terkejut tak percaya melihat apa yang ada di depannya saat ini. Tangisannya tumpah membasahi pipinya. Bagai ditusuk seribu duri, hati Aarav kini menjadi hancur melihat ayah yang dia sayangi bersama seorang wanita selain ibunya dalam satu ranjang.    "Tidak ... Aku pasti lagi halu," ucap Aarav sambil menggelengkan kepalanya dan menepuk pipinya, berusaha untuk menyakinkan dirinya sendiri bahwa itu salah.   Me
Baca selengkapnya
Bab 5. Keretakan
   Aarav berjalan sempoyongan. Dia tidak bisa mengontrol tubuhnya sendiri akibat kehilangan kesadaran setelah meminum banyak alkohol.   Di tengah jalan, Aarav terkejut melihat sebuah mobil datang melaju cepat ke arahnya. Sebisa mungkin, dia segera berlari menghindari mobil tersebut, tapi tidak bisa. Mobil itu justru berhenti saat Aarav hendak melarikan diri.    Sesaat Aarav terdiam. Dia melihat plat mobil yang tak asing di depannya ini.    _Ceklek_   Seorang pria turun dari mobil. Dia membuka kaca mata hitam yang dipakai dan meletakkannya di saku, kemudian berjalan menghampiri Aarav.   Aarav mengedipkan matanya. Dia berusaha menyadarkan dirinya sendiri dari mabuknya itu sembari melihat pria yang sekarang ada di dekatnya.   Sebelum kesadaran Aarav terkumpul. Tiba-tiba saja pria itu menjewer telinga Aarav sehingga membuatnya kesakitan.
Baca selengkapnya
Bab 6. Diam-diam
     Aarav sedang duduk di kelas sambil membaca buku IPA, mata pelajaran kesukaannya apalagi tentang materi biologi.   Di saat sedang santai belajar, tiba-tiba Dennis datang dan memukulnya tanpa alasan, membuat Aarav merasa kesakitan. Dia memegangi bahunya yang terasa perih itu dan menatap Dennis dengan ketakutan. Jantungnya berdetak kencang merasa gugup dan kakinya gemetar. Keringat dingin mengucur membasahi rambut hingga tubuhnya.   Aarav menjadi sangat gugup. Apalagi saat Dennis melempar sebuah buku ke arahnya sambil tersenyum licik.   "Hei culun, tolong kerjain tugasku!" pinta Dennis dengan kasar pada Aarav.   Aarav hanya diam. Dia berusaha menolak permintaannya itu dengan menggelengkan kepalanya.   "Maaf, aku tidak bisa. Aku lagi sibuk soalnya, lebih baik kamu belajar mengerjakan soalnya sendiri," tolaknya halus.    Dennis memandang A
Baca selengkapnya
Bab 7. Rayuan
    Ana sedang membersihkan ruang keluarga. Di sana dia melihat Angga sedang duduk sambil fokus bekerja dengan menggunakan laptopnya. Dia terus mengamati majikannya itu sambil menyapu lantai. Samar-samar, saat sedang menyapu, tanpa disengaja Ana mendengar percakapan Angga yang sedang bertelepon.  Suara Angga saat itu terdengar sangat emosi dan cemas, membuat Ana menjadi penasaran akan percakapan mereka. Karena penasaran, dia pun mencoba untuk menguping pembicaraan Angga di belakang sofa sambil pura-pura menyapu agar tidak menimbulkan rasa curiga. "Apa? Aku gak bisa ke sana. Aku lagi sibuk. Lain kali saja," tolak Angga pada si penelpon. "Tidak bisa, Pak. Anda harus datang. Ada hal penting yang harus saya bicarakan," desak penelpon.  Angga memegang dahinya dan menundukkan tatapannya. Dia mengembuskan napasnya kemudian melanjutkan obrolannya. "Baiklah kalau begitu. Saya akan ke sana," pungkas Angga. Dia lalu mematikan
Baca selengkapnya
Bab 8. Masa lalu
Angga sedang duduk makan malam bersama Aarav. Seperti biasa, mereka hanya diam dan memakan makanannya tanpa berkata apa-apa. Sikap dingin mereka membuat suasana menjadi sunyi. Aarav memakan makanannya dengan lahap kemudian pergi begitu saja tanpa sepatah katapun. Angga yang melihatnya merasa kesal. Dia memandang kepergian Aarav dan menggelengkan kepalanya pelan kemudian melanjutkan makannya. Selesai makan, Angga pergi ke ruang kerjanya. Di sana di lantas membuka laptopnya dan segera membuka berkas-berkas yang ada di dalamnya kemudian menyelesaikan kekurangan pekerjaannya tadi sore. Angga mengerjakan pekerjaannya dengan fokus dan cepat diiringi dengan pertanyaan dan bayangan akan sosok wanita yang tadi dia temui. Wanita itu benar-benar telah membuat Angga menjadi gelisah. Dengan perasaan kesal. Angga menggerakkan bola matanya ke kanan atas sembari berpikir mengingat apa yang terjadi padanya waktu itu.#FlashbackAngga mera
Baca selengkapnya
Bab 9. Diam-diam (2)
Aarav berangkat ke sekolah. Sesampainya di sana, dia segera memakirkan motornya dan melepas helmnya. Kemudian merapikan seragamnya sejenak. Sekilas Aarav memandangi bunga-bunga yang ada di halaman sekolah sambil tersenyum kecil.Aldo, teman Aarav datang menghampirinya dan menepuk bahunya.Aarav berbalik dan menatap Aldo sambil tersenyum kecil."Iya? Ada apa?""Ayo berangkat ke kelas sama aku!" ajak Aldo. "Baik!'Aldo pun menggenggam tangan Aarav dan mengajaknya masuk ke kelas bersama.***Saat istirahat, Tiara jajan di kantin bersama Annisa.Bisa dikatakan, Tiara dan Annisa Mereka berdua adalah sahabat dekat, setiap hari, bahkan setiap saat mereka selalu bersama. Dimana ada Annisa disitu pasti ada Tiada. Kadang karena kedekatan mereka, mereka sering disebut saudara yang tak terpisahkan.Tiara memandangi sate yang ada di depannya. Dia memegang sate tersebut kemudian pergi menemui ibu kantin
Baca selengkapnya
Bab 10. Penolakan
Sesampainya di rumah, Tiara berterimakasih pada Aldo karena mau mengantarkannya pulang. Sedangkan Aldo hanya diam dan tersenyum, dia kemudian pamit pergi.Di perjalanan, Aldo terus saja tersenyum. Hatinya merasa lega dan bahagia bisa mengantarkan Tiara pulang ke rumah dengan motornya itu. Dia begitu bahagia bisa dekat dengannya meski hanya sekedar boncengan motor, seolah sedang memadu kasih. Hujan yang turun deras membuat cinta ini semakin terasa indah.Aldo tersenyum memejamkan matanya dan menikmati setiap tetes air hujan yang membasahi wajahnya sambil bergumam, "Aku suka kamu, Tiara.''Dia yang tidak bisa menahan perasaannya itu pun memutuskan untuk mengungkapkan perasaannya di kampus besok.***Tiara dan Annisa sedang mengobrol bersama di kelas. Sekilas, Tiara mengalihkan perhatiannya dari Annisa dengan memandangi kelas Aarav. Matanya masih setia menunggu kedatangan Aarav di kelasnya. "Apa yang kau lakukan?" tany
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status