Karma pahit seorang pelakor

Karma pahit seorang pelakor

Oleh:  Agita vanesa meirosy  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
4 Peringkat
117Bab
5.6KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Saat muda dia rebut suami sahabatnya, dia kuasai hartanya, dia ambil anaknya. Saat tua dia menuai karma. Namanya Sumini, matanya tak lagi awas, kakinya pun lumpuh, dan dia harus hidup sebatang kara. Hidupnya penuh dengan penderitaan, mungkinkah ini takdir, atau karma yang harus dia tanggung.

Lihat lebih banyak
Karma pahit seorang pelakor Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Agus Irawan
Hai kak mampir juga ke Novelku yuuk. judul " Kembang Desa Sang Miliarder" pena" Agus Irawan.
2023-03-30 20:18:38
0
user avatar
Agita vanesa meirosy
Dalam cerita ini mempunyai banyak sekali pelajaran yang bisa kita ambil.
2022-07-27 20:37:14
0
user avatar
Agita vanesa meirosy
cerita ini mengisahkan tentang wanita tua yang hidup seorang diri dengan segala keterbatasannya.
2022-04-29 11:44:02
0
user avatar
Agita vanesa meirosy
cerita ini mengisahkan tentang wanita tua yang hidup sendiri.
2022-04-29 11:43:09
0
117 Bab
Mbah Sumini
Namanya mbah Sumini, rumahnya tepat berada disamping rumahku.Terkadang aku akan sangat marah setiap kali anakku main ke sana, lalu saat ku panggil untuk pulang, mbah Sum akan mencegahnya dengan berkata,“Jangan didengerin ibumu, ibumu itu bisanya marah-marah saja, kalau kamu pulang nanti malah dimarahin. Sudah disini saja, sama nunggu es puter lewat, nanti beli dua ya, satu Nella, satu untuk embah.”Anak kecil mana yang tidak luluh dengan bujukan seperti itu.Kalau sudah seperti itu, anakku selalu menangis jika ku ajak pulang dengan paksa, walau sebenarnya aku memanggilnya untuk pulang bukan tanpa alasan. Mungkin saja waktu itu hari sudah gelap, atau waktunya dia makan, atau mungkin waktunya mandi tapi dia belum mandi.Dan hal itu terus berupang, anakku sangat suka dirumah mbah Sum. Mungkin karena dirumah mbah Sum anakku sepenuhnya mendapat perhatian, sehingga dia nyaman disaat dirumah aku masih melakukan kegiatan rumah yang lain.
Baca selengkapnya
Nelangsa
Hari ini aku masak spesial, opor ayam kampung pedes, sama soto ayam kampung untuk Nella.Ayam peliharaan bapak memang cukup banyak, itu pun dilepas begitu saja tanpa kawatir diambil orang, mereka mencari makanananya sendiri, sehingga tidak perlu memberi pakan terlalu banyak kalau sore ayam-ayam itu biasanya pulang sendiri, seolah sudah hafal jalan pulangnya.Aku melihat kearah jam yang ternyata sudah menunjukkan pukul sembilan pagi. Nella kebetulan ikut ibu ke pasar. Aku tidak perlu kawatir mereka sudah makan apa belum, karena kalau kepasar, ibu pasti akan mengajak Nella mampir ke warung langganan kita. Dari dulu sejak aku masih sekecil Nella, setiap kali kepasar ibu akan mengajak mampir ke warung itu, namanya warung Lumintu, dengan menu andalah iwak srondengnya. Iwak srondeng sendiri adalah dendeng daging yang dikasih srondeng kelapa. Sekarang sudah generasi kedua, namun rasa masakannya masih tetap sama, sama sekali tak berubah.Makanan sudah siap, rumah sudah
Baca selengkapnya
Cerita ibu
  Matahari sudah sangat tinggi, tak seperti biasa, kulihat Rumah mbah Sum masih tertutup rapat.Padahal biasanya jam segini mbah Sum berjemur didepan rumah sambil menunggu orang lewat.Bahkan tadi, ketika pembantu anaknya mengantarkan makanan pun tak terdengar suara keluh kesah mbah Sum seperti biasa, orang itupun langsung pulang.Sebenarnya, orang kepercayaan anaknya yang selalu disuruh mengurus makan dan kebutuhan mbah Sum lainnya itu, memang tak pernah berlama-lama dirumah mbah Sum, setelah menaruh makanan, pasti langsung pulang, tanpa perduli dengan kondisi dan juga keluh kesah yang terdengar. Entah mungkin karena jijik melihat kondisi mbah Sum yang terkadang bau pesing karena pipis yang berceceran sebelum berhasil mencapai kamar mandi, atau karena jengah mendengar keluh kesah wanita tua itu.Semua dilakukan sekedarnya, mungkin merasa tak ada ikatan, tak punya kewajiban, atau hanya menghindari gunjingan tetangga karena tuduha
Baca selengkapnya
Flasback
  Flasback.Sumber bening adalah sebuah desa yang masih sangat asri, sumber airnya tak pernah kering walau dimusim kemarau. Mungkin karena itu desa ini diberi nama Sumber bening. Desa yang tenang dan nyaman, serta sumber alamnya yang melimpah.Masyarakat disini sebagian besar bekerja sebagai buruh diperkebunan kopi milik ki dhemang Raharjo, atau biasa juga dipanggil ki Harjo.Saking luasnya perkebunan tersebut, membuat kampung ini dijuluki sebagai kampung kopi.Masyarakatnya ramah-ramah, hidup dengan rukun dan saling gotong royong.Ki Harjo adalah sosok lelaki yang tegas, namun baik, terlihat keras namun berhati lembut. Pekerjakeras dan memiliki disiplin yang tinggi.Namun demikian, ki Harjo dikelilingi orang-orang yang tamak.Ki harjo memiliki keponakan sekaligus orang kepercayaan untuk membantu menjalankan perkebunan kopi tersebut, namanya Tukiman, lelaki lugu namun cerdas.Kerjanya bagus, cekatan, d
Baca selengkapnya
Semangat baru untuk Sumini
Sudah dua hari, Sumini dan ibunya, Mursiyem berada di desa Sumber bening.Sumini dan ibunya tinggal di rumah belakang ki Harjo.Rumah yang memang diperuntukan untuk para pekerja dirumah utama.Hari ini Sumini akan mulai bekerja di perkebunan, sedang ibunya akan membantu pekerjaan dirumah utama.Sekaligus menemani nyi Saminah yang selalu merasa kesepian karena anak dan cucunya yang tinggal jauh di luar kota.Hari masih sangat pagi, namun Sumini sudah terlihat cantik dan rapi. Rambutnya disanggul sederhana, ditambah perbaduan baju yang pas untuk tubuh sintalnya, membuatnya semakin sedap dipandang mata. Kalau sudah begini, lelaki mana yang tidak tertarik dengannya?"Walah Sum, ini masih jam berapa? kamu kok sudah cantik, rapi begini?""Hari ini kan hari pertama Sumi kerja mak, masak harus telat sih? setidaknya kan Sumu harus memberikan kesan pertama yang baik.""Ya tapi kamu ini kerjanya dikebun nduk, bukan dikantor desa, atau dis
Baca selengkapnya
Patah hati
Sumini, gadis dengan kulit sawo matang, rambutnya ikal, namun memiliki tubuh yang sintal.Usianya sudah berada diakhir 20n, namun belum juga menikah, padahal diwaktu itu, teman seusianya rata-rata sudah memiliki anak yang beranjak remaja. Sangat tabu di masyarakat umum anak gadis yang belum menikah diusia segitu, karena umumnya, pada masa itu rata-rata perempuan menikah diusia 15-17tahun. Jika lebih dari itu dan belum juga menikah, maka harus siap jika sebutan perawan tua diberikan kepadanya.Sumini memang tidak terlalu cantik, namun memiliki lekuk tubuh yang menarik. Tuhan menganugerahi bentuk tubuh yang di idam-idamkan banyak wanita kepadanya.Sehingga sering kali digoda lelaki iseng, itu sebabnya banyak wanita yang tak menyukainya, atau mungkin juga karena sikapnya yang acuh dan tak mudah bergaul. Sumini lebih memilih untuk menyendiri dari pada bergaul. Karena sejak kecil, Sumini selalu mendapatkan perlakuan kurang baik dari sekitarnya.Sudah hampir se
Baca selengkapnya
Teman baru
Sudah hampir seminggu Sumini terbaring sakit,Semenjak dia tahu kenyataan bahwa sang pujaan hati ternyata sudah beristri,dunia Sumini tak lagi sama.Dia berubah menjadi pendiam.mengurung diri didalam kamar berhari-hari, hanya untuk menangis pedih. Harapan Sumini yang sudah terlanjur membumbung tinggi, kini hancur berserakan. Hatinya pecah, harapannya musnah.Mak Siyem pun kawatir dengan apa yang menimpa Sumini,setiap kali ditanya, Sumini hanya menjawab ingin sendiri.hingga akhirnya Dia menceritakan semua ini kepada nyi Saminah, tak sanggup rasanya dia melihat putri kesayangannya menjadi seperti ini. Seakan hilang arah, tak punya lagi semangat untuk hidup. Mak Siyem prihatin, ini adalah pertama kalinya Sumini jatuh cinta, lalu seketika harus dipatahkan oleh kenyataan. Hatinya ikut sakit, membayangkan kisah masalalunya hatus terulang kepada Sumini.Merasa kawatir dengan apa yang diceritakan mak Siyem, nyi Saminah pun megusulk
Baca selengkapnya
Identitas Menik
Mendengar penuturan ibunya, Sumini merasa mempunyai semangat baru. dia merasa kembali mempunyai harapan, hati yang telah layu, seakan mulai bersemi kembali.Hari ini dia kembali kerja dengan penuh semangat. seumur hidup Dia tak pernah merasakan perasaan ingin memiliki kepada seseorang sebesar ini sebelumnya, sehingga Sumini merasa harus memperjuangkan perasaan ini. Lagi pula, bukankah benar, agamanya pun tak melarang seorang laki-laki memiliki istri lebih dari satu?"Kalaupun memang takdirku tak bisa memilikimu seutuhnya, aku rela kang untuk berbagi, asalkan aku bisa menjadi istri sahmu. Aku berjanji akan berjuang, melakukan apapun untuk mendapatkanmu."Tekad Sumini.***Sumini rela menebalkan muka kepada Tukiman, penolakan halus yang terus dia dapatkan, tak membuat semangatnya surut. Justru tekadnya semakin kuat, rasanya cintanya semakin besar, kekagumannya kepada Tukiman, lelaki yang begitu setia itu seolah seperti pupuk yang membuat perasaanya s
Baca selengkapnya
Tragedi
"Sudah to nduk, sudah! Jangan nangis terus, emak juga ikut sedih lihat kamu seperti ini."Mak Siyem mencoba menenangkan Sumini, semenjak mengetahui kenyataan bahwa Tukiman ternyata adalah suami Menik, Sumini seolah kehilangan harapan. Kenyataan menamparnya dengan begitu keras, sehingga hatinya hancur tak berbentuk. Berkali-kali dia merutukki nasib yang tak pernah berpihak kepadanya."Selama ini mak, aku berfikir mereka itu sama-sama keponakanya ki Harjo karena saudara, ternyata mereka keponakanya ki Harjo karena suami istri, sakit hatiku mak, sakit! Kenapa sejak awal Menik tidak pernah cerita? perasaanku kepada Mas Tukiman sudah terlanjur dalam mak. Harapanku sudah terlanjur besar!"Mak Siyem hanya mampu terdiam sekaligus merasa bersalah, karena dulu dia yang membawa Menik datang kerumah ini. Seandainya saja Sumini tidak pernah mengenal Menik, mungkin rasa sakitnya tidak sesakit ini,tidak harus menanggung rasa bersalah ketika dia berjuang merebut hati Tukiman. M
Baca selengkapnya
Hancurnya hati Menik
"Bune, tolong suruh orang buat manggil Menik kesini!"Lelaki tua itu terlihat begitu marah, wajahnya memerah hingga memperlihatkan urat-uratnya. Rasa marah serta malu bercampur menjadi satu. Tidak pernah sekalipun dia menyangka, bahwa keponakan yang lugu dan pendiam, keponakannya yang dia kenal jujur, keponakan yang dia rawat dari kecil, bisa mencoreng wajahnya dengan perbuatan sehina itu."Enggeh pak."Saut nyi Saminah dengan kepala tertunduk. Tangan wanita iti terlihat gemetar, selama dia menikah dengan ki Harjo, tak pernah sekalipun dia melihat suaminya itu semarah saat ini."Pak lek, ini semua fitnah pak lek, saya bisa jelaskan.""Diam kamu Man! Bikin malu saja! Apalagi yang mau kamu jelaskan? hari masih pagi, bahkan matahari saja belum muncul, dan kamu sedang tidur dirumah perempuan tanpa baju? sekarang kamu masih mau ngelak? Paklek bener-bener kecewa sama kamu Man! Sama sekali pak lek tidak menyangka bahwa kamu tega melempar kotoran di muka p
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status