BAU MASAKAN DI TENGAH HUTAN

BAU MASAKAN DI TENGAH HUTAN

Oleh:  Eka Fitriani  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
9 Peringkat
35Bab
11.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Tania, selalu di ganggu dengan bau masakan yang menyengat di tengah malam. kemunculan bau itu di ikuti hadirnya mahluk mengerikan yang selalu mengganggunya.

Lihat lebih banyak
BAU MASAKAN DI TENGAH HUTAN Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Virana Dewi
cerita yang bagus, berakhir sempurna
2024-03-20 01:06:49
0
user avatar
Mita aaGBN
ceritanya bagus
2024-02-09 20:41:22
0
user avatar
TintaSepi84
cerita yg baik.Sgt bgs.Akhirnya selesai mbaca nya.Jln crita dn pnjelasan sgt baik.Smangat lg Thor pd karya berikutnya.......slm dr malaysia.
2023-12-03 19:27:40
1
user avatar
Rmdni
izin promo thor. Genre: Fantasi Lokal, Fiksi Lokal. judul: Legenda: Nusantara akan memuat hal hal berbau legenda, cerita rakyat, mitos mitos lokal Nusantara. jangan lupa mampir ya buat baca ...
2022-05-24 23:45:02
1
default avatar
puput_pml
kapan lagi up cerita nya...?
2022-04-19 13:57:31
1
default avatar
puput_pml
ceritanya bagus, seperti kisah nyata
2022-04-19 13:13:34
1
user avatar
Zhu Phi
Keren ceritanya
2022-04-17 22:10:30
1
user avatar
Amy Sity
apakah ini cerita nyata kak?
2022-03-26 17:21:15
1
user avatar
Eka Fitri Ani
......... keren
2022-03-18 22:47:33
0
35 Bab
BAB 1
"Mas, bangun!" Aku membangunkan mas Zaki, yang tidur di sebelah kanan ku.Mendengar suaraku, dia terlihat sedikit kaget dengan membuka matanya perlahan. "Kenapa, Dek?" Tanyanya dengan nada yang terdengar khawatir."Tengah malam seperti ini siapa yang sedang masak ya Mas?"Aku menatap mas Zaki yang sedikit berpikir, dengan mata melirik kekanan dan kekiri. Jujur saja saat ini hatiku di landa kecemasan yang luar biasa.Aku merasa takut yang teramat, bulu kudu merinding setiap kali tercium aroma masakan seperti saat ini. Terlebih pada saat tengah malam seperti kali ini."Tetangga dekat kebun sebelah mungkin Dek." tangannya menunjuk arah yang dia maksudkan. "mungkin lagi masak untuk besok pagi, ayo tidur lagi Dek, aku masih ngantuk berat ini." Mas Zaki mengajak aku untuk kembali tidur, namun aku tidak menurutinya.Kubiarkan Mas Zaki kembali tidur, terdengar dengkuran halus darinya. Secepat kilat dia kembali mengarungi mimpi yang terjeda, sebab karena terusik olehku.Rasa penasaran belum jug
Baca selengkapnya
BAB 2
Bab. 02.Suara kuku tajam mengaruk dinding pondok ini, lebih tepatnya di luar kamar ini. Aku bergidik ketika kembali mendengar benda tajam menggores papan kayu.Kkreet ... kreettt ....!Ini kali pertama aku mendengar suara mirip benda tajam yang sengaja digoreskan lalu di tarik. Jantungku berdetak naik turun, rasanya begitu takut.Baru sebentar saja bisa sedikit lega, sebab bau yang mengganggu tadi telah hilang, kini muncul kembali gangguan lain yang lebih menegangkan.Aku urungkan niat untuk membangunkan mas Zaki, kemungkinan besar dia akan marah kembali seperti tadi.Kenapa malam ini begitu terasa lama, mungkin aku terlalu gelisah karena takut atau memang waktu yang tidak bergerak sejak tadi.Kkreet ... Kkreet ... Kkreet!Aku terperanjat ketika dinding kayu di sebelahku berderit dan sedikit memantulkan getar-getar samar.Kini degup jantungku berdetak lebih kuat, panas dingin hawa di kamar ini menjalar ke beberapa bagian tengkuk leher dan persendian.Alih-alih menghilang, suara itu j
Baca selengkapnya
BAB 3
BAU MASAKAN DI TENGAH HUTAN03.Menjelang fajar aku bergegas turun untuk membuatkan sarapan, terlihat mas Zaki tengah sibuk dengan berbagai macam benda yang entah apa namanya, karena aku tidak begitu tau.Sudah menjadi pekerjaannya setiap menjelang pagi seperti ini mempersiapkan berbagai macam pekakas seperti pisau sadap dan lain sebagainya yang berhubungan dengan perkejaanya sebagai penderes getah karet."Mas mau sarapan apa pagi ini?""Terserah kamu saja." Jawabnya tanpa menoleh.Aku bergegas ke dapur untuk membuat menu sederhana yang biasa aku buat. Di luar rumah langit masih terlihat gelap bercampur cahaya oranye aku bisa melihat jelas sebab ada beberapa dinding yang berlubang.Mengingat pagi sudah semakin dekat aku memilih sarapan sederhana yang mudah dan cepat. Tidak butuh waktu lama, cukup lima belas menit saja nasi goreng buatanku sudah matang."Mas, masakannya sudah siap." Aku memanggil mas Zaki."Iya, tunggu sebentar." Teriaknya dari lantai dua pondok kayu ini.Sambil menung
Baca selengkapnya
BAB 4
BAU MASAKAN DI TENGAH HUTAN04.Sejak kejadian siang tadi, aku hanya diam mengurung diri di dalam kamar. Menahan lapar dan haus hanya karena takut jika sewaktu-waktu pemilik kuku dan telapak kaki misterius itu muncul tiba-tiba.Hari sudah mulai sore, tapi mas Zaki belum juga pulang. Di dalam ruangan yang tidak begitu luas seperti ini, lama-lama membuat bosan.Ragu-ragu aku membuka jendela kamar. Menghirup udara segar yang tertiup dari luar memberikan suasana hati sedikit tenang. Selama disini tidak banyak aktivitas yang bisa dilakukan hanya sekedar memasak dan bereskan pondok kecil dua lantai ini.Deru langkah kaki terdengar menginjak daun-daun kering dari arah jalan. Aku mengintip, memastikan siapa yang datang. Senyumku mengembang, ketika melihat mas Zaki sudah pulang.Aku berjalan sedikit berlari menuruni tangga, menyambutnya kedatangannya dengan.senang."Assalamualaikum." Suara mas Zaki mengucapkan salam."Wa'alaikumsalam.""Maaf ya pulangnya kesorean." Ucapnya tulus."Gak apa-apa
Baca selengkapnya
BAB 5
BAU MASAKAN DI TENGAH HUTAN05.Sorot lampu motor, sekilas menyinari, seseorang yang berada di pintu rumah itu. Aku memperjelas penglihatan ini, ketika motor yang kami kendarai melintas tepat di depannya.Sosok laki-laki kurus berperawakan tinggi dan mengenakan baju serba hitam, tengah berdiri dan. "Aaaaa ....!" Aku berteriak sekencang mungkin dan menutup wajah dengan kedua telapak tangan.Mas Zaki terkekeh geli mendengar teriakanku. "mangkanya, nurut kalo di kasih tau. jangan ngeyel." Ucapnya meledek."Gak lucu tau." Aku mencerbikkan bibi, merasa kesal dengan suamiku itu. "Mas, yang tadi aku lihat itu orang atau bukan?" Tanyaku lagi."Demit.""Demit?" Tanyaku kembali."Iya, apa lagi kalo bukan demit. Rumah itu sudah puluhan tahun tidak ada yang menghuni." Aku terkejut dengan penjelasan mas Zaki. Aku bergidik ketika mengingat kembali sosok yang menyerupai manusi tadi. Seorang laki-laki dengan tubuh tergantung di tengah pintu, bola mata yang terbelalak dengan lidah menjulur.Sesekali
Baca selengkapnya
BAB 6
BAU MASAKAN DI TENGAH HUTAN06.Mas Zaki menarik tubuh ini menjauh dari depan pintu. Jantungku berdebar, tangan dan kaki masih sedikit gemetar."Mahluk apa itu mas?" Aku bertanya dengan terbata-bata.Belum sempat mas Zaki menjawab, terdengar suara mahluk itu melompat ke atap ini, berjalan kesana kemari di atas sana. Aku menatap mas Zaki dengan wajah takut.Suamiku itu berjalan menuju jendela, menyibakkan tirai dan mengintip keluar. "Sini dek." Menyuruhku untuk mendekat.Dengan langkah gemetar aku berjalan menuruti perintahnya. Dari balik jendela aku melihat makhluk yang begitu menyeramkan dan sangat menakutkan.Matanya begitu tajam menatap ke arah kami, tubuh hitam penuh bulu itu kembali melompat dan bergelantungan dari satu pohon ke pohon yang lain.Kikikik ... Kikikik ...."Astaghfirullah. Mahluk apa itu mas.""Itu namanya ...." Mas Zaki menghentikan ucapannya. "Ah, besok saja aku beritahu." Sambungnya lagi.Hening, kami sama-sama terdiam dengan pikiran masing-masing. "Apa yang memb
Baca selengkapnya
BAB 7
Angin kencang di luar sana begitu riuh, suara gemuruh angin beradu dengan bunyi ranting dan daun yang berhamburan. Gelapnya malam dan dinginnya angin menggambarkan kesunyian di tempat ini.Ranting-ranting yang terhempas mengenai atap memantulkan bunyi dentuman. Malam ini terasa sangat dingin, aku menarik selimut untuk menutupi separuh tubuh.Sejak pagi tadi mas Zaki belum juga kembali, sudah di hubungi berkali-kali akan tetapi tidak aktif dan selalu diluar jangkauan.Teringat akan nomor misterius yang tadi bicara mengancam membuatku tidak nyaman, padahal seingatku di sini tidak pernah sekalipun bermasalah dengan siapapun.Ini pengalaman pertama untukku di dalam bangunan yang berada di tengah hutan dan baru kali ini aku di tinggal lama oleh mas Zaki. Bukan tidak takut, tapi ini semua karena salahku sendiri yang tidak mau ikut ketika tadi pagi di ajak pergi.Mata rasanya sudah sangat mengantuk tidak sanggup lagi menunggu kepulangan mas Zaki, lagipula suamiku selalu membawa kunci cadangan
Baca selengkapnya
BAB 8
.Semenjak kejadian mimpi itu, aku semakin takut dan rasanya ingin segera pergi dari tempat ini. Akan tetapi mas Zaki menolak saat aku menyampaikan usulanku untuk membangun rumah di kota.Alasannya belum mendapat pekerjaan yang cocok untuk mengurus perkebunan miliknya. Tidak ada alasan untukku membangkang kepada keputusan mas Zaki.Meskipun sudah menceritakan kejadian yang aku alami, dari bau masakan hingga teror mahluk yang mengerikan, bahkan telpon misterius dan mimpi aneh yang terjadi beberapa waktu lalu.Menurutnya itu hanyalah tahayul, halusinasi semata. Meskipun sudah menunjukkan batu berukuran kecil berwarna hitam yang di berikan oleh gadis yang bernama Bainong di dalam mimpi.Seperti biasa aku berada di rumah seorang diri, karena hari ini mas Zaki pergi memanen buah kelapa sawit. Dia berangkat sejak pagi bersama kedua rekannya.Melihat halaman rumah berserakan dengan daun-daun kering aku bergegas membersihkannya. Aku menoleh saat mendengar suara motor yang mendekati pondok.Ter
Baca selengkapnya
BAB 9
Suara tawa mahluk berbulu itu datang kembali. Aku menoleh ke arah mas Zaki yang mudah sekali tertidur baru saja dia bangun sekarang sudah mendengkur.Dengan perasaan takut aku berjalan menuju jendela kamar ini, tanpa berpikir panjang lagi aku menyibakkan gorden melihat siapa gerangan tertawa malam-malam seperti ini.Cahaya bulan menerangi gelapnya malam di luar rumah. Remang-remang masih bisa aku melihat meskipun samar. Dengan penuh kewaspadaan aku terus mencari dari kanan dan kekiri seterusnya sampai akhirnya mata ini menangkap sesuatu.Bayangan hitam tengah berdiri membelakangi ku dibawah sinar rembulan, dia berjalan terseok-seok Lalau membalikan badannya ke arahku. Mataku membulat ketika melihat sosok mahluk yang menyeramkan itu.Dia menyeringai menujukan gigi dan taringnya yang tajam, mata merahnya melihat bringas ke arahku.Aku bergidik ngeri, melihat mahluk yang kini berada di hadapanku itu. Kuku tajamnya membuat bulu kuduk meremang. Telapak tangan mendadak dingin dan berkeringat
Baca selengkapnya
BAB 10
Pagi ini aku mulai berkemas, rencananya beberapa hari kedepan kami akan tinggal di rumah orang tua mas Zaki untuk sementara sampai waktu yang tidak ditentukan."Udah siap dek?""Udah Mas." Aku menunjukkan beberapa tas yang sudah terisi penuh oleh baju.Saat kami sibuk memasukan beberapa bawaan ke atas mobil, dari ujung jalan terlihat dua sepeda motor mendekati pondok."Onde, pengantin baru. Mau alan-alan ya?" Salah satu pemilik motor itu mebercanadai kami."Iya dong sekali-kali alan-alan, emang situ kerja terus." Jawab mas Zaki terkekeh."Terus giman sama kita Zak?" Tanya laki-laki yang biasa di panggil dengan sebutan Uda Anas itu bertanya."Ya gak tau, lah kok tanya saya.""CK, awak serius Zaki!" Ucap Uda Anas kesal."Tau ni, ngelawak terus. Kita kekurangan tenaga manen ini." Laki-laki bertubuh tambun yang bernam Malin ikut menimpali."Pak Abdul kemana?" Tanya mas Zaki penasaran."Gak tau, tadi kita udah kesana, rumahnya kosong gak ada orang." Uda Anas memberi tahu."Duh, gagal dong j
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status