Perfect Mommy

Perfect Mommy

Oleh:  Myafa   Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.9
25 Peringkat
71Bab
63.0KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Cia pikir hidup akan semanis kue yang dibuatnya. Namun, ternyata hidup tak semanis itu. Dia tidak pernah menyangka jika semua rencananya untuk segera pulang ke Indonesia dan membangun usaha, harus berantakan. Tangisnya pecah ketika mendapati dua garis merah di alat tes kehamilan. Pulang dengan keadaan hamil, tidak masuk dalam daftar rencananya. Namun, kini tidak ada yang bisa dilakukakannya, karena benih itu sudah hadir di rahimnya. “Jika Cia hamil, biarkan aku yang bertanggung jawab.” Noah menawarkan dirinya untuk menjadi daddy dari anak yang dikandung Cia. “Terima kasih, tetapi tidak perlu bertanggung jawab untuk sesuatu yang bukan kesalahanmu. Aku akan bertanggung jawab sendiri atas kesalahanku. Aku akan menjaga dan merawat anakku sendiri, hingga dia merasa jika ibunya begitu sempurna.” Cia dengan tegas menolak. Tapi, hidup terkadang tak sesuai dengan rencana kita. Karena Tuhan maha membolak-balikkan. Akankah Cia dapat menjalani semua sesuai dengan rencananya? Untuk jadwal up, kunjungi Instagram Myafa 16

Lihat lebih banyak
Perfect Mommy Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Agustina Ery
cerita ttg kakak Al bisa dibaca dimana ya
2023-03-19 14:01:26
0
user avatar
Indri saputra
sukaaa bgt dengan Noah yg buciinn...... pokoknya kerenn ......
2023-03-10 10:00:20
0
user avatar
yovita meno
ceritanya menarik. ...
2022-12-01 19:21:44
0
user avatar
Myafa
Selamat datang di novel Myafa. Bisa kunjungi IG Myafa untuk info novel...
2022-08-19 10:33:13
1
user avatar
Adinasya Mahila
kak Myafa aku datang ...
2022-07-25 05:54:48
1
user avatar
Puput Gendis
yeeeyyy suka bngt crta ini
2022-07-13 16:18:45
0
user avatar
Eneng Susanti
ceritanya menarik. Penulisannya juga rapi. Mengalir dan enak dibaca. Salam dari Khair dan Khaira. Mampir-mampir ya, Kak :)
2022-06-29 13:47:39
0
user avatar
Key Cantik
hai ka myafa dtggu cerita2 yang laen nangkring dsni ya ka ......
2022-06-09 19:34:52
0
user avatar
Ethan Na
oalah,, jadi Noah pelakunya... aku sudah marah sama Ken padahal diawal bab
2022-05-24 23:54:20
0
user avatar
Liz Kusnandar
semangaat ka myafa...ceritanya sangat menarik...
2022-05-08 19:54:06
0
user avatar
AFD
semangat terus kak lanjutin cerita ini disini
2022-04-29 00:42:31
0
user avatar
circleef
kak Mya aku beri bintang aja yah, aku udh baca sampe tamat di apk sebelah semangat kak ......
2022-04-21 19:42:49
0
user avatar
Nn. RF
Lopeee lopeee
2022-04-21 19:04:22
0
user avatar
Enisensi Klara
Yeay kak myafa ada disini ............
2022-04-20 20:21:00
0
user avatar
Enisensi Klara
Yeay kak Myafa ada disini .........
2022-04-20 20:20:04
0
  • 1
  • 2
71 Bab
Dua Garis Merah
“Ini tidak mungkin.” Tubuh Cia lemas, hingga membuatnya duduk di lantai kamar mandi.  Netranya masih terus memandangi alat tes kehamilan yang menunjukan dua garis merah. Air matanya lolos begitu saja dari mata indahnya. Seketika isak tangis pun terdengar begitu menyayat hati. Merasakan sedih yang begitu luar biasa. “Aku tidak mau.” Hanya kalimat itu yang bisa diucapkan Cia. Akan tetapi, itu tidak dapat mengubah apa pun. Karena pada kenyataannya, dia benar-benar hamil. Hancur sudah hidup Cia ketika mendapati kenyataan jika dirinya hamil. Dia pikir hidup akan semanis kue yang dibuatnya selama ini. Namun, hidup tak semanis itu.  Kini, perjuangannya di negeri orang untuk menimba ilmu dan berakhir dengan bahagia, hanya tinggal angan belaka. Karena semua hancur seketika.Membayangkan lulus kuliah dan merintis usaha bakery selalu menghiasi pikirannya selama ini. Tiga tahun sudah Felicia Amaya Julian menempuh pendidikan di salah satu universitas ‘culinary’ yang
Baca selengkapnya
Mabuk
Cia mengayunkan langkahnya dengan penuh semangat menuju rumah temannya. Kali ini mereka akan berpesta.  Mereka akan kembali ke negara masing-masing setelah lulus kuliah, jadi perpisahan ini akan menjadi sangat spesial. Di rumah temannya, sudah banyak berkumpul teman-teman Cia yang lain. Semua teman menunggu Cia yang sedari tadi tak kunjung datang. Mereka semua pun memasak tanpa Cia. Cia yang datang langsung disambut riuh teman-temannya. Mereka memprotes Cia yang datang terlambat. Namun, gadis cantik itu mengabaikannya.“Cia, tinggal kamu yang buat cupcake!” teriak seorang teman. “Iya-iya.” Cia tak mau jadi bulan-bulanan teman-temannya. Dia langsung berlalu ke dapur. Rumah temannya memang memiliki peralatan memasak yang lengkap. Cia sering sekali memasak di rumah temannya. Belajar bersama dengan teman-temannya. Dengan cekatan, Cia membuat cupcake. Teman-teman Cia begitu menyukai cupcake buatan Cia. Rasanya selalu pas di lidah mereka. C
Baca selengkapnya
Noda Merah
Sinar matahari yang menerobos masuk melalui celah gorden, membuat Cia yang sedang menikmati tidurnya-mengerjap. Mata indahnya yang dihiasi bulu mata lentik-berkedip berkali-kali untuk menyadarkan dirinya. Saat kesadarannya mulai terkumpul, Cia menyadari jika dia tidak sedang berada di kamarnya. Langit-langit kamar yang berwarna putih polos berbeda sekali dengan yang berada di rumah kediaman Maxton.Selama ini, Cia tinggal di rumah kediaman Maxton. Keluarga Maxton sudah seperti keluarganya sendiri. Jika telisik lebih dalam, hubungan keluarganya dengan keluarga Maxton cukup jauh. Papanya-Felix Julian berteman dengan Bryan Adion. Kakak dari Bryan Adion yaitu Selly Adion menikah dengan Regan Alvaro Maxton. Dari hubungan itulah, akhirnya Cia bisa dekat dengan keluarga Maxton. Selama ini, Cia tinggal bersama dengan anak dari Bryan Adion-teman papanya, yaitu Nolan Fabian Adion. Mereka sama-sama kuliah di London, hanya berbeda universitas.Cia mencoba berkali-kal
Baca selengkapnya
Mengurung Diri
Isak tangis masih terdengar di dalam kamar. Namun, sayangnya tidak bisa mengembalikan semua yang ada sudah terjadi. Menyadari jika semua sudah tak bisa kembali lagi, Cia menghentikan tangisnya. Meraih pakaiannya dan memakainya. Netranya tak berkedip ketika melihat sekujur tubuhnya dipenuhi tanda merah. Entah apa saja yang dilakukan pria itu saat dia tidak sadar, Cia benar-benar tidak tahu.Dengan sekuat tenaganya, Cia berusaha untuk pulang. Sambil menahan perih di tubuhnya dan di hatinya, dia keluar dari hotel. Pandangannya menunduk agar orang tak melihat wajahnya yang baru saja menangis.Keluar dari hotel, Cia mencari halte bus terdekat. Satu tempat yang ditujunya adalah kediaman Maxton. Sepanjang jalan, Cia hanya melamun. Pikirannya kosong ketika mendapati semua yang terjadi dalam hidupnya serasa mimpi. Tak ada harapan yang bisa digantungkan lagi. Mungkin jika terluka, masih dia bisa menahannya, tetapi melukai orang tuanya. Rasanya,
Baca selengkapnya
Menghubungi Freya
Bian yang bingung pun akhirnya menghubungi kakak iparnya-sekaligus kakak dari Cia. Paling tidak dia bisa mendapatkan saran apa yang harus dilakukannya. Di ruang keluarga, Bian mengusap ponselnya.  Menghubungi kakak iparnya. “Kenapa menghubungi kakak iparmu? Apa kamu lebih merindukannya dari pada aku?” El dari sambungan telepon menggoda adiknya. “Untuk apa aku merindukanmu. Aku lebih merindukan kakak ipar dan si kembar dari pada kamu.” El terdengar tertawa. “Ini.” Terdengar suaranya yang tampak memberikan ponsel pada istrinya. “Hai, Bi, ada apa?” Freya terdengar ceria sekali. Mendengar sedari tadi suaminya menggoda sang adik. “Hai, Kak.” Bian terdengar ceria. “Kak, ada yang aku ingin bicarakan tentang Kak Cia.” Suara Bian mulai serius. Tak seperti awal berbicara dengan kakak iparnya. Freya terdiam. “Sepertinya penting?” tebak Freya. “Tiga hari ini Kak Cia tidak keluar kamar. Tadi mencoba membuka pintu secara paksa.
Baca selengkapnya
Aku Hamil
“Kak Cia,” teriak Bian yang terkejut saat membuka pintu kamar. Dia yang melihat Cia sedang memegangi pecahan gelas langsung berlari masuk ke kamar Cia. Saat sampai di pinggir tempat tidur, dia meletakkan makanan yang dibawanya dan bergegas mencegah Cia yang sedang ingin memotong nadinya. “Biarkan aku, Bi,” ucapnya menangis. Berusaha keras untuk melepaskan tangannya yang dicengkeram oleh Bian. “Jangan gila, Kak. Apa begini caramu menghadapi hidup?” tanyanya. Tangannya terus berusaha menghalau Cia yang berusaha memotong nadinya. Bian berusaha keras untuk melepas pecahan gelas yang berada di tangan Cia. Setelah bersusah payah, akhirnya Bian dapat melepaskan pecahan gelas tersebut. Namun, tangan Cia sudah tergores sedikit. “Hidupku sudah tidak berarti lagi, Bi.” Air mata Cia mengalir deras dari mata indahnya. Merasa dirinya hancur setelah mendapati jika dia akhirnya hamil. Sedari tadi dia memikirkan bagaimana menghadapinya, dan mati adalah ja
Baca selengkapnya
Hanya Punya Ibu
El memegangi bahu Freya. Saat istrinya menatapnya, dia memberikan isyarat untuk tidak menekan Cia. Dalam waktu ini, Cia adalah orang yang paling terluka. Jika orang-orang dekatnya ikut menekan, pastinya akan membuat mentalnya lebih hancur. Freya pun langsung memeluk adiknya. Merasa bersalah dengan apa yang baru saja dilakukannya. Cia pun hanya bisa menangis di dalam pelukan kakaknya. Kali ini dia tidak bisa memaksa Cia untuk menceritakan lebih dalam lagi dengan apa yang terjadi padanya. Memilih membiarkan Cia lebih tenang dulu. El menatap Bian dengan tajam. Dia berdiri dan keluar dari kamar Cia. Bian tahu jika kakaknya memberikan isyarat dari sorot matanya untuk ikut dia keluar. Akhirnya, dia pun mengikuti sang kakak keluar dari kamar. “Bagaimana bisa kamu tidak tahu jika Cia hamil?” El langsung melayangkan pertanyaan tajam padanya. “Aku benar-benar tidak tahu, Kak.” Memang itu yang terjadi. Dia memang tidak tahu sama sekal
Baca selengkapnya
Pantas Dipukul
Cia masih sangat terpukul dengan apa yang terjadi padanya. Freya yang ingin mengorek lebih dalam, kesulitan dalam hal ini. El hanya bisa pasrah menunggu karena dia tidak akan dapat memulai usaha pencarian jika Cia tidak mengatakannya.“Aku akan pergi ke tempat Noah. Kabari jika kamu sudah dapatkan hotel mana yang ditempati Cia waktu itu.” El mendaratkan kecupan di dahi Freya. Dari sejak datang ke London, El belum bertemu dengan Noah. Dia pun sama ingin sekali memukul temannya itu karena tidak menjaga adiknya dengan baik. “Baiklah, aku kabari jika Cia mau menceritakan di mana hotel tempatnya dulu menginap.” Sejauh ini Freya masih mengali informasi pelan-pelan. Tak mau terlalu memaksakan karena takut Cia kembali terpuruk. Untuk saat ini Cia sudah mau makan dan mulaimendengarkannya. Jadi tidak mau Freya kembali membangkitkan ingatan Cia yang buruk.El pergi dengan menaiki bus menuju ke kantor Noah. Sepanjang jalan, dia memikirkan bag
Baca selengkapnya
CCTV
Belum banyak yang berubah dari Cia. Dia masih diam dan sesekali menangis. Freya berusaha keras menenangkan. Sesekali menyelipkan dukungan jika kini Cia akan memiliki anak. Bujuk rayu Freya pun berhasil membuat Cia mau makan. Namun, tidak mengubah kesedihan yang dirasakannya. “Menjadi ibu adalah hal yang paling membahagiakan. Terlepas apa yang terjadi pada orang tua mereka. Mereka lahir dengan keadaan suci. Tanpa dosa sama sekali,” ucap Freya di sela-sela Cia makan. “Jika mereka bisa memilih, mereka akan memilih dilahirkan di rahim ibu yang mau menerima mereka dengan suka cita. Bukan mereka yang menolak kehadiran mereka.” Cia terdiam sambil menunduk. Kalimat itu terdengar seperti kalimat sindiran yang dilontarkan sang kakak. Karena selama ini, dia tidak mau anak yang dikandungnya.“Jika semua calon ibu menerima dengan lapang anak yang dikandungnya, terlepas apa yang terjadi. Aku rasa tidak akan ada wanita yang menggugurkan an
Baca selengkapnya
Menanggung Sendiri
El dan Noah sampai di rumah. Rumah tampak sepi. Tak ada seseorang pun di rumah. Mereka tahu ke mana orang-orang itu pergi. Bian sedang di kampus, sedangkan Freya menemani Cia di kamar. “Mau soda?” tanya El.“Boleh.” Noah menatap sejenak pada El dan kembali menatap di mana kamar Cia berada. Sambil mendudukkan tubuhnya, pandangannya tak teralih sama sekali. “Ini.” El memberikan minuman soda pada Noah. Noah menerima minuman dan membukanya. Walaupun tadi sempat minum, tetapi tenggorokannya masih terasa haus. Satu kaleng soda langsung habis saat Noah meminumnya. “Sepertinya kamu haus.” “Biasanya musim gugur tidak akan sepanas ini. Namun, entah kenapa terasa panas.” El hanya tersenyum melihat temannya. “Kalian sudah kembali.” Suara Freya terdengar saat keluar dari kamar. Dia bergegas menghampiri suaminya. Tangannya yang langsung melepas gagang pintu, membuat pintu tidak s
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status