Membawa Kembali Masa Lalu

Membawa Kembali Masa Lalu

By:  Mourise  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
11 ratings
36Chapters
1.9Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Sejak kecelakaan dan menderita amnesia, Greta tinggal bersama Calvin—sahabatnya. Dia menjalani kehidupan normal seperti yang diarahkan oleh sang sahabat. Sampai suatu ketika dia bertemu Jerico, CEO baru di tempatnya bekerja. Lelaki itu terus saja mendekat dan berlagak seperti tahu banyak hal tentangnya. Di sisi lain, Jerico memang yakin bahwa Greta adalah gadis yang selama ini dia cari. Sebab itu, dia berusaha keras mengembalikan ingatan Greta dan mencari tahu penyebab gadis itu menjalani kehidupan yang berbeda dari sebelumnya. Kedekatan keduanya akhirnya membuat Greta mencintai Jerico. Namun, tiap bersama lelaki itu dia kerap didatangi bayang-bayang buram yang semakin lama semakin jelas. Sementara itu, Jerico juga berhasil menemukan titik terang tentang kejadian yang menimpa Greta setahun lalu. Sayangnya, kebenaran yang ditemukan Jerico dan kembalinya ingatan Greta membuat hubungan keduanya rusak. Apa yang sebetulnya terjadi? Kebenaran apa yang Jerico temukan, dan masa lalu seperti apa yang Greta miliki? Lalu, kenapa Calvin memberikan kehidupan “baru” untuk Greta paska gadis itu mengalami amnesia?

View More
Membawa Kembali Masa Lalu Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Sooya
Suka karakter Greta ^^ semangat up bab nya
2022-05-01 12:41:02
0
user avatar
Salsabilla R
Semangat nulisnya author!! Sering² yaa update ceritanya, ga sabar nih mau baca, penasaran sama kelanjutannya ... gemes banget kalo liat jerico cemburu. Pokoknya rekomen banget buat dibaca!
2022-04-17 20:50:18
0
user avatar
Andrea Lee
hmmm...jericho sepertinya mencoba memanfaatkan kondisi greta yang sedang amniesia ya thor. tapi tunggu aja. aku sih yakin, pelan-pelan pasti greta bakal tahu tujuannya jericho
2022-04-17 15:29:14
0
user avatar
Bin Kha
Bagusss, ga sabar liat lanjutannya. Semangat authornya
2022-04-17 14:25:10
0
user avatar
ArgaNov
Keren ah ... cinta segitiga nih kayak-kayaknya! aku tim Jerico-Greta!!!
2022-04-16 22:16:05
0
user avatar
Aprilia Choi
kereeen, alurnya bagus, bikin penasaran sama masa lalu Gretha. semangat ya kak ...
2022-04-15 20:32:53
0
user avatar
Nafi Thook
Apa Jerico masa lalu Greta ya?
2022-04-14 22:23:34
0
user avatar
Meila Woo
Jerico bener-bener misterius. Kalau pertemuan pertama dia sama Greta bukan di mini market, di masa lalu Greta, dia itu siapanya? Kekasih atau temen biasa? Waktu dia lihat Greta sama Calvin, dia cemburu dan pengin dapetin Greta lagi. Fiks, dia pasti kekasihnya Greta, tapi Greta amnesia.
2022-04-14 22:06:40
0
user avatar
AzraF
Jangan-jangan jerico pacar greta dulu sebelum amnesia?
2022-04-14 11:23:29
0
user avatar
Noura
Jerico nyebelin tapi perhatian juga doooh.
2022-04-12 22:26:04
0
user avatar
Dy Robyn
Greget bgt sama Jerico wkwkw
2022-04-12 22:13:50
0
36 Chapters
Bab 1 - Tragedi Mie Cup
"Hei, itu milikku!" seru perempuan dengan rambut dikuncir kuda.Pria yang mengambil mie cup tersebut berhenti melangkah lantas membalikkan tubuhnya. "Kau bicara denganku?" tanyanya tanpa merasa bersalah."Aku yang melihatnya lebih dulu! Kembalikan padaku!" Bukannya menjawab, perempuan itu justru melayangkan pernyataan."Tapi aku yang mendapatkannya lebih dulu," ucap pria itu sembari melengos pergi ke kasir untuk membayar apa yang sudah di dapatkannya.Sambil menyilangkan kedua tangannya di dada, perempuan itu memberengut sebal. Pasalnya rasa yang ingin dia santap pada mie cup tersebut hanya tersisa satu. Belum lagi di kosan yang dia tinggali tidak ada makanan sama sekali.Dengan wajah kesal, perempuan itu mengambil asal snack yang berada di samping kanannya. Lantas melangkahkan kakinya menuju kasir. Pria yang dia temui barusan sungguh membuat moodnya buruk."Mba ... aku ambil satu. Kekasihku ini yang bayar, ya," seru perempuan itu kepada mba kasir seraya berlari keluar mini market."He
Read more
Bab 2 - Ingat, atau Tidak?
Pak David menepuk pundak sebelah putranya seolah menstransfer seluruh tanggung jawab di perusahaan. "Papa harus pergi sekarang. Client Papa sudah menunggu. Papa yakin kau bisa, Jer."Jerico hanya membalasnya dengan anggukkan kepala. "Semuanya bisa keluar ruangan dan kembali bekerja kecuali sekretaris," ucap Jerico setelah Pak David keluar ruangan.Selepas ruangan sepi dan tinggallah mereka berdua, Jerico menutup pintu serta jendela kaca yang menembus keluar. Greta masih diam di kursi dan berusaha untuk tetap tenang.Perlahan langkah Jerico mendekat seraya melepas jas kemudian menggulung kemeja putihnya sampai lengan. Greta masih berpikir positif jika atasannya itu ingin memberikan arahan dan penjelasan mengenai pekerjaan.Tubuh Greta kini berada dalam kungkungan Jerico. Wajah lelaki itu semakin dekat dengan wajah Greta, membuatnya bergidik ngeri. Mata Greta terpejam."Kau tidak ingat denganku?" bisik Jerico. Suaranya t
Read more
Bab 3 - Cemburu
"Mega," panggil Jerico ketika ketiganya baru saja sampai di ruangan dari makan siang tadi. "Bisa ke ruangan saya sebentar?" Jerico memang mengubah cara bicaranya menjadi formal ketika di kantor."Baik, Pak." Mega buru-buru meletakkan dompetnya di meja lantas ke ruangan Jerico. Dia tak ingin membuat kesalahan karena atasannya menunggu lama.Sementara Greta dan Satria kembali ke meja dengan pikiran masing-masing. Meski telah mendapat lampu hijau dari Jerico, Satria masih khawatir akan hubungannya dengan Mega. Bisa saja atasannya itu berubah pikiran, lalu memecat salah satu antara dirinya dan Mega.Sedangkan Greta memikirkan perkataan Mega mengenai Jerico yang bisa jadi adalah bagian dari masa lalunya. Rasa-rasanya tidak mungkin karena jika memang lelaki itu kekasih atau suaminya, dia pasti mengaku. Tapi ini, tidak."Hayoooo ... bengong saja! Mikirin apa?" Tiba-tiba Mega datang mengagetkan Greta dengan memegang pundak sahabatnya itu.
Read more
Bab 4 - Alergi Udang
"Jadi, informasi apa yang kau dapatkan?" tanya Jerico saat asisten pribadinya masuk ke dalam mobil.Selain mengikuti ke mana Greta pergi, Jerico memerintahkan asisten pribadinya mencari informasi terkait perempuan itu. Apa lagi dia harus tahu siapa lelaki yang bersama Greta saat ini."Lelaki itu bernama Calvin, dia sahabat Greta," ucap Marko kemudian mengambil napas lalu dia keluarkan perlahan. Dia khawatir informasi selanjutnya akan membuat atasan sekaligus sahabatnya itu naik pitam."Lalu? Itu saja?" Jerico tidak yakin informasi yang Marko dapatkan hanya sebatas itu.Marko ragu-ragu untuk mengatakannya. "Mereka tinggal di lantai dua nomer enam belas.""Maksudmu mereka berdua tinggal bersama?" Tanpa perlu jawaban dari Marko, Jerico sudah bisa menebaknya.Marko tidak membuka suara. Dia terdiam, menunggu perintah Jerico selanjutnya. Sebab dia paham sekali kalau sahabatnya tidak akan tinggal diam.
Read more
Bab 5 - Bertengkar
Greta menjatuhkan dirinya di sofa panjang kala baru saja tiba di kosan. Tiba-tiba saja irisnya menangkap suatu pemandangan yang janggal. Sepasang sepatu perempuan berada di antara sepatu miliknya di rak dekat dengan pintu masuk."Sepatu milik siapa, ya?" tanyanya dalam hati. "Aku merasa tidak memiliki sepatu model itu."Ternyata bukan hanya itu, meja makan terlihat berantakan dengan beberapa sisa lauk. Serta wastafel berisi piring dan gelas kotor dibiarkan begitu saja."Calvin," panggil Greta kala mendapati sahabatnya itu berada di ruang santai bersama perempuan asing."Grey, kau sudah pulang?" Calvin menghampiri Greta kemudian mengajaknya bergabung bersama. "Aku ingin mengenalkan seseorang padamu."Greta menghela napas. Ruang santai yang semula bersih, kini berantakan dengan berbagai macam makanan. Beberapa snack juga berceceran di lantai."Grey, kenalkan dia Lidya, kekasihku. Lid, dia Greta, sahabatku."
Read more
Bab 6 - Fix! Kau Kekasihku
"Kalian siapa?" Greta mengerjap-ngerjapkan matanya usai sadarkan diri. Dia terkejut mendapati beberapa lelaki berpostur besar berada satu ruangan bersamanya. "Di mana aku?""Nona, tenanglah. Kau berada di rumah sakit karena sebelumnya pingsan." Salah satu dari lelaki tersebut menjawab.Greta berusaha mengingat apa yang telah terjadi sebelumnya. Terakhir kali yang dia ingat sedang berada di kantor, membawakan beberapa map untuk diberikan pada atasannya. Setelahnya dia tidak mengingat apapun lagi."Gret," seru lelaki berstelan jas yang tiba-tiba datang dan langsung memeluk erat perempuan itu. "Akhirnya kau bangun. Aku sangat mengkhawatirkanmu."Yang dipeluk merasakan napasnya sedikit sesak. "Ma-maf, Pak. Apa ini tidak berlebihan? A-aku baik-baik saja."Jerico melepas pelukannya. "Dasar ceroboh! Kau memiliki penyakit lambung, kenapa tidak sarapan?"Greta bingung kenapa atasannya bisa tahu jika dia memiliki sa
Read more
Bab 7 - Takluk
"Wajahmu kenapa redup sekali pagi ini? Seolah matahari berhenti bersinar," ucap Mega sambil menyuap sesendok bubur ke dalam mulutnya. Greta merebahkan tubuhnya di kursi serta membuang napasnya perlahan. "Aku hanya tidak bisa tidur semalaman." "Ada yang kau pikirkan?" "Yah ... kenapa hidupku rumit sekali." Greta mengeluhkan dirinya sendiri. "Kau sudah sarapan? Jangan sampai seperti kemarin. Kau membuatku khawatir." Greta terkekeh. "Tenang saja, Calvin membuatku sarapan pagi tadi. Maaf telah membuatmu khawatir." "Omong-omong saat kau pingsan kemarin, Pak Jerico langsung menggendongmu. Dan kau tahu? Wajahnya langsung panik dan khawatir." "Yang benar saja, Meg. Dia seorang CEO mana mungkin repot-repot menggendong karyawannya." Greta berpikir jika karyawan lainnyalah yang menggendongnya. "Astaga, dia tidak percaya. Aku rasa Pak Jerico benar-benar sangat menyukaimu. Karena kalau tidak, dia tida
Read more
Bab 8 - Bubur Racikan Greta
Hari ini adalah weekend di hari sabtu. Sejak pagi tadi Calvin, Greta, dan Lidya memutuskan untuk lari pagi bersama. Usai berlari berkilo-kilo meter, ketiganya berhenti di sebuah taman untuk beristirahat.Greta membeli dua botol air mineral, satu untuk dirinya dan satu untuk Calvin. Namun saat dia ingin memberikannya pada lelaki itu, Lidya sudah lebih dulu memberikan minuman pada Calvin.Greta tersenyum miris lantas meremat satu botol yang dipegangnya. "Bodoh sekali. Aku lupa kalau Calvin telah memiliki Lidya," ucapnya pelan."Jangan merasa kalau kau sendirian," ujar seseorang yang tiba-tiba datang dan mengambil satu botol yang dipegang Greta. "Kau punya aku. Aku selalu siap kapan aja jika kau membutuhkanku." Kemudian dia meminumnya."Pa-pak Jerico?" Greta mengedip-ngedipkan matanya. "Bapak sedang apa di sini?""Bapak lagi. Susah sekali, ya, menyebut namaku?" Jerico mengusap dagunya sembari berpikir. "Kira-kira panggila
Read more
Bab 9 - Pertarungan Ramen
"Grey, kau baik-baik saja?" Calvin berlari menghampiri Greta yang baru saja tiba di kosan. "Berjam-jam kau tidak sadarkan diri di rumah sakit. Aku mengkhawatirkanmu."Aku baik-baik saja, Vin. Hanya sakit kepala biasa." Greta terkekeh lantas masuk ke dalam dan mengajak Jerico untuk mampir. "Kau sedang masak apa?""Ramen. Lidya ingin makan ramen buatanku. Berhubung kalian sudah pulang, aku akan memasak untuk kalian juga," kata Calvin kembali ke dapur diikuti Greta juga Jerico di belakang."Izinkan aku memasak untuk Greta." Tanpa persetujuan sang pemilik kosan lebih dulu, Jerico mulai mengambil pisau."Hey, aku belum mengizinkanmu," protes Calvin tak terima barang-barangnya disentuh lagi oleh Jerico. Ini kedua kalinya lelaki itu memasak di kosan Greta."Biarkan saja, Vin." Greta menggelengkan kepala sambil tertawa. "Aku tunggu di kamar. Masak yang enak, ya, kalian berdua."Greta menyeret kakinya menuju kamar.
Read more
Bab 10 - Pindah Kosan
"Greeeeyyyy," teriak Calvin. Dia sudah rapi dengan kemeja dan celana jeans."Yaaaa ... ada apa, Vin?" sahut Greta. Dia keluar dari kamar dengan kaos lengan pendek dan hotpants. Rambut basahnya pun ditutupi dengan handuk. "Kalian berdua sudah rapi? Mau ke mana?""Aku ingin mengajak Lidya jalan-jalan berdua," ucapnya sembari menatap Lidya dan tersenyum."Oh, gitu. Baiklah, kau tenang saja aku akan jaga kosan. Kalian bersenang-senang saja.""Hati-hati, kalau ada apa-apa langsung hubungi aku. Kami berangkat," kata Calvin dengan raut wajah senangnya.Mereka sudah pergi. Sedangkan Greta terlihat miris sendirian berada di kosan. Calvin tidak lagi mengajaknya jalan-jalan. Seharusnya Greta tahu itu. Tapi kenapa masih berharap?Calvin sudah tidak butuh dirinya. Lagi pula, Greta sudah merasa tidak nyaman di kosan. Semalam dia sudah memikirkan matang-matang kalau dia harus pindah dari kosan. Lebih baik dia mencari kos
Read more
DMCA.com Protection Status