Ketika Istri Berubah cantik

Ketika Istri Berubah cantik

Oleh:  Purwa ningsih  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
7 Peringkat
145Bab
60.9KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Eliana berjuang melawan penghianatan sang suami. Bisakah ia bertahan dan berjuang bersama anaknya. Ketika sebuah kesetiaan dikhianati, dan air mata tak mampu lagi menjelaskan dari rasa sakit.

Lihat lebih banyak
Ketika Istri Berubah cantik Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Trisna Wati
cerita menarik n susah di tebak ...
2022-06-25 22:15:48
1
user avatar
Puput tari
ceritanya bagus. alurnya bikin penasaran pingin baca terus.. dan banyak pesan moral dalam cerita ini.
2022-06-06 06:05:37
1
user avatar
Puput tari
ceritanya bagus sekali, banyak pesan moral di dalamnya..
2022-06-06 06:04:09
1
user avatar
Purwa Ningsih
syuka ceritanya menarik dan bagus.
2022-06-06 00:10:20
1
user avatar
Purwa Ningsih
ceritanya bagus, sekali tentang memaafkan. aku syuka.
2022-06-05 23:59:56
0
user avatar
Masandra
mulai baca nih baca juga arti sebuah perbedaan
2022-05-27 22:58:30
1
user avatar
Purwa ningsih
Krisannya kak, biar semangat akiu ngetiknya......
2022-05-13 21:57:16
2
145 Bab
Begitu menyakitkan
Eliana merasa bingung, badannya gemetar. Ia memijit pelipis merasakan kepalanya begitu berat saat membuka mata. Mungkin, karena ia terlalu banyak menangis tak tahu apa yang harus ia lakukan. Besarnya kecewa yang kian menumpuk di hatinya, membuat Eliana tak sanggup lagi bertahan dari rasa sakit yang menderanya.Berulang kali ia menelepon suaminya, namun, tak terjawab dari seberang sana. "Hallo, Mas!"Eliana mendengus kesal, kenapa panggilan dibiarkan saja tanpa menjawab telepon dari istrinya? Kenapa suaminya tak mau berbicara dengannya? Eliana panik tak tahu harus menghubungi siapa lagi.Oekkk. Ia memegang kening anak semata wayangnya, suhu badan anaknya sangatlah tinggi, ia harus segera membawa Dafa ke rumah sakit, kalau tidak ke dokter terdekat. Eliana panik karena badan anaknya demam tinggi, bagaimana ini? sedangkan Elina tak begitu hafal jalanan kota di mana suaminya bekerja.Eliana, tak tahan dengan tangisan anaknya, bergegas ia membawa baju seadanya di dalam tas dan memasukka
Baca selengkapnya
Dunia seolah hancur
Dunia seolah hancur [Sayang, Abang gak pulang, ya? Ada meeting aku masih di luar kota.]Eliana merasa jikalau semuanya hanya sandiwara belaka. Ia harus kuat menjalani ini semua. [Iya.]Tidak ada lagi balasan. Mungkin Satria lagi sibuk dengan kerjaannya. Eliana segera membersihkan tubuh usai melakukan aktivitas yang melelahkan, bagaimana tidak sepanjang hari ia menjalankan peran ganda. Menjadi seorang ibu juga mengurus anak begitulah kerjaannya setiap hari. Eliana duduk di tepi ranjang, melepas penat setelah seharian Daffa rewel minta gendong, ia melirik jam yang berdenting di dinding, pukul 8 malam. Bagaimana tidak Ayah dan Ibunya tak mengizinkannya menikah dengan Satria, namun Eliana berusaha meyakinkan bahwa Satria adalah laki-laki baik. Ia berjalan mendekati jendela rumah yang begitu sederhana, selama ini mereka memang tidur di ranjang mini. Mereka selalu berbagi ranjang, kadang Satria rela tidur di lantai.
Baca selengkapnya
Memilih pergi
Memilih pergi"Aku  talak kamu ... kita berpisah El," setelah lama terdiam akhirnya, keluar juga kata itu. Mendengar kalimat singkat dari suaminya, lutut Eliana menjadi lemas. Gelas yang dari tadi ia pegang merosot jatuh ke lantai, menjadi serpihan kaca kecil yang berserakan. Sama seperti hatinya kini, hancur berkeping-keping, berserak. Eliana berusaha untuk duduk dan menenangkan getaran dalam tubuhnya. Eliana hanya terdiam seribu bahasa. tanpa menjawab. "Aku telah salah menduga El, kukira dirimu tulus mencintaiku. Ternyata, kau tidak mencintaiku. Buktinya kau menyerah hanya karena melihat vidio itu."Emosi Eliana sedang naik satu tingkat. Ucapan itu lolos begitu saja. Namun, seperti biasa Eliana berusaha diam dan tegar. "Apakah ini akhir dari pernikahan kita?"Eliana terisak tak mengerti kenapa bisa seperti ini. "Aku sudah malas menjelaskannya. Aku memberi pernyataan pun kau tak kan per
Baca selengkapnya
Mencoba tegar
Mencoba tegarSatria merasa begitu lelah akan hidupnya sekarang separuh dari hatinya telah menghilang. Seminggu sudah Satria baru kembali dari urusannya bersama bosnya ke luar kota. membuat Satria merasa hampa. Ia ingin segera merebahkan tubuhnya ke ranjang dan tiduran . [Sat. Terima kasih buat waktunya ya?menemaiku ke resto, selamat istirahat.][Sama-sama]Malas Satria membalasnya jika bukan Bosnya mungkin akan Satria abaikan. [Nanti temani aku makan malam ya? Di acaranya Yuni ulang tahun dia?]Satria menyusap rambutnya dengan kasar, entah apa yang ada dalam pikirannya Bosnya ini. Satria tak membalasnya dan segera ke kamar mandi. Ia nyalakan shower, tak pikir panjang ia langsung mengguyur seluruh tubuhnya yang begitu penat merasakan jika ia sangat merindukan Eliana memakai daster lusuh milik istrinya. Dan memberikan nya secangkir teh jahe hangat kesukaannya. Dalam resah yang sepertinya menampar jiwa, tak sengaja Sat
Baca selengkapnya
Kehilangan
Kehilangan Selesai masak Eliana berjalan untuk sesaat terpana dengan pemandangan di sekitar. Sebuah rumah yang cukup besar, di kelilingi bermacam-macam bunga ada melati bunga lili, mawar dan bugenfil. Eliana langsung bergerak mendekat. Menelisik bagian rumah indah yang sebagian besar terbuat dari kayu.Langkah Eliana mengarah ke bagian samping. Ada sebuah kolam renang yang tidak terlalu luas, hanya sekitar lima atau tujuh meter memanjang. Di belakang rumah terdapat gubuk kecil sebuah gazebo dengan tempat duduk lesehannya. Sekilas terlihat tampak sempurna.Eliana mendekati gazebo bersama Dafa dengan kereta dorongnya. Eliana duduk menatap takjub rumah yang begitu indah dan mewah. Hati Eliana benar-benar sakit. Semakin terasa sakit ketika mengingat bahwa ternyata sudah ada wanita lain yang berstatus sebagai penggantinya di hati suaminya Satria. Tega sekali Satria melakukan hal itu pada Eliana, Bahkan ia baru mengetahuinya beberapa hari ya
Baca selengkapnya
Memulai yang baru
Memulai yang baru"Non ditunggu, Den Reindra di depan.""Hah serius, Mbok." Eliana tak percaya apa kata Mbok Siti. "Iya, dia bilang mau ajak Non ke salon apa," ucap si Mbok membuat mata Eliana terbelalak kaget. "A ... apa salon Mbok?""Iya, Non. Biar Daffa di rumah sama Mbok ya, kan  semenjak ada Non Eliana pekerjaan Mbok jadi berkurang, dari pada mbok ngantuk di rumah sendirian.""Iya boleh, Mbok."Bibir itu merekah, tersenyum lega. Kemudian wanita sederhana itu mengangguk patuh oleh perintah Reindra. Dan melangkah menuju kamar mandi. "Cepat sedikit, Non," suruh si Mbok sambil menggendong Daffa keluar. "Iya, Mbok."Mobil meluncur keluar halaman, akhirnya Eliana duduk di samping Reindra membelah jalan raya diatas aspal yang begitu panas membara. Eliana terlihat gugup ia mengalihkan pandangan keluar kaca mobil milik Reindra. Reindra berusaha memulai pembicaraan dengan Elian
Baca selengkapnya
Mencoba Iklas
Mencoba Iklas"Tidak itu bukan Eliana ...." lirih Satria dalam hatinya. Satria terlihat gundah gulana, bagaimana bisa jika itu istrinya secepat itu ia berubah. Lalu di mana Daffa anak mereka. "Tapi sayang ya, dia sudah punya gandengan," gerutu Anton membuat Satria geram.Satria menelan ludah yang terasa begitu pahit."Ya, mungkin saja itu bukan suaminya," ucap Satria emosi. "Mesra begitu, paling tidak itu pasti kekasihnya, Satria.""Bodo ah.""Yee."Sekilas Satria menatap wajah wanita itu yang tak jauh darinya, memang begitu mirip. Satria berusaha untuk membuktikannya apakah itu Eliana atau bukan. Namun bukan dengan cara kasar seperti kemarin, bisa-bisa ia diseret keluar dari sini oleh satpam."Aku ke toilet dulu ya.""Ok."Selesai ke toilet Satria mengatur nafasnya dan berjalan mendekati meja paling ujung kebetulan dilewati oleh Satria saat mau ke toilet. Iya benar tu
Baca selengkapnya
Sesal tak berujung
Sesal Tak berujungMungkin inilah cobaan Eliana, Allah mungkin sedang rindu akan air matanya. Air mata yang entah kapan terakir kali menetes, ia selalu bahagia, hari ini di mana rumah tangganya sedang diuji haruskah ia bertahan apakah harus melepaskannya? "Non El, pangkling aku kirain siapa tambah cantik saja," ucap si Mbok. "Iya, Mbok. Do'ain ya. Biar El kuat jalaninnya.""Iya, Non tenang saja, pasti Mbok dukung terus kok!""Makasih, Mbok."Sejenak Eliana menghilangkan penat di dalam dadanya, ia begitu grogi jika harus menghadapi sidang perceraiannya. Apa pernikahannya benar-benar akan hancur. Eliana menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang hingga ruhnya berjalan ke alam mimpi. Udara malam masih begitu dingin, Eliana menarik selimut hingga menutupi tubuhnya hingga azan menggema dari sudut ruangannya. Eliana turun ke bawah membantu si Mbok untuk menyiapkan sarapan pagi juga bersih-bersih rumah. Terdengar lan
Baca selengkapnya
Sweet Momen
Sweet Momen"El besok temani aku di acara pertunangan rekan dosenku ya.""El malu, Bang.""Ada aku kan, yang menjagamu," ucap Reindra meyakinkan Eliana. Eliana menggangguk. "Baiklah sekalian kita cari bajumu buat besok ya?"Eliana tersenyum. "Iya."Reindra yang memilih model gaun yang walau didesain sederhana namun sangat mewah sepadan dengan harganya. Perpaduan gaun berwarna dusty pink serta aksesoris tas dan sepatu high heel yang sama. Reindra menyuruh Eliana mencoba gaun yang telah ia pilih, dengan langkah berat Eliana masuk ke kamar ganti. Awalnya Eliana menolak karena harganya bisa buat ia makan sekitar tiga bulan, namun ia tak ingin menolak, hingga membuat Eliana malu saat acaranya besok. Sesaat Reindra cukup memukau ketika melihat penampilan Eliana. Dengan gaun yang begitu pas. Melekat di tubuh Eliana yang tampak sangat elegan di tubuhnya. Reindra mengangguk bertanda ia cocok dengan pilihan
Baca selengkapnya
Menghadiri pesta
Menghadiri pestaPesta pernikahan mulai ramai, dengan piring beradu dengan sendok dan garpu dan obrolan para undangan yang hadir di pernikahan putri Pak Setiyawan. Begitu meriah, terlihat dari kalangan menengah keatas yang datang, terdengar riuh orang bicara yang kadang diselingi gelak tawa. Meski nyanyian mencintaimu mengalun dengan diiringi musik band. Reindra melirik arloji yang melingkar di pergelangan. Pukul 19:30 WIB. Pantas saja, masih begitu ramai para tamu undangan. "Selamat malam, Pak Reindra," ujar beberapa mahasiswa dan mahasiswinya, membuat Eliana tersenyum. "Malam juga." Renindra sambil mengulurkan tangan dan berjabat tangan, begitupun dengan Eliana. "Istrinya ya Pak, cantik sekali?"Reindra tersenyum dan menatap wajah Eliana yang semua memerah. "Kenapa... Cantik kan?""Cantik sekali Pak Reindra. Kami permisi Pak.""Ya silahkan."Reindra menyempitkan jarak, meraih kedua tangan Eliana
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status