Air Mata Aruna

Air Mata Aruna

Oleh:  Parikesit70  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
8 Peringkat
83Bab
6.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Aruna seorang wanita cantik,bekerja pada Bank Swasta yang memiliki 4 orang adik menjalani perkenalan singkat dengan seorang nasabahnya yang KAYA & TAJIR dengan sebuah pernikahan. Pernikahan dengan syarat antara Aruna & Lukman, karena posisi Aruna sebagai anak pertama yang.harus bertanggung jawab pada adik-adiknya disetujui oleh Lukman. Malam pertama yang direngkuh dengan kebahagian berakhir pada tahun ketiga. Guncangan tahun ketiga rumah tangganya terjadi saat sang mertua meminta putranya/ suami Aruna menikahi kerabatnya demi seorang keturunan pada keluarga tersebut. Aruna pun menerima MADU nya dalam satu rumah. Sejak saat itu hubungan Aruna & suaminya tak seindah dan semanis dulu. Rasa sakit hati Aruna membuat ia bermain api dengan Bos nya di kantor. Dan sang suami yang merasa Aruna semakin menjauh, curhat pada adik Aruna/ iparnya yang kuliah diluar kota. Namun justru Lukman terjerat permainan panas iparnya yang menjalani kehidupan bebas diluar kota bersama teman kampusnya. Sampai akhir istri pilihan mertuanya / Madu nya Aruna tidak kunjung hamil. Tetapi yang terjadi justru Aruna yang hamil. Begitu juga dengan adik kandung Aruna yang hamil tanpa tau siapa lelaki yang menghamilinya. Apakah Aruna hamil anak Lukman? Atau justru sang ipar / adik kandung Aruna yang hamil anak Lukman? Bagaimana pula keseruan hubungan antara Aruna dan sang Mertua serta Madu dalam satu rumah? Apakah Lukman tahu Aruna selingkuh begitu juga sebaliknya?

Lihat lebih banyak
Air Mata Aruna Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Parikesit70
Untuk Pembaca yang mampir ke cerita ini, Mohon bantu ulasannya nggih Terima kasih
2023-11-04 06:29:33
0
user avatar
Dwi Novita
nice story
2023-10-20 22:04:23
1
user avatar
Zainab Ismail
suka suka..karyanya
2023-09-27 10:43:16
1
user avatar
Laksmana MahaPutra
lanjut Thorr... bagus seperti kisah nyata
2023-09-16 17:44:39
0
user avatar
Kameaam Jeruk
kayanya bagus.. cus baca dulu .. ...
2023-01-12 19:16:26
1
user avatar
Pepermints
sukaa sukaa
2023-01-12 19:02:57
1
default avatar
Laksmana MahaPutra
mantap lanjutkan Thoor... ceritanya spt kejadian nyata.. ngx halu-halu gitu yaa...
2022-12-27 04:51:01
1
user avatar
baihaqi abdullah
Cerita baru... pasti seru nih...
2022-12-21 17:39:18
1
83 Bab
BAB 1 : Pesan Singkat
Aruna berlari kecil menyeberangi jalan utama Gajah Mada, ketika seorang kondektur bus patas AC membangunkan ia dari tidurnya. Jembatan kecil yang menghubungkan jalan Gajah Mada dan jalan Hayam Wuruk menjadi jalan alternatif ketika ia menuju kantornya. Dan hal itu telah ia lakukan setiap hari, sejak ia bekerja pada Bank Swasta tersebut.Aruna berjalan menyusuri trotoar di sepanjang jalan Hayam Wuruk untuk sampai ke kantornya. Disisi jalan banyak pedagang yang menjajakan makanan untuk sarapan pagi. Dan mayoritas yang biasanya di jual di pagi hari adalah menu sarapan pagi seperti bubur ayam, lontong sayur dan bubur kacang ijo. Ada juga yang berjualan jajan basah, hanya saja Aruna lebih senang jajanan basah yang di jual kantin kantor.Aruna melangkahkan kakinya dengan cepat memasuki halaman gedung lantai delapan. Kemudian ia menaiki tangga yang berjumlah delapan undakan untuk sampai ke lobby kantor. Masuk ke dalam gedung, Aruna langsung menuju ruangannya lalu, ia memasukkan jempolnya pada
Baca selengkapnya
BAB 2 : Desakan Mama
Lukman seorang lelaki berusia tiga puluh lima tahun, dengan kepala plontos, dengan jambang serta kumis tipis yang rapi menghiasi wajahnya terlihat kedewasaannya. Kulit coklatnya yang bersih menandakan ia sangat memperhatikan penampilan dan kebersihan dirinya. Ia adalah pemilik toko perhiasan di daerah Cikini. Pertemuannya dengan Aruna di sebuah Bank pada saat membuka rekening, membuka memori yang telah lama di kuburnya meruak kembali.Ia teringat kembali kenangan indah yang sekaligus jadi kenangan buruk bagi hidupnya. Ia yang telah merajut tali kasih bersama seorang  wanita yang ia kenal sejak mengenal cinta pertamanya di bangku Sekolah Menengah Atas hingga ia menyandang Sarjana Ekonomi pada namanya, membuat ia yang kala itu ingin segera menikahi wanita pujaannya berupaya melamar pekerjaan di beberapa perusahaan.Walaupun orang tuanya pemilik toko perhiasan di daerah Glodok Jakarta, tetapi Lukman tetap bersikeras mencari pekerjaan dengan gelar yang diraihnya, agar dap
Baca selengkapnya
BAB 3 : Hidupku & Adik-adikku
Aruna sampai rumah sekitar jam enam sore, perlu waktu satu jam untuk sampai rumah. Dan itu terjadi karena lalu lintas di jam keluar kantor yang padat merapat. Sesampai di rumah, ia langsung mengganti pakaian seragam kantor dengan pakaian rumah. Setelah itu, ia memasak untuk makan malam hari ini.Ayahnya telah sampai di rumah, dan seperti biasa Ayah selalu membantu pekerjaan rumah dengan menyiram tanaman. Mereka menempati rumah itu sejak lama, yang merupakan hasil jerih payah Ayah dan almarhum ibunya. Dulu ibunya melayani katering di tiga perkantoran.Keuletan ibu dan ayahnya membuat mereka memiliki rumah di kota Jakarta. Dengan status ayahnya sebagai Pegawai Negeri Sipil golongan rendah dan usaha ibunya yang berjualan nasi campur, membuat kehidupan mereka lebih baik. Sampai akhirnya sang ibu sakit parah dan wafatnya sang ibu tiga tahun lalu, membawa mereka pada keterbatasan secara ekonomi. Kala itu Aruna baru bekerja di Bank.Adik pertamanya bernama Aditya, kala itu ia baru lulus kulia
Baca selengkapnya
BAB 4 : Alasan Terselubung
Seperti biasa selesai sarapan pagi, Aruna pergi ke kantor bersama adiknya Aditya menggunakan sepeda motor. Tetapi, jika Aditya ada acara di kantor atau sedang bertugas di luar kota, maka Aruna akan menggunakan angkutan umum.Untuk adik perempuannya yang masih duduk di bangku SMP setiap pagi, ia diantar ke sekolah oleh Andika, karena kampusnya satu jalan dengan sekolah Arumi. Sedangkan Arimbi, ikut ayahnya setiap pagi dan pulang sekolah ia menggunakan angkutan umum.Begitu juga dengan Arumi, ketika pulang sekolah, ia akan menggunakan angkutan umum. Dan biasanya kedua adik perempuan Aruna sampai di rumah sekitar jam dua siang. Sedangkan adik lelakinya yang kuliah, terkadang sampai di rumah jam dua siang, namun terkadang Andika pun pulang ke rumah pada saat malam hari, karena kesibukannya sebagai asisten dosen di kampusnya.Sekitar empat puluh menit, Aruna sampai di kantornya. Ia menyerahkan helm yang ia gunakan ke adiknya. Karena di kantornya tidak ada tempat untuk penitipan helm. Ia lal
Baca selengkapnya
BAB 5 : Amplop surat berwarna Pink
Selesai menghitung seluruh jumlah uang yang ada di kedua tas hitam itu, Yeni langsung membuatkan form penyetoran, sedangkan Aruna yang telah selesai dengan form deposito dan pengajuan kartu kredit untuk Lukman, tinggal menunggu Yeni menyelesaikan tugasnya. “Pak Lukman, uang yang di setorkan ini sejumlah 2 Milyar rupiah, silakan bapak tanda tangani form penyetoran ini. Dan pada bagian keterangannya telah saya tulis ‘deposito atas nama Lukman’ benar ya pak, untuk uangnya sejumlah yang saya sebutkan tadi?” tanya Yeni pada Lukman yang sedang menandatangani form penyetoran.“Ya benar.., lalu untuk pengajuan kartu kredit saya apa bisa secepatnya disetujui?” tanyanya pada Yeni.Lalu Yeni pun menjawab, “Maaf pak untuk masalah itu yang lebih paham, mbak Aruna, Pak.”Aruna yang mendengar pertanyaan dari Lukman langsung menjawab, “Untuk pengajuan kartu kredit bapak yang punya kebijaksanaan itu bagian kartu kredit pak. Tetapi, biasanya dengan deposito yang bapak punya, kemungk
Baca selengkapnya
BAB 6 : Surat Izin Mencintai
Aruna yang gelisah merasa penasaran pada surat berwarna pink itu. Ia menjalani sisa pekerjaannya dengan pikiran yang bercabang ke segala arah. Ia mengutuk dirinya yang meninggalkan buku catatan kunjungan pekerjaannya di meja kerja Lukman.Itu memberikan kesempatan pada Lukman dengan memanfaatkan banyak hal, menulis dan berkirim surat padanya dan menyelipkan pada buku yang tertinggal pada meja kerjanya.Karena pikirannya terus menerus memikirkan sepucuk surat dengan amplop berwarna pink itu, membuat ia tidak fokus atas pekerjaannya. Dan hal itu terlihat saat ia memasukkan file ke dalam binder. Ia salah memasukkan form ke binder yang seharusnya. Sehingga Sari menegurnya, “Runa, gimana sih lo, form penutupan napa lo taruh di form pembukaan...”“Aduh...Sorry, Sar,” ucap Aruna.“Kagak ngerti gue sama lo, dari habis makan diem aja. Kalau gue salah, maaf’in gue,” ucap Sari disela-sela memasukkan file ke dalam binder diakhir-akhir jam kerja.“Iyaa..,” jawab Aruna singkat. Dan itu membuat Sari
Baca selengkapnya
BAB 7 : Galau vs Pergi ke Mal
Semalam Aruna tak mampu memicingkan matanya barang sekejap. Pikirannya melambung jauh pada sosok Lukman. Ia bingung, apakah perlu ia menjawab suratnya atau tidak, atau untuk sementara diabaikan saja. Sampai akhirnya ia pun terlelap dini hari tanpa mampu memberikan keputusan yang jelas atas hal yang harus ia lakukan.Dan di pagi ini akhirnya ia terlambat bangun. Untung saja, hari ini, hari Sabtu, jadi ia pun libur bekerja. Lalu ia terbangun kala adiknya yang bernama Arumi membangunkannya dengan mengetuk pintu kamarnya.“Tok..tok..tok. Kak.., kak Runa.. Kak..,” panggil Arumi sambil mengetuk pintu kamar Aruna.Seketika Aruna loncat dari tempat tidurnya saat mendengar ketukan pada pintu kamarnya dengan menjawab, “Yaa.., tunggu.”Aruna membuka pintu kamarnya, dan melihat adiknya telah memakai seragam sekolahnya. Kemudian, Aruna berkata padanya, “Maaf ya.. Rumi, kakak kesiangan.., sekarang tolong kamu beli sarapan di tukang nasi uduk di depan yaa..,” pinta Aruna pada Arumi yang masih berdiri
Baca selengkapnya
BAB 8 : Hangout membawa Bahagia
Saat ini Aruna dan Sari sedang berjalan-jalan di pusat perbelanjaan terbesar di Jakarta. Mereka memasuki beberapa gerai yang memampang discount 50% pada setiap produk. Dan, sasaran empuk dari discount tersebut mayoritas mengenai wanita muda sampai wanita paruh baya. Dari produk kecantikan, accesories, serta baju. Dan gerai-gerai tersebut bagaikan sebuah magnet yang mampu menyedot pengunjung. Tampak beberapa lelaki dari pasangan wanita yang berada disisinya, menenteng tas belanja. Ada pula yang ikut bersama menemani berbelanja, dan ada pula yang menunggu di luar gerai dengan memandang lalu lalang orang yang berjalan dari berbagai aktivitas. Kalau kita berada di lantai tiga atau empat pada sebuah pusat perbelanjaan, akan terlihat mobilitas dari wanita-wanita itu berbelanja. Dan biasanya mereka menghabiskan waktu hingga berjam-jam hanya untuk mengunjungi beberapa gerai dan balik kembali pada gerai yang sama demi untuk mendapatkan discount yang lebih banyak, walaupun itu hanya seribu rup
Baca selengkapnya
BAB 9 : Perjanjian Sebuah Cinta
Sari mengantar Aruna sampai di pintu pagar. Saat Aruna membuka pintu pagar, dilihat Arumi sedang menyapu halaman. Adiknya menoleh ke arahnya dan bertanya, “Abis dari mana kak? Koq tumben hari Sabtu kakak jalan keluar, itu tadi yang pake mobil teman kakak?”“Iyaa, tadi teman kakak, dia minta antar ke Mal. Pada kemana yang lainnya?” tanya Aruna sambil melangkah masuk ke dalam rumah.Arumi pun membuntuti kakaknya sambil berkata, “Kak Aditya keluar lebih dulu dari pada kak Andika. Kalau kak Arimbi sepertinya keluar dan belum pulang juga kak.”“Ooh, Arimbi belum pulang juga, kemana itu anak, dari pagi belum pulang. Ayah juga belum pulang?” tanya Aruna pada adiknya.“Belum kak, memang ayah kemana kak?” tanya Arimbi yang terus mengikuti langkah Aruna hingga kamarnya. Lalu Aruna mengganti pakaiannya dengan pakaian rumah.Karena Lukman akan ke rumahnya, maka Aruna ingin ruang tamu dan halaman serta terasnya terlihat bersih. Dan ia mengajak adiknya untuk membersihkan rumah.“Rumi, tolong kamu la
Baca selengkapnya
BAB 10 : Kata Cinta ditengah Masalah
Setelah Lukman meninggalkan kediamannya, Aruna langsung masuk ke dalam rumah dan terlihat ayahnya seperti sedang menunggunya di ruang keluarga.“Sudah pulang temanmu, Runa?” tanya ayahnya melihat Aruna yang berjalan menuju sofa yang ada di ruang keluarga. “Sudah, Ayah..” Aruna duduk berdampingan dengan ayahnya yang sedang menikmati acara televisi. Lalu dikecilkan volume dari televisinya.Tok.. Tok.. Tok.Bunyi pintu ruang tamu terdengar bersamaan dengan dikecilkannya volume pada televisi yang ada di ruang keluarga. Mendengar ketukan pintu, Aruna berjalan melangkah ke pintu tersebut dan membukakan pintunya.Klek..Pintu pun terbuka, dilihat adik lelakinya, Aditya baru pulang. Dilirik jam yang ada didinding ruang tamu, ternyata telah pukul sepuluh lebih tiga menit.“Koq malam banget pulangnya, Ditya?” tanya Aruna, sambil menutup pintu ruang tamu.Baru saja akan mengunci pintu, terdengar suara motor memasuki halamannya. Kembali Aruna membukakan pintu. Dilihat adik lelakinya yang lain, An
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status