Hasrat Wanita Kedua

Hasrat Wanita Kedua

By:  Gumi Gula  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
9 ratings
24Chapters
2.5Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

[ Mature Romance 21+ ] Lula tidak peduli lagi dengan prinsipnya. Apabila dia dapat menghancurkan kebahagiaan keluarga baru ayahnya dengan menjadi WANITA KEDUA dari tunangan “putri kesayangan” ayahnya itu, dia rela melakukannya. Tubuhnya berhasil menjerat si tunangan tampan. Pria itu bahkan sulit melupakan dirinya. Namun, apakah rencana balas dendam pada ayahnya akan berhasil? Bagaimana jika hatinya juga terjerat oleh pria itu?

View More
Hasrat Wanita Kedua Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Gumi Gula
Bagus sekali
2023-12-16 11:35:27
0
user avatar
Gumi Gula
bagus sekali pokoknya harus dukung cerita ini yaa! jangan sampe ke skipp
2023-01-31 20:48:28
0
user avatar
KINOSANN
semangatt up! ......
2022-04-27 11:46:22
1
user avatar
Friska.S
mantap kak, selalu penasaran dengan yang selanjutnya ...️...️
2022-04-27 11:36:18
1
user avatar
Gumi Gula
Pokoknya dukung terus Gumi yaa… 🫠...
2022-04-26 17:06:34
2
default avatar
Manis madu 77
Bagus sekali novelnya 🫣🫣
2022-04-26 15:17:19
1
default avatar
Pono Ganteng
Bagus dong. Lnjt......
2022-04-26 15:15:28
1
user avatar
EARLY PIECES
Ceritanya keren. Menarik. Mendebarkan. Gregetan sama Jack dan Lula, apakah mereka akan jatuh sling suka...🫣🫠🫠
2022-04-26 15:11:07
2
user avatar
Gumi Gula
Harus baca dan ikuti, karena cerinya sangat menarik sekali! ............
2022-04-26 14:03:55
2
24 Chapters
PROLOG
Sambungan telepon tidak dapat membatasi mereka untuk saling menggoda. Keduanya sibuk dengan kegiatan pelepasan hasrat mereka.“Lula, jangan menyiksaku,” kata pria itu di seberang sana.Ah, sepertinya hanya satu orang saja yang sibuk di sana. Sementara satunya, mencoba mempermainkannya di tempat yang berbeda.Segera setelah mendengar suara dari ujung sana, Lula segera mematikan sambungan telepon. Dia mengabaikan permintaan tunangan saudari tirinya itu. Melihat pria itu memohon, Lula begitu senang.Perempuan itu tersenyum simpul dan berkata pada dirinya sendiri, “Mari kita lihat apakah hidup putri kesayangan ayah itu akan sempurna selamanya?”Hanya membayangkan kehancuran hidup keluarga cemara itu, Lula tersenyum puas.
Read more
Tak terlihat
“Jangan pernah menemuiku lagi.""Kenapa? Aku putrimu. Kenapa aku tidak boleh menemuimu lagi, Dad?"Pria itu berbalik. Kedua tangannya masuk ke dalam saku celana kain yang dia pakai. Helaan napas mulai terdengar samar.“Aku sudah memiliki keluarga lain. Seharusnya kau paham, Lula.""Aku juga keluargamu. Aku putrimu! Apa aku salah menemuimu sebagai seorang anak?""Salah! Istriku tidak menyukaimu. Dia tidak ingin aku berhubungan dengan masa lalu."Lula yang malang dia hanya berdecih, "Tapi aku masih anakmu, Dad! Sampai kapan pun, aku akan tetap anak untukmu. Bukan masa lalu!""Ini pertemuan terakhir kalinya. Jangan pernah menemuiku, atau sampai datang ke rumahku seperti kemarin."Setelah mengatakan omong kosong, pria baya itu pergi begitu saja. Mata Lula masih setia menatap punggungnya yang pergi menjauh. Matanya memanas, rahangnya mengeras, dan buku jarinya mengepal, "Aku membencimu.""Lula!"Wanita itu tersentak dalam lamunannya. Dia menoleh ke
Read more
Berdebar
Di atas kasur, Lula meregangkan tubuh. Semalam suntuk, dia harus menyelesaikan pekerjaannya. Karena Rey, sudah berkicau membuat kepalanya pening. Dia meminta pekerjaan di selesaikan malam itu juga, dengan kabar yang mendadak.Wanita itu bangkit, dan membenahi rambutnya yang berantakan. Menjepit rambutnya dengan jepit jedai berwarna putih, dan mengarah ke atas. Lalu, wanita itu turun dari kasur, mengenakan sandalnya menuju ke dapur.Mengingat hari ini adalah hari Minggu, Lula tak memiliki rencana apapun selain merebahkan diri bersantai di apartemennya. Namun, itu hanya wacana saja, sebelum dia menemukan isi kulkas yang kosong, dan hanya terdapat beberapa botol mineral yang dia simpan."Ah, sial. Aku belum berbelanja rupanya."Niat hati untuk bersantai. Namun, di luar dugaan. Tak ada bahan yang bisa dia masak. Dia harus terpaksa mencari sarapan, dan berbelanja bulanan nantinya.Wanita itu kembali naik ke atas, membersihkan diri sebelum pergi berbelanja nantinya. Di
Read more
Mabuk
"Dad, aku ingin es krim!”“Es krim? Putriku ingin es krim? Tentu, segera … Daddy akan membawakan apa yang kamu inginkan.”Bocah itu tampak senang menanggapinya, “Yeay! Terima kasih, Dad!”Pria itu pergi dan kembali dengan membawa es krim untuknya. Anak perempuan tadi yang merengek, menerimanya dan menjadi gembira. Dia dengan senang meraih cone es krim."Terima kasih, Dad! Aku sangat menyukainya! Daddy adalah pahlawan untuk Lula!”“Ya, tentu saja.”Samar - samar, memori yang cukup lama itu hadir. Kenapa juga dia harus merindukannya? Oh ayolah, pria itu jelas sudah membuang darah dagingnya. Untuk apa masih merindukannya?Lula memalingkan wajahnya. Dia tak bisa terus merindukan masa lalunya. Dia harus bergerak. Dia tak membutuhkan siapun dalam hidupnya, termasuk pria tua itu. Dia bisa hidup sendiri.Lula bangkit dan memutuskan untuk pergi. Namun, saat langkahnya bergerak, suara televisi membuatnya terhenti.[Saya sangat bangga dengan putri saya. Marg
Read more
Menunggu
"Lulaa! Berhenti!"Baru saja Lula menginjakkan kaki ke dalam apartemennya, seorang wanita dengan rambut pirang berlari menahannya.Napasnya tersengal akibat berlari ke arahnya, membuat Lula mengerutkan kening melihatnya."Emil? Kamu kenapa di sini?”Emil, dia berdecih sambil berkacak pinggang, "Aku yang seharusnya tanya dengan kamu. Semalam kamu berada di mana? Kamu tidak pulang, kan?""Kamu tau dari mana kalau semalam aku tidak pulang?" tanyanya penasaran."Siapa lagi kalau bukan Pak Rey."Lula terkejut mendengarnya. Rey, mencari dirinya? Untuk apa?"Ha? Pak Rey?""Dia semalam nelponin terus. Tanya kamu ke mana. Dikira aku tahu. Orang kita ngga satu rumah. Aneh banget."Lula terdiam. Bagaimana atasnya tahu bahwa dia tidak pulang semalam? Dari mana pria itu tahu dan berakhir mencarinya?Melihat Lula yang melamun. Emil menerobos masuk ke dalam apartemen. Wanita itu langsung menghempaskan bokongnya di sofa."Gila, ya! Gara-gara si Bos, s
Read more
Bertemu dengannya
Sudah hampir setengah jam, namun Rey tak kunjung datang. Pesan singkat yang Lula kirimkan juga tak di balas oleh pria itu. Sebenarnya, dia ada di mana? Untuk apa menyuruhnya menunggu?Wanita itu dengan lesu bangkit dari duduknya. Waktu sudah menunjukkan hampir petang. Dia sejak tadi berdiam diri di sudut ruangan, menunggu pria itu untuk datang, sesuai dengan janji."Mending balik, ngga ada gunanya nunggu Pak Rey."Dia meraih tasnya dan pergi. Berjalan menyusuri lobi, dengan perasaan yang dongkol. Sudah pasti jika dia pulang dari tadi, dia sudah memanjakan diri di atas ranjang empuk sambil memejamkan mata.Nasi sudah menjadi bubur, tidak perlu dia sesali. Karena yang pasti dia lebih baik pulang segera sampai apartemennya.Basement kantor terlihat sepi. Tak heran, karena semua orang kantor sudah pulang sejak tadi. Ya, meski hanya satu dua orang yang Lula lihat belum pulang. Namun, tetap saja tak seramai saat jam kantor berlangsung.Wanita itu menaiki mobil
Read more
Mencoba Menggoda?
Mata Lula bertemu dengan pria yang familiar di ingatannya. Dia terkejut, melihat siapa yang datang.“Jack! Kenapa kamu terlambat? Mom pikir kamu tidak akan datang karena sibuk bekerja.”Pria itu tersenyum tipis, “Sorry Mom, tadi memang aku sempat lupa. Namun, Ben mengingatkan aku untuk segera pulang. Benar kan Ben?”“Ya tentu! Aku selalu menjadi pengingatnya, Mom. Dia benar - benar sudah bau tanah rupanya,” ejek Ben.Jack berdecih, “Tutup mulut omong kosongmu, Ben.”Eve terkekeh dengan interaksi keduanya.Jack, pria itu menyadari kehadiran sosok orang lain di meja makan keluarganya. Dia mengerutkan kening, mengingat seseorang. Dia hanya diam, namun tak lepas pandang ke arah Lula.Eve, yang melihat Jack menatap Lula menjadi heran, “Jack, apa kamu mengenalnya? Aku rasa kamu berlebihan menatap temanku.”Jack kembali menatap Eve, “Tidak.”“Ah, aku kira kamu mengenalnya. Dia temanku. Aku yang menabrak mobilnya,” jelas Eve.“Lalu kenapa dia berada d
Read more
Lingkar kesempatan
Sial!Bagaimana bisa dia tak melihat bahwa bra miliknya tercetak jelas di kaosnya. Pasti ini karena minuman yang Eve tumpahkan, membuat terlihat jelas.Dengan malu, Lula keluar dari kamar mandi. Dia menuju ke sofa, bergabung kembali pada Eve yang asik menonton.Merasa kursi sofa bergoyang, Eve menoleh, “Sudah selesai berganti?”“Iya. Terima kasih. Besok aku akan mengembalikannya setelah mencucinya.”Eve terkekeh lalu berkata, “Kenapa terburu - buru? Santai. Aku tidak memaksa harus mengembalikan segera. Kamu bisa mengembalikan jika waktu senggang.”“Ah, baiklah.”*Dret*Ponsel Eve bergetar. Dia melihat panggilan di atas meja dan tersenyum merekah.“La, aku harus mengangkat panggilan sebentar. Kamu bisa tunggu di sini.”Dia bangkit dari sana. Tinggallah Lula sendiri bersama televisi yang menyala dengan tayangan horror di sana.Lula, menonton sendiri sambil sesekali memakan cemilan yang sudah di sediakan oleh Eve untuknya.Tak seling bebe
Read more
Pulang Bersama Jack
Malam itu, Lula pulang bersama dengan Jack. Pria itu mengantarnya sesuai dengan permintaan Camelia dan juga Eve.Di dalam mobil, Jack fokus menyetir ke depan. Jangankan mengobrol, pria itu bahkan tak menoleh ke sisi kiri untuk melihat Lula. Pria itu bagai patung hidup.Melihat Jack yang tak mencoba berinteraksi, Lula berinisiatif. Dia membuka suaranya, “Terima kasih atas tumpangannya.”Tak ada jawaban dari Jack, dia memilih diam.Karena merasa aneh, wanita itu menutup mulutnya.Dia lebih baik diam karena sepertinya Jack tak suka dengan kehadiran dirinya.Oleh sebab itu, Lula memilih bersandar dan menatap ke jendela mobil. Setidaknya, dia dapat melihat jalanan yang mereka lalui di tengah malamnya gemerlap lampu ibu kota.Namun, saat hampir setengah perjalanan mereka, tiba - tiba mobil yang di kendarai keduanya terhenti di jalanan. Lula, yang sadar menjadi khawatir.“Eh?”Sama dengan Jack, pria itu juga panik dan melihat mobil yang mereka
Read more
Ciuman Panas
Wanita itu berhasil membuat dadanya berdegup kencang. Jack menegang di tempat dengan posisi yang masih menggendong Lula dalam dekapannya.Sementara itu, Lula masih memejamkan mata dan mendekap erat pria itu. Dia tak berani membuka mata, merasa takut.“Sampai kapan kamu akan seperti ini?”Lula yang masih belum sadar akan posisinya, hanya menggelengkan kepala sebelum berkata, “Aku menunggu di sini saja, aku tidak mau melanjutkan untuk mencari bengkel. Aku takut dengan petir. Aku tidak mau.”Jack mendengus mendengarnya, “Jika tidak ingin melanjutkannya setidaknya lepaskan saya. Kamu memeluk saya begitu erat.”Lula membuka mata dan seketika sadar bahwa dia berada dalam gendongan Jack.Dia memegang kedua bahu Jack lalu menarik diri turun.Lula yang malu menggaruk tengkuknya yang tak gatal, “Ah, maafkan aku. Aku tidak bermaksud untuk digendong.”Jack yang sama salah tingkahnya memalingkan wajah, “Hm.”Keduanya terjebak pada rasa malu dan
Read more
DMCA.com Protection Status