Zombieing

Zombieing

By:  nadiinath  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
18Chapters
973views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

~ZOMBIEING~ "Bian tuh zombie" ucap Naira bersungut-sungut. Pikirannya melambung membayangkan pertemuan tak mengenakkan dengan iblis itu. "Hah? Maksud lo?" "Uda mati terus bangkit lagi" "Mati suri gitu?" Naira memutar bola matanya malas, kemudian menghembuskan nafas keras. Berbicara dengan Silla memang membutuhkan tenaga ekstra. Sabar-sabar. "Dia uda mati, ilang di telan bumi. Eh tiba-tiba hidup, muncul, dan ngeracau di dunia gue. Sama kayak zombie ngga sih" "Oooh. Emang dia bawa virus? Kok lo namain zombie" "Iyalah. Virus merah jambu. Kan berabe kalo gue terjerat pesonanya lagi" "Ciee, bilang aja belum move on" Silla tertawa geli sambil menyolek gemas dagu sahabat baiknya. Ia langsung menghempaskan tangan Silla dengan kasar. Bukannya Naira belum move on, tapi ia tidak yakin hatinya akan kuat jika terus-terusan bertemu dengan dia. Kalian ingatkan pepatah yang mengatakan bahwa cinta pertama tidak akan pernah pudar? Nah kegalauan itu yang sekarang menyelimuti otaknya. Pepatah dari mana itu? Sepertinya hanya tertera di kamus hidup Naira. Hiks. IG: nadiinath

View More
Zombieing Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
18 Chapters
Prolog
"Nai, kamu mau kan jadi pacarku?"Sorak ramai langsung terdengar begitu sosok pria gagah berkacamata bertekuk lutut di hadapan seorang gadis. Dia membawa setangkai bunga mawar yang entah di dapat darimana.Karena malu, gadis bernama Naira itu hanya mengangguk kemudian menerima bunga indah itu. Hatinya sungguh berdebar saat pria itu memeluknya secara tiba-tiba.Tanggal 10 Oktober adalah hari paling membahagiakan bagi Naira. Bagaimana tidak, setelah penantian beberapa bulan, akhirnya sang pujaan hati menembak dirinya.Ditambah lagi acara penembakan ini sangatlah romantis. Pria yang kini tengah tersenyum manis ke arahnya itu terlihat semakin tampan setelah berhasil mencuri kecupan di keningnya."Cieeee, uda sold out nih prince charming kita satu ini. Pj dong, iya ngga guys?""Pj pj pj pj""Ok, istirahat nanti gue traktir makan baksonya mbak Mia"Sorakan pun semakin ramai karena ucapan pria itu yang mengatakan akan memberikan pajak
Read more
Bab 1. I Think I Know, But Who?
Ketika hati berperan sebagai otak untuk melupakan sumber luka.~"Gue denger sih pak Demi mau digantiin sama adiknya""Serius lo? Duh, belum juga pdkt uda mau pergi aja"Desas desus yang beredar luas di perusahaan itu adalah fakta. Berita tersebut memang sudah dibenarkan oleh Demi, sang bos, saat ia bertanya mengenai hal tersebut.Karena perusahaan cabang yang sudah berkembang dengan baik, Demi memutuskan untuk kembali ke perusahaan pusat yang ada di London. Dia memberikan tugas pada sang adik untuk melanjutkan perjuangannya membawa perusahaan cabang agar semakin maju.Ah pernyataan itu hanya hipotesanya saja.Tentu saja, Naira Ghina Winata turut sedih akan kepindahan bosnya itu. Menurutnya, Demi adalah sosok bos baik hati yang sangat ramah. Dia juga selalu menampilkan senyuman jika di sapa oleh para karyawan."Mbak, pak Demi ada di dalam?" Tanya gadis bermake up tebal dengan pakaian yang begitu ketat. Dia adalah Wilona, fans n
Read more
Bab 2. Now, I Found You
Tanda kepemilikan memang tak nampak, tapi orang yang punya kepentingan paham akan itu.~Fabian Vero DirgantaraChief Executive OfficerSosok pria sedang tersenyum menatap layar yang menampil foto, nama, dan jabatannya. Tadi ia diberitahu oleh sang kakak bahwa website perusahaan Nusa cabang Indonesia sudah diperbarui. Sebab itu ia bergegas mengecek website tersebut.Dan benar saja, fotonya dengan wajah datar tanpa senyum langsung terpampang di halaman pertama. Dimana di bawahnya tertera banyaknya prestasi yang sudah ia raih. Ah, akhirnya mimpinya jadi kenyataan.TingMendengar suara notifikasi, membuat pria bernama Bian itu mengalihkan atensinya. Ia membuang nafas keras ketika membaca pesan sang kakak yang menyuruh dirinya menuju meeting room di lantai 6.Tidak ingin peduli, Bian malah beranjak dari duduknya dan merebahkan tubuh di atas kasur. Ia sangat lelah setelah mengudara selama berjam-jam.Mumpung ia tidak sibuk, i
Read more
Bab 3. The Name I Hate
Tell your name if you want make my heart hurt again.~SeninHari yang paling dibenci beberapa orang, termasuk dirinya. Bukan karena hari ini penuh kesialan, bukan. Tapi karena hari liburnya sudah berakhir dan harus kembali bekerja bak orang kesetanan.Bayangan tentang kejadian sabtu pagi membuat Naira meringis pelan. Bahkan rasanya ia tidak punya muka untuk bertemu dengan Bos beserta adiknya itu.[Flashback on]Karena masih terlalu nyaman, Naira pun semakin mengeratkan guling di tangan dan kakinya. Entah kenapa rasanya sangat hangat. Tapi sebentar, kenapa guling ini keras sekali?Naira mengernyitkan dahi begitu membuka matanya. Ia mengucek mata beberapa kali kemudian terdiam sesaat. Apa ini yang ada didepannya. Sepertinya kulit manusia. Hah? Kulit manusia?Tidak, tidak. Pasti ia sedang mimpi. Iya benar. Pasti otaknya masih konslet karena baru bangun tidur. Merasakan sesuatu yang keras dan menusuk bagian bawahnya m
Read more
Bab 4. Not Yet Time
Sesuatu yang dipaksakan tidak akan berakhir baik. Jadi, aku akan menunggu sampai kamu siap.~"Aaarrrggghh"Bian menggaruk kepalanya kasar. Sejak pagi, ia tidak bisa fokus dengan pekerjaannya. Percakapannya dengan Naira tadi masih terngiang jelas di otaknya. Dan satu yang membuat hatinya nyeri...Gadis itu menangis.Jujur, ini pertama kalinya. Iya benar, 3 tahun lalu menjalin hubungan dengan gadis itu, tapi Bian tidak pernah sekalipun melihat Naira sedih, apalagi sampai menangis. Apa ia sudah keterlaluan?Tok tok tok"Masuk" perintah Bian sambil mengecek data di tangannya dan yang ada di komputer.Tanpa melihat pun, Bian tau siapa gerangan yang masuk ruangannya. Siapa lagi kalau bukan Naira. Asisten sok sibuk yang mencoba untuk bersikap profesional. Lihat saja, gadis itu bahkan tidak berani menatapnya. Ck ck ck."Pak ini ada kiriman berkas dari asisten GM hotel""Taruh saja di meja. Oh ya, hari ini saya masih ada
Read more
Bab 5. Annoying Period
Bulan yang datang di waktu yang salah memang memalukan.~Naira bergerak gelisah di tempat duduknya. Di tengah meeting dengan pak Rino tadi, ia merasakan ada sesuatu yang keluar dari bagian bawahnya. Aduh, tidak lucu kan jika bulanannya datang di waktu yang tidak tepat seperti ini.Setelah kepergian pak Rino, ia ingin sekali ke toilet dan mengecek tamu itu. Tapi, bagaimana kalau sampai tembus? Mana sekarang ia pakai celana putih. Hiks."Kenapa?""En-engga apa-apa kok Pak" ucap Naira sambil nyengir. Ya kali ia bilang pada Bos kalo tamu bulannya sedang datang. Bisa malu tujuh turunan."Ngga usah bicara formal. Jam kerja sudah berakhir"Yeee, bilangnya ngga usah bicara formal, tapi dia sendiri sedang bicara formal. Tak tau lah. Naira sudah capek menghadapi Bian."Ayo pulang""Eh eh, bentar Pak, jangan pulang dulu" mati-mati. Bagaimana ini Tuhan? Mana baju yang dipakainya tidak sampai menutupi pantat. Hiks."Kenapa la
Read more
Bab 6. What's Wrong With Sanitary Napkin?
Pria penasaran dengan pembalut, bukan tindak kriminal kan? ~Naira pun langsung masuk ke minimarket dan menuju deretan rak yang berisi pembalut. Sebenarnya ia ingin membeli banyak karena stok di kostnya juga sudah menipis. Tapi ia sedikit malu pada Bian."35 cm? Sepanjang itu punya kamu? Seriously? Wow, amazing"Heh? Naira langsung menggeplak bahu Bian kencang. Bagaimana tidak, pria itu mengatakan hal memalukan tersebut dengan suara kencang. Bahkan beberapa karyawan minimarket sampai menahan tawa. Duh, mau di taruh dimana mukanya yang tidak seberapa cantik ini? Hiks."Aaaawww. Heh, saya ini Bos kamu. Berani-beraninya...""Uda deh pak diem aja. Itu mulut, mau saya sumpel pake pembalut?"Pria itu hanya meringis kemudian berjalan ke kasir. Duh, ingin sekali Naira mencakar punggung Bian dengan trisula.Tidak ingin peduli dengan keberadaan pria menyebalkan itu, Naira pun mengambil beberapa bungkus benda kramat dan
Read more
Bab 7. Mantu Jalur Expess
Pengangguran di tanya kapan kerja, setelah bekerja dimintain mantu. Susah ya jadi manusia.~Malam ini sudah Bian catat sebagai salah satu malam terindah dalam hidupnya. Sejak tadi, senyumnya tidak bisa luntur dari sang wajah. Bahkan sesekali ia tertawa keras bak orang gila yang kesetanan.Sudah gila, kesetanan pula.Tenang saja, apartemen yang dihuni Bian ini memang kedap suara. Jadi tidak akan ada yang mendengar kegilaannya.Bian merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Pikirannya melambung membayangkan ekspresi Naira yang kesal karena ia yang terus menggodanya.Entah apa yang terjadi pada dirinya sekarang, Bian benar-benar tidak tau. Padahal ia bukan tipe cowok yang suka menggoda perempuan meskipun itu pacar, keluarga, atau teman. Bahkan dulu saat ia pacaran dengan Naira, sekalipun Bian tidak pernah menggoda gadis itu. Aneh kan?Bian adalah sosok pria cool yang lebih suka diam. Tapi itu tidak berlaku untuk keluarga dan sesuatu yang mem
Read more
Bab 8. Human Absurd
Padahal tidak pernah ada pelajaran kode kemauan manusia, jadi kenapa mereka suka sekali dengan kode? Dan bagaimana cara memahami kode itu?~"MAS ADAM JANGAN NUTUPIN JALANKUUU""EH, EH MBAK JIYA, MINGGIR MBAK MINGGIR""GANENDRA, MINGGIR LO KAMPRET"TitYeah, setelah melewati banyaknya rintangan bak ninja warior, akhirnya Naira bisa menempelkan jari jempolnya di finger print yang terletak di dalam ruang fotokopi. Kalau bukan karena hpnya yang lowbatt ia tidak akan telat ke kantor.Biasanya Naira memesan ojek saat berangkat kerja, tapi karena hpnya yang lupa di charge semalam, ia jadi kelimpungan dan heboh menyetop taksi dan berakhir tidak dapat. Untung saja ada Hilmi yang kebetulan lewat depan kosnya.Jangan senang dulu. Meskipun sudah absen, tapi ia sudah telat karena jam yang sudah menunjukkan pukul 8.30. Gila, baru kali ini ia terlambat sampai 30 menit."Gila lo Nai, sekalian aja berangkat pas isoma. Ck ck ck" ucap Gan
Read more
Bab 9. Isoma Time
Waktu paling ditunggu-tunggu saat bekerja adalah isoma, iya kan? Selain bisa istirahat, tentunya bisa bercanda gurau.~Jika ini komik, pasti pintu tertutup berwarna putih itu sudah berlubang karena terlalu lama ditatap oleh Naira. Ia sungguh kesal pada bosnya yang sejak tadi meneriakkan namanya.Ada mungkin 7 kali Naira bolak-balik selama 2 jam lalu. Ia sih tidak masalah jika ada sesuatu yang penting. Tapi yang membuatnya dongkol berkepanjangan, bosnya itu memanggil dirinya hanya untuk hal-hal sepele yang dia sendiri bisa melakukannya.Contohnya seperti mengambil pulpen yang jatuh tepat dikakinya, menutup gorden jendela, bahkan menurunkan suhu AC. Dan barusan, Naira disuruh untuk menyingkirkan anak rambut yang menutupi matanya.Gila kan?Jika dia bukan bos, pasti Naira sudah menendang tulang keringnya. Jika dia bukan bos, pasti kepala pria itu sudah ia tempeleng dengan tumpukan berkas. Dan jika dia bukan bos, ingin rasanya Naira menenggelam
Read more
DMCA.com Protection Status