SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN!

SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN!

에:  Amie Yasmine  연재 중
언어: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
3 평가
57챕터
10.0K조회수
읽기
서재에 추가

공유:  

보고서
개요
목록
앱에 리뷰를 남겨주세요.

1 tahun menikah Maya tidak kunjung di sentuh suaminya, padahal sudah fitrahnya seorang wanita ingin mendapatkan nafkah lahir dan bathin dari suaminya, apakah sebab Kaylani suami Maya enggan menyentuh Maya istrinya? mampukah Maya mempertahankan biduk pernikahannya?

더 보기
SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN! 온라인 소설, 무료로 PDF 다운로드

최신 챕터

동시간 재미 밌는 책

독자들에게

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

댓글
user avatar
Irma_Asma
Keren Kak ceritanya
2022-06-13 20:08:05
0
user avatar
Amie Yasmine
Jangan lupa tinggalkan ulasan bintang 5 ya sayang...
2022-05-17 17:29:14
0
user avatar
Putra Kelana Kelana
keren deh ak suka
2023-05-29 05:57:02
0
57 챕터
BAB 1 - SENTUH AKU BANG!
"Bang ... sentuh aku beri aku nafkah bathin, kita sudah hampir setahun menikah tapi, kenapa Bang Kay belum juga mau menyentuhku?"ucapku manja sambil bergelayut di bahu Bang Kay yang baru pulang kerja."Dek ...." Bang Kay menatapku dengan matanya yang sayu."Iya Bang, Adek pengen hamil, adek pengen mengandung zuriatmu.""Sabar ya sayang! Abang mau mandi dulu. Bau keringat.""Oh, ya sudah! Tapi kali ini abang harus berjanji untuk menyentuh Maya!" Lagi-lagi Bang Kaylani menghindar, entah yang keberapa kalinya dia menolakku, Bang Kay mengacuhkan rayuanku, dan aku harus membiarkan Bang Kaylani meninggalkanku dengan hasrat yang menggantung sendiri, bertemankan sepi.Tinggallah aku yang termenung, menahan sakit kepala yang tidak tertahankan. Bagaimana tidak sakit, otakku tidak mampu menjawab satu pertanyaan, "Kenapa Bang Kaylani tidak mau menyentuhku?"*****Bang Kaylani sudah selesai mandi, tapi entah mengapa hasratku ingin memadu kasih kini hilang. Mungkin karena kepalaku sakit parah, dan
더 보기
BAB 2
"Bang ... Maya ga jadi masak, jadinya beli lauk. Maya khawatir kalau kecapean Maya yang tidak bisa jadi permaisuri nanti malam.""Ga apa-apa sayang, yang penting kamu senang. Ya sudah, yuk makan. Abang sudah lapar. Biar Maya Abang suapin ya." ucap Bang Kay. Seperti biasa, ucapan dan sikapnya selalu mendinginkan hati yang membara saking panasnya."Maya ada masalah ya, wajah Maya Abang tidak seceria biasanya." ucap Bang Kay."Engga Bang, Maya ga ada masalah.""Jujur sama Abang, jangan ditutup-tutupin. Ada Apa?" tanya Bang Kay penasaran. Sebisa mungkin kusembunyikan perasaanku, kekesalanku, Bang Kay tetap bisa mengetahuinya."Tadi ... Maya pas mau beli sayur, banyak ibu-ibu yang ngomongin Maya." ucapku sembari memonyongkan bibirku yang sexy."Ngomongin gimana?""Ngomongin masalah Maya kenapa udah satu tahun menikah belum punya anak.""Terus Maya jawab Apa?""Maya bilang aja Maya pakai KB dan belum siap punya anak."Bang Kay tersenyum tipis, entah apa yang ada dalam benaknya."Kok malah s
더 보기
BAB 3
Sudah jam 16.30, wajah tampan Bang Kay kusayang belum juga terlihat. Sedangkan aku sudah hampir satu jam duduk termenung, memikirkan jawaban mengapa Bang Kay tidak berani melakukan hal itu denganku istrinya sendiri. Dan menyayangkan nasib yang malang ini. Tidak sekali dua kali aku terfikir dan tergoda untuk memilih melakukan hal yang terlarang. Selingkuh misalnya, namun ku tahan sebisa mungkin, karena aku sendiri yang memilih bertahan."Assalamualaikum Maya, Abang pulang." Akhirnya yang di tunggu-tunggu datang juga."Waalaikumsalam." jawabku pelan tanpa beranjak menyambutnya."Loh ... Maya Abang kok cemberut?" tanya Bang Kay.Hening, aku hanya ingin menatap lurus kedepan, memberi kode bahwa aku sedang bad mood kepada Bang Kay. Kemudian aku ngeloyor meninggalkanya beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Mungkin dengan menyirami kepalaku dengan air bisa membuat rilex diriku.Setelah mandi, kulihat Bang Kay duduk di sofa empuk dengan satu kaki dinaikkan ke atas meja. Matanya mer
더 보기
BAB 4 - MAHAR ISTIMEWA
“Maafkan kesalahan Abang yang tidak berterus terang. Yang Abang yakini pondasi rumah tangga adalah kepercayaan. Kamu hebat sayang, bisa bertahan dan percaya selama 1 tahun belakangan walau mungkin hari ini hatimu goyah.” ucap Bang Kaylani dengan suara lemah lembut. Begitu layak Bang Kay dikagumi, diluar sana, mana ada laki-laki yang mau meminta maaf duluan. Padahal sudah jelas kesalahannya. Berbeda dengan Bang Kay ku sayang, Dia mau meminta maaf dan mau membujukku hingga hatiku luluh lantah.“Bang, maafkan Maya juga ya, kalau tadi Adek ngomongnya kasar, marah-marah, sampai banting pintu. Maya tidak tahan Bang, tiap hari Maya ke warung ada aja orang yang nanya, kenapa Maya belum hamil. Teman-teman Maya juga gitu, selalu nanyain Maya kapan Hamil. Kata mereka, ga sabar gendong ponakan.” ucapku lembut. Aku ingin mencari simpati suamiku lagi, karena kenyataannya, dia tidak bisa melakukan kewajibannya adalah semata-mata karena alasan taat. Tidak seperti apa yang kuduga selama ini. Homo, pun
더 보기
Bab 5 - MAAF ISTRIKU....
“Maafkan kesalahan Abang yang tidak berterus terang. Yang Abang yakini pondasi rumah tangga adalah kepercayaan. Kamu hebat sayang, bisa bertahan dan percaya selama 1 tahun belakangan walau mungkin hari ini hatimu goyah.” ucap Bang Kaylani dengan suara lemah lembut. Begitu layak Bang Kay dikagumi, diluar sana, mana ada laki-laki yang mau meminta maaf duluan. Padahal sudah jelas kesalahannya. Berbeda dengan Bang Kay ku sayang, Dia mau meminta maaf dan mau membujukku hingga hatiku luluh lantah.“Bang, maafkan Maya juga ya, kalau tadi Adek ngomongnya kasar, marah-marah, sampai banting pintu. Maya tidak tahan Bang, tiap hari Maya ke warung ada aja orang yang nanya, kenapa Maya belum hamil. Teman-teman Maya juga gitu, selalu nanyain Maya kapan Hamil. Kata mereka, ga sabar gendong ponakan.” ucapku lembut. Aku ingin mencari simpati suamiku lagi, karena kenyataannya, dia tidak bisa melakukan kewajibannya adalah semata-mata karena alasan taat. Tidak seperti apa yang kuduga selama ini. Homo, pun
더 보기
Bab 6 - MENCARI MAHAR
“Ini Bang, ambil emasnya dan jual besok ya Sayang.” ucapku menawarkan kotak perhiasanku.“Itu emasmu Sayang, biar sajalah Abang usahakan sendiri. Kalau bisa Abang minjam sama Bapak.”“No, no, no. Pokoknya emas ini udah Adek kasih ke Abang. Terserah mau Abang gunakan buat apa. Mau nutupin kekurangan uang buat beli kucingpun Engga apa-apa deh Bang. Bagiku, Mas sesungguhnya itu ya kamu.” ucapku memaksa namun dengan nada manja.“Tapi kan Yang … ga usah Sayang.” ucap Bang Kay bersih keras menolak. Aku jadi curiga apa ada hal lain yang mungkin dia tutupi. Harusnya kan Suami senang kalau istrinya menolong perjuangan suaminya. Tapi ini kok seolah-olah Bang Kay ingin mengulur waktu 5 bulan lagi.”“Ga ada tapi- tapi ya Sayang, pokoknya jual aja besok emas itu terus kita ke kota cari kucing Persia, terus Abang harus segera hamilin Maya!”ucapku menegaskan."Sayang ... jangan keras kepala. Nanti setelah beli kucing Persia kamunya nangis, sedih kehilangan emasnya." Bang Kay masih bersih keras."Ban
더 보기
Bab 7 - SHOPING SISA MAHAR
Bangun tidur aku masuk ke kamar mandi. Kamar mandinya cukup lengkap, didalamnya ada 2 buah handuk dan peralatan mandi lain juga tersedia. Seperti, pasta gigi dengan 2 sikat gigi yang masih segel tergantung ditempat khusus, sampo dan sabun cair aroma mawar. juga sabun mandi sekuran jempol. Ku letakkan handuk yang ku bawa dari kampung ketempat gantungan, aku tidak mau memakai handuk hotel, walau warnanya seputih salju dan sewangi kesturi, aku tidak yakin handuk itu benar-benar bersih, entah sudah berapa ribu orang yang telah memakainya, dan aku tidak akan mau jadi orang yang memakai pakaian bekas ribuan orang.Pandangan mataku kembali tertuju ke sabun kecil putih yang tergeletak disamping peralatan mandi. Aku tertarik dengan bentuknya yang kecil dari sabun itu, kuambil sabun tersebut dan mendekatkannya ke wajahku. Ada merk asing tertulis disabun itu,ku hirup aromanya, lumayan wangi, aku tertarik memakainya untuk mandi.Kusirami rambutku dengan air. Aku sengaja keramas agar rambutku bers
더 보기
Bab 8 - ALASAN BANG KAYLANI LAGI
Dikamar, jam 20.30 ….“Terimakasih udah beliin Maya semua yang Maya inginkan Bang. Kucing persianya, emasnya, cemilannya, bajunya, semuanya deh. Makasih ya Sayang, Maya doain Abang banyak rezeki.” ucapku kepada Bang Kay sambil memasang perhiasan.“Sama-sama Dek Maya, kebahagiaanmu adalah kebahagiaan Abang.” ucap Bang Kay tersenyum sambil menyandar ke tempat tidur.“Malam ini ‘kan Bang?” tanyaku sembari mendekat kearah Bang Kaylani.“Apanya malam ini Dek?” tanya Bang Kaylani.Kesal! Bang Kay seolah-olah tidak mengerti kemana maksud ucapanku.“Bulan madunya.” ucapku dengan senyum memaksa.“Emm, capek loh Dek seharian jalan- jalan terus.” ucap Bang Kay, menghindar.“Aaa, Abang lemah deh. Masa Maya lebih kuat daripada Abang.” sungutku.“Besok aja ya Dek!” ucap Bang Kay.“Engga mau! Pokoknya Malam ini! Lihat Maya Bang, Maya udah pakai baju dinas ini loh Bang!” ucapku memaksa sambil mencengkram bahu Bang Kaylani.“Engga bisa malam ini Dek …” ucap Bang Kaylani mengernyitkan dah.“Pasti ada s
더 보기
Bab 9 - MEMBERI SOLUSI
“Ya Allah Bang, gara-gara trauma kejepit resleting Abang sampai tidak mau di sunat?" ucapku menahan tawa. Aku tidak habis fikir. Terlalu banyak masalah Bang Kay ku sayang. Untung aku sangat mencintainya sampai keteteran. Kalau tidak ...."Sakit banget loh Dek kejepit resleting itu, lebih sakit daripada melahirkan. Kejepit aja sakit apalagi dipotong."“Ih, ga samalah Bang,di sunatkan dibius dulu. Engga di sunat bukan berarti ga bisa 'kan Bang? gimana kalau tetap di lanjutkan aja malam ini.” ajakku pada Bang Kay, mumpung masih berpakaian dinas lengkap.“Ga bisa Dek …kata orang di kampung, sunat itu wajib hukumnya bagi laki-laki. Tidak boleh mencampuri istri kalau belum sunat. Di kampung Abang, orang-orang yang muallaf sebelum menikah disunat terlebih dahulu. ““Udah tau sebelum menikah wajib disunat, kenapa ngga sunat dulu?” tanyaku menahan kesal.“Kan udah Abang bilang, Abang takut disunat. Membayangkan saja ga sanggup Dek, itu yang dipotong barang yang vital, bukan motong kuku atau ra
더 보기
Bab 10 - HIKMAH BELUM DI SENTUH
Sudah sore, aku tidak sadar sudah berapa lama aku ketiduran. Kulihat Bang Kay diruang tamu, duduk menyilangkan kaki sambil membaca Koran. Ada segelas kopi dihadapannya. Ah … dia suami yang selain baik juga begitu pengertian. Dia tau aku lelah sehingga dia tidak membangunkanku untuk membuatkan kopi untuknya.“Sayang, sudah bangun?” ucap Bang Kay, terkejut melihatku didepan pintu kamar dengan rambut acak-acakan.“Masih capek? Kucingmu sudah datang tuh Dek.” ucap Bang Kay menunjuk keteras rumah.“Jam berapa datangnya Bang?” tanyaku senang.“Belum lama Dek, barusan sampai diantar travel.” jawab Bang Kay.‘Meong … meoong … meoong ….’ Terdengar suara merdu kucing Persia yang semalam kami beli di kota. Segera ku kucucir rambutku dan berlari kearah teras rumah.“Duh … sayang, lucunya kamu. Bulu mu indah sekali.” ucapku mengelus kucing Persiaku.“Siapa ya namamu, Gimana kalau aku panggil Lani mau? biar mirip sama Bang Kaylani.” sambungku, mengajak kucing bicara seolah-olah dia akan mengerti ka
더 보기
DMCA.com Protection Status