Tujuh Ratu untuk Sang Raja

Tujuh Ratu untuk Sang Raja

Oleh:  Choco Lady  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
2 Peringkat
10Bab
794Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Raja Henry, sang petualang cinta, memulai kisah asmaranya selama memimpin Kerajaan Arthanavia, yang penuh liku dan intrik. Perjalanan cinta Henry tidaklah mudah dan penuh dengan dilema. Meskipun ia sudah bertunangan dengan Catherine of Monaco, hatinya terpikat pada Mary Thomas, seorang gadis yang telah menikah dengan seorang mayor di kerajaan. Henry merasa tertarik pada kebaikan dan pesona Mary, sehingga ia berusaha dengan segala cara untuk mendapatkan hati Mary. Namun, saat Anne Thomas, saudara Mary, muncul dan menggoda Henry, hal ini semakin mempersulit situasinya. Belum lagi pernikahannya dengan Katherine, putri dari kerajaan Monaco yang menggelisahkan sekaligus mendebarkan. Bagaimana kisah Raja Henry menemukan belahan jiwanya?

Lihat lebih banyak
Tujuh Ratu untuk Sang Raja Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
M-studio
Cerita yang sangat menarik
2023-11-30 22:30:16
0
user avatar
Ken Sagita
Kakak, kenapa ini enggak dilanjutin? Bagus banget pembukaannya padahal.
2023-02-02 18:06:41
1
10 Bab
Kegaduhan di Balairaja
Suara desahan tertahan terdengar dari balik dinding. Seseorang berpakaian seperti prajurit dengan emblem bintang di bahunya mengernyit, karena ia seharusnya tidak mendengar suara seperti itu di ruangan ini."My Lord!" Suara tersebut terdengar lagi disertai erangan yang panjang. Jelas sekali itu suara perempuan. Meski pun suara tersebut tidak terlalu keras, tetapi prajurit tersebut mendengarnya dengan jelas.Si prajurit yang menahan teriakan histerisnya, segera memberi kode kepada rekannya yang juga sedang berjaga, untuk menghampirinya."Ada apa?" tanya temannya dengan suara berbisik. Pesta sedang berlangsung, para menteri telah saling menyapa dan berbicara dengan tangan-tangan memegang gelas anggur. Tawa membahana menjadi dominan di ruangan itu, tapi tak ada yang bisa menandingi suara desahan yang kini mulai semakin gencar didengarkan oleh prajurit tersebut. Ia kemari untuk menjaga ruangan itu dari hal-hal yang tak diinginkan menyangkut keselamatan, karena orang nomor satu di negara Ar
Baca selengkapnya
The Playboy of Arthanavia
“Kamu itu seorang pangeran, Henry! Bisa-bisanya kamu mempermalukan nama keluarga kita hanya demi nafsumu! Memangnya kamu tidak mau mempergunakan otakmu?” Reginald menanggalkan semua formalitas dan ketenangannya ketika ia hanya berdua dengan adiknya di ruangan pribadi.“Astaga, Yang Mulia.” Henry menghela napas. “Tidak banyak orang yang tahu, lagipula toh, itu tidak menambah apa-apa ketimbang popularitas kita yang akan semakin naik, ya kan?”“Henry Leonard Baldwin! Jaga bicaramu! Kita sudah bekerja keras dari generasi ke generasi mempertahankan reputasi kita, lalu kamu malah seenaknya sendiri? Kamu berada di nomor satu pewaris tahta. Kelakuanmu ini hanya akan mengecewakan rakyat kita!” Reginald berkacak pinggang, menunjuk adik laki-lakinya yang badung itu, karena tak tahan dengan emosinya yang meluap.“Yang Mulia, mereka toh tak peduli bagaimana perilaku kita selama kita tidak mengemplang pajak dan tampil baik di media.” Henry mengusap rambutnya yang ditata dengan indah setiap pagi ole
Baca selengkapnya
Sweet Girl and Bitches in Bed
"Apa-apaan kamu ini, Anne?" Mary mendelik ketika menatap bungkusan yang barusan diberikan oleh adiknya itu.Anne tersenyum menggoda. "Ayolah, kamu akan menikah akhir pekan ini. Itu hadiah pernikahanmu, enjoy!"Mary, putri sulung keluarga Thomas memiliki rambut berwarna pirang keeemasan yang indah, menaruh bungkusan itu ke atas ranjangnya. Kertas pembungkusnya saja sudah meneriakkan nama perusahaan yang memproduksi pakaian dalam yang terkenal di dunia, Victoria's Secret. Gadis itu merasa risih bahkan sebelum membukanya."Tidak, aku takkan membukanya." Mary bergidik, menatap wajah cantik adiknya yang berambut hitam legam, kontras dengan kulitnya yang pucat. Selama ini, setiap orang yang melihat putri-putri keluarga Thomas selalu mengatakan bahwa Anne adalah kecantikan yang sempurna. Sementara Mary adalah simbol gadis sederhana dengan wajah yang biasa-biasa saja. Meski pun rambutnya yang pirang keemasan itu selalu membuat siapa pun menoleh dan menatapnya."Ssst, aku susah payah mendapatk
Baca selengkapnya
Pertunangan Henry Baldwin
Henry Baldwin akhirnya terpaksa berdiri di aula yang megah dan mewah ini, mengenakan tuxedo yang dirancang oleh desainer terkenal menatap para undangan dengan mata kosong. Lelaki itu entah mengapa menuruti permintaan sang kakak, yang juga rajanya, untuk bertunangan dengan Catherine of Monaco. Putri dari kerajaan Monaco itu telah datang sebulan yang lalu, menjalani bimbingan dan pengajaran tradisi pertunangan sesuai dengan adat Arthanavia, demi bisa menyesuaikan dirinya pada saat hari H pertunangannya.Hingar bingar pesta kali ini sama sekali tak membuat Henry tergerak. Biasanya dia adalah raja pesta, mabuk-mabukan hingga berdansa dengan penuh gairah, tetapi kali ini ia merasa kebebasannya telah dikebiri. Henry Baldwin hanya akan setia pada satu perempuan, seumur hidupnya, padahal ia belum puas untuk bersenang-senang. Baginya menikah adalah penjara seumur hidup. Lihatlah kakaknya yang menikah dengan putri dari keluarga bangsawan Arthanavia itu. Henry takkan bisa seperti sang kakak, yan
Baca selengkapnya
First Kisses
"Sudah banyak orang yang mengatakan bahwa mataku indah." Henry tersenyum simpul. Perlahan ia mengarahkan matanya, memindai setiap jengkal wajah gadis berambut pirang di hadapannya. "Namun, matamu jauh lebih indah." Gadis itu menggigit bibir dengan gugup, sebelum ia memalingkan muka. Ia tak mengerti mengapa jantungnya berdebar begitu keras di bawah tatapan lelaki asing itu. Lidahnya mendadak kelu, sebelum akhirnya ia memalingkan wajah.“Siapa namamu?” tanya Henry dengan nada lembut. Ia mundur selangkah demi mengurangi ketidaknyamanan gadis di hadapannya.“Aku ... Mary.” Gadis itu tak berani menyebutkan nama keluarganya, karena takut akan mendapatkan masalah di kemudian hari.“Mary, namamu sungguh indah seperti wajahmu. Namun, kamu pasti sudah sering mendengar pujian seperti itu.”Pipi Mary bersemu merah, sehingga menyebabkan gadis itu menundukkan kepala. “Sebenarnya, ini pertama kalinya aku mendengar pujian seperti itu.”Ada gejolak yang mendadak menggelora dalam hati Henry, ketika m
Baca selengkapnya
Merebut Mary
"Dari mana saja kamu?" Raja Reginald memandang murka ke arah adiknya yang tampak termangu. Langkah kaki Henry terkesan lunglai tak bertenaga, kontras dengan kemarahan sang kakak. "Maaf. Aku akan masuk." Reginald mengerutkan glabela, merasa aneh dengan respons sang adik yang tidak membantahnya seperti biasa. "Kamu ..." "Aku hanya butuh udara segar, Yang Mulia. Sekarang aku akan masuk." Pipi Henry berdenyut nyeri, tetapi ia lebih merasakan sakit yang menusuk di dalam hatinya. Henry merasa lega karena acara pertunangannya hampir berakhir. Catherine masih duduk dengan kaku di kursinya, seolah ia memang dipahat di sana, dengan wajah minim ekspresi. "Maaf jika kamu menunggu lama, Putri Catherine," salam Henry kepada tunangannya yang menanggapinya dengan anggukan samar. Lelaki itu mengembuskan napas, kemudian duduk. Ia mengikuti sisa prosesi pertunangan mereka dengan wajah sama seperti tunangannya. Mungkinkah ini yang sedang dialami oleh Catherine? Menyembunyikan rasa sakit hatinya dan
Baca selengkapnya
Rahasia Anne
"Dia menolak lamaranmu. Dan dia bersikeras akan menikah sore ini. Jadi sebaiknya kamu mundur, Henry." Reginald menatap sang adik yang tidak tidur semalaman karena menanti kabar baik dari Andrew. Raja itu juga bingung, mengapa Andrew yang sedari tadi menentang keinginan Henry, langsung tampak gembira ketika Henry menyebutkan nama putrinya. Mary bahkan menikah hari ini! Sungguh, sepertinya kerajaan Arthanavia sudah kehilangan orang waras. Reginald menerima undangannya, ia sendiri juga akan menyempatkan hadir. Calon suami Mary adalah Mayor Arthur Thompson. Bukan dari kalangan biasa-biasa saja. Berani betul, Andrew melepaskan komitmen itu hanya karena Henry menginginkan putrinya? "Tidak. Aku akan ke sana dan melamarnya sendiri!" "Henry!" Reginald berusaha mencegah agar adiknya tidak bertindak bodoh. "Hentikan kegilaanmu itu dan sadarlah!" Namun, Henry segera melepaskan tangan sang kakak dan segera berlari menuju garasi kerajaan. Ia sudah dikuasai egonya, yang tidak mau kalah karena ad
Baca selengkapnya
Terbongkarnya Rahasia
"Anne, Anne! Mengapa kamu di dalam kamar? Keluarlah!" Andrew berkata dengan riang gembira, tak menyangka nasib baiknya sudah tepat berada di depan mata. "Iya, Ayah?" Gadis itu menatap pintu kamarnya yang tertutup dengan panik. "Anne, mengapa kamu tidak bilang bahwa kamu yang bertemu pangeran dan bukannya, Mary? Pangeran sepertinya bingung antara kalian berdua. Dia ingin bertemu denganmu. Ayo cepat keluar!" Pangeran? Anne tertegun. Mengapa tiba-tiba pangeran ingin bertemu dengannya? Anne yakin bahwa ia tadi tidak melihat iring-iringan mobil kerajaan yang datang. Lagipula, kapan ia bertemu pangeran? Anne membuka pintu kamarnya dengan menyimpan rasa penasaran itu di dalam hati. Matanya segera menyambut sang ayah yang langsung memegang tangannya dengan wajah berseri. "Anne, oh, Anne. Ayah tak menduga kamu akhirnya bisa menembus keluarga kerajaan! Mari kita turun ke bawah. Pangeran Henry tak sabar ingin bertemu denganmu!" Gelak tawa Andrew tak mampu menghapus kegundahan di hati Anne.
Baca selengkapnya
Pemberkatan Mary Jane Thomas
Henry pulang ke kota Gaia dengan kecewa. Padahal ia sudah selangkah lebih dekat dengan Anne. Namun, paling tidak, ia sudah tahu identitas gadis itu. Henry bertekad akan menemuinya setelah huru-hara pembatalan pertunangannya berakhir. Ia harus menyampaikan berita gembira ini kepada Reginald. Setidaknya ia tidak perlu bertikai dengan suami orang. Anne masih lajang, statusnya masih keluarga pejabat parlemen. Tentu akan jauh lebih mudah meyakinkan parlemen untuk menerima Anne sebagai istrinya. Sementara itu di kediaman Thomas, Anne duduk diam di tepi ranjangnya. Ayahnya benar-benar murka karena ia telah melakukan kebodohan yang luar biasa. "Katakan pada Ayah, apa yang kamu lakukan di sana? Kamu hanya menyusup saja, kan? Hanya datang dan bertemu dengan pangeran kan?" desak Andrew. Anne menggeleng lemah. Ayahnya mungkin bukan orang kolot yang menutup mata dengan kegiatan seksual sang putri, tapi bercinta di ruang janitor, sementara suara mereka sempat membuat para pengawal kebingungan
Baca selengkapnya
Tekad Henry
Kata Gaia yang meluncur dari bibir Anne membuat Mary membeku. Kenangan dirinya yang berciuman di bawah sinar bintang kembali terlintas. "Hei, Mary. Kenapa wajahmu tampak tegang begitu?" "Aku butuh bicara denganmu sebentar." Suara Mary lebih menyerupai bisikan, yang membuat Anne mengerutkan glabela. "Baiklah." Anne menarik sang kakak untuk menjauh dari kerumunan tamu yang sedang berdansa, lalu berseru, "Maaf, Pengantin Wanita butuh pipis!" Sesampainya di toilet, Anne membuka semua pintu bilik yang ada untuk memastikan tak ada orang di sana. Barulah setelah itu ia berpaling kepada Mary yang bersandar pada wastafel. "Aku telah melakukan kesalahan besar, Anne!" "Tapi apa? Kamu sudah mengucapkan sumpah pernikahan, kamu juga bilang kamu bahagia menikahi Arthur. Apa yang salah?" Mary menggeleng dan menggigit bibirnya. "Kemarin ... saat kita berada di istana untuk pertunangan Pangeran ..." "Benar. Kamu menghilang saat kita hendak menuju tempatnya dan setelah aku menemukanmu, kamu mala
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status