Gairah Bad Boy Salah Sasaran

Gairah Bad Boy Salah Sasaran

By:  EL ZERO   Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
4 ratings
73Chapters
8.6Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Dalam acara malam keakraban dengan mahasiswa baru yang digelar di alam terbuka, Elang hadir sebagai panitia dengan misi pribadi. Yaitu mendekati mahasiswi yang memiliki paha mulus seperti Syahreni, dengan daya tarik seperti Afrodit. Namun, Elang yang setengah mabuk sama sekali tidak menyangka, bukannya mengencani sang pujaan hati, tapi justru terdampar di tenda dengan dosen pembimbingnya. Setelah sadar dari gairahnya, Elang tercekat. Dia menemukan sang dosen melotot, menaikkan kedua alis dan marah padanya. Bagaimana nasib Elang selanjutnya?

View More
Gairah Bad Boy Salah Sasaran Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
🇳 🇱 🇿
bukunya oke punya, definisi jodoh itu rahasia yaak, tak liat umur... cinta antara mahasiswa dan dosen pembimbingnya. jadi pengen cari gebetan yg dewasa juga deh, wkwkwkwk
2023-10-22 21:41:02
0
user avatar
endang
suka banget sama ceritanya..serasa terbawa lagi saat masih kuliah..romantis...biki greget dan penasaran
2022-12-02 06:17:33
0
user avatar
yenyen
thanks God dia keguguran jadi nikahnya beneran sah
2022-10-21 23:00:15
0
user avatar
Nathalie
bagus, sukaaaa banget...cerita badboy yang berbeda dari yg lainnya, lanjut kakak...
2022-07-21 10:44:33
0
73 Chapters
Rapat Panitia
[ Teruntuk putraku tersayang, ElangHai El sayang, mama tebak kamu pasti sudah menemukan satu dari sekian banyak surat yang sengaja mama tinggalkan untuk kamu. El nemuin surat yang mama simpan dimana? Di meja belajar El, tumpukan baju, lemari pakaian atau yang selalu ada di kantong baju mama? Jadi, gimana kabar El hari ini?El udah makan?Apa El sedang banyak kegiatan?Mama harap El bisa menjalani hari dengan lebih baik setiap saat, meskipun itu tanpa ada mama lagi di sisimu sekarang. Maafin mama ya El, maaf karena mama belum bisa menjadi orang tua terbaik untuk kamu!Maafin mama yang pada akhirnya membuat El kecewa!Maafin mama yang nggak pernah bisa berterus terang tentang kondisi yang sebenarnya!……..……..…….. ]Elang melipat kertas kusam yang sesekali masih dibacanya. Meski tidak membacanya sampai selesai, tapi Elang masih hafal tiap kata yang disampaikan sang mama dalam suratnya. Elang sudah ratusan kali membaca surat tersebut sejak ditemukannya pertama kali.Namun, hatinya ma
Read more
Wanita Dalam Tenda
Hari berikutnya, tenda dome berjajar di atas tanah terbuka seperti lapangan kecil, hanya berjarak dua puluh meter dari sungai yang akan menjadi pusat kegiatan arung jeram. Ryan dan Elang sibuk berbincang dengan koordinator lapangan, Arga."Gimana bapak ketua dan wakil? Apa persiapan kami bisa dinilai baik?" tanya Arga cengengesan."Oke, sip semua. Good job, Arga!" jawab Ryan antusias, puas dengan hasil kerja rekannya.Elang menimpali dengan semangat, "Semoga besok sukses raftingnya! Jangan lupa rescue team di briefing ulang sebelum kegiatan ya, Ga!""Beres! Sebelum api unggun akan ada evaluasi keseluruhan persiapan kok!" ujar Arga menegaskan."Aku minta daftar maba dan pembagian tenda, Ga! Mau atur siapa aja yang ikut perahuku besok." Elang menyeringai penuh maksud."Astaga, kamu nggak percaya sama aku? Aku udah atur tenda Vivian pas di sebelah kita, besok doi juga ikut perahumu, apa lagi?"Elang tergelak, "Cuma memastikan aja!"***Malamnya, langit sangat cerah, bulan malu-malu meng
Read more
Istilah Kentang
Elang memerhatikan kembali perempuan tersebut dan menyadari bahwa dia bukanlah Vivian. Tanpa sadar, dia akhirnya memaki dalam gumaman kecil, "Brengsek! Siapa yang berani menempatkan perempuan ini dalam tendaku?"Kondisi gelap membuat Elang benar-benar tidak bisa mengenali siapa yang sedang lelap di sampingnya. Untuk menyalakan penerangan, Elang juga merasa enggan. Selain pusing dan mengantuk, Elang justru berpikir sesuatu yang mungkin menguntungkannya."Aku bahkan tidak mengingat siapa yang biasa memakai parfum sialan ini, padahal rasanya aku sering mencium baunya. Benar-benar membuat otakku makin sinting!" Pemuda setengah mabuk itu mengeluh dalam dilema. Bau wangi dari perempuan yang tidur di sampingnya terasa tidak asing, tapi Elang tidak yakin dengan isi kepalanya sekarang. Akhirnya Elang memilih untuk tidak peduli. Dia melakukannya karena dia mulai kesulitan mengendalikan diri dari hasrat yang mulai membakar, dan tentu saja hal itu jauh lebih penting daripada sekedar mengetahui i
Read more
Salah Sasaran
Dalam situasi panas dan intim seperti itu, yang dipikirkan Elang hanya bagaimana caranya dia cepat mencapai puncak kenikmatan dan meredakan ketegangannya."Sayang …!" Desis pelan tidak berdaya kembali menghampiri pendengaran Elang. Elang bangga karena berpikir Vivian bergumam dengan panggilan mesra. Sebenarnya, tidak bisa dibilang mesra, suara perempuan itu lebih ke nada protes dengan nafas tertahan menghadapi hasrat liarnya.Nafas Elang memburu, peluhnya jatuh menetes pada wajah di bawahnya, lalu erangannya keluar bersama dengan gigitan pelan pada bibir bawah Nindya yang tak berkutik melawan pelukan posesifnya. "I got it, thanks ya, Vi!" Tanpa merasa bersalah, Elang turun dari tubuh yang sudah membantu mengurangi kram otaknya. Elang lalu mengelap bekas basah bagian bawahnya dengan kaos yang baru saja ditanggalkan. Dengan pikiran rumit, Elang berusaha mengembalikan setengah otaknya yang tadi menghilang dalam kegilaan. Elang membuka tas dan mengambil pakaian ganti, mengenakannya den
Read more
Maaf
Elang ikut gusar melihat wajah sendu Nindya. Meski terlihat tenang tapi mata Nindya menyimpan luka saat menatapnya."Bu Nindya kok bisa-bisanya tidur di tenda saya?" tanya Elang terkena serangan panik setelah matanya bersirobok dengan dosennya. Dia takut Nindya menangis dan histeris karena merasa dilecehkan oleh mahasiswa yang sedang dibimbingnya.Dosen muda cantik di depan Elang menaikkan alisnya tinggi, menjawab dengan galak pertanyaan konyol dari Elang yang tidak masuk akal didengar telinganya. "Ketua panitia yang menempatkan saya di sini!"Well, Elang sekarang merasa jadi orang paling tolol sejagad mapala, kenapa dia tidak bertanya pada ketua jurusan yang tadi mengobrol dengannya? Karena harusnya beliau datang bersama istrinya yang menjabat sekretaris jurusan teknik kimia. Wanita pasangan kajur yang juga mendapatkan undangan untuk menghadiri malam keakraban penyambutan mahasiswa baru."Jadi Bu Nindya datang mewakili istri ketua jurusan? Bu Dewi nggak bisa datang ya?" Elang menela
Read more
Pusing
Nindya duduk termenung dengan kepala tak kalah pusing, tangannya terulur menerima sereal dari Elang. "Kamu mau kemana?""Saya tidak kemana-mana, berjaga di luar tenda," jawab Elang lembut."Sepertinya aku butuh udara segar! Aku mau duduk di luar juga!""Tapi tidak enak dilihat orang kalau ibu juga ikut duduk di luar," tolak Elang halus. Dia tidak mau kepergok Vivian yang ada di tenda sebelah saat berduaan dengan dosen pembimbingnya. Ups … entahlah!"Di dalam tenda sendirian lebih berbahaya, apalagi kamu tidak jauh dari tempat saya tidur! Otakmu sedang setengah sinting, dan aku takut yang tadi itu kamu ulangi lagi!" gerutu Nindya dengan wajah cemberut.Elang menahan gerakan Nindya, "Tetap di sini dan segera istirahat, besok arung sungai akan melelahkan. Butuh kondisi sehat untuk rafting selama tiga jam! Apalagi ibu baru saja ehm ehm sama saya dan kehilangan keperawanan!""Apa? Jangan ngacau kamu, tidak ada orang kehilangan keperawanan jatuh sakit dan kejang-kejang, Elang! Yang ada jatu
Read more
Ular Berbisa
Sebelum semua rafter naik ke atas perahu karet, Elang kembali mengecek satu persatu anggota tim yang akan dibawanya menyusuri sungai. Mulai dari perlengkapan wajib seperti helm dan pelampung sampai ke perlengkapan pribadi.Elang melihat sekilas pada Vivian yang ikut dalam perahunya sesuai rencana. Penampilannya yang seksi sangat mengundang tatapan semua laki-laki yang ada di lokasi. Pahanya yang putih mulus menyilaukan mata, dan dadanya yang membusung padat membuat para pemuda pusing kepala, tidak terkecuali Elang.Namun, Elang segera mengalihkan pandangan. Matanya menatap kasihan pada dosen pembimbing yang juga diikutkan oleh panitia dalam perahunya. Wanita itu masih terlihat tertekan dan kesal padanya."Pakai lengan panjang, Bu! Tiga jam di atas sungai bisa bikin kulit ibu hitam nanti," tegur Elang sebelum menuju titik kumpul. Elang bahkan mengulurkan topinya untuk dipakai Nindya. "Jangan lupa pakai sunblock wajah juga!"Nindya jelas lebih beruntung dari semua peserta wanita, karena
Read more
Rafting
Sungai mulai berkelok-kelok, dan Elang pun memainkan dayungnya dengan lihai. Memberi aba-aba seperlunya namun jelas terdengar semua rafter dalam perahu agar tidak ada yang bingung saat mendayung.Suara teriakan Elang mulai membelah aliran sungai yang sangat deras. Dia berteriak keras menyaingi suara debur air sungai, "Depan siap … pancung kanan kuat!"Perahu karet berbelok ke arah kiri sebelum menabrak bebatuan. "Maju … lurus!"Elang berdiri sebentar untuk mengamati aliran sungai, "Sebentar lagi kita akan masuk ke aliran utama sungai yang lebih deras!""Whoa takut!" teriak Vivian diikuti rafter perempuan yang ada di sampingnya."Rodeo ya?!" Elang mengambil jangkauan kanan besar dengan dayungnya dan memberi perintah dengan suara keras, "Pancung kanan terus … kanan kuat, kanan lagi! Ayo tambah power lagi!" Perahu karet Elang menyusuri aliran deras sungai dengan posisi berputar. Elang sudah memilih jalur paling aman untuk bermain perahu ala rodeo, membuat mereka yang berada di perahu be
Read more
Salah Tingkah
Tiga jam mengarungi sungai bersama Elang rampung dengan melelahkan. Antrian di kamar mandi umum di base camp utama arung jeram mengular panjang. Nindya berdecak senang melihat jajaran tenda di tepi sungai berwarna warni, indah sekali jika dilihat dari lokasi Nindya berdiri."Ibu duluan deh!" bisik Vivian yang sudah mendapatkan giliran masuk kamar mandi. Dia tidak tega melihat dosen pembimbing Elang pucat kedinginan.Nindya tersenyum sebagai jawaban. Masuk ke dalam dan menyelesaikan mandinya secepat kilat, rasa dingin akhirnya memudar oleh baju kering dan syal yang dikenakannya. "Makasih ya, Vi!" kata Nindya ramah sebelum melangkahkan kaki ke arah tenda. Nindya ingin segera kembali ke rumah. Menenggelamkan dirinya dalam selimut dan tidur nyenyak. Dia sungguh masih malu dan gugup jika harus bertemu Elang. Nindya tidak tahu harus berbuat apa di lokasi kegiatan keakraban untuk mahasiswa baru tersebut, dia hanya bisa menunggu ketua jurusan dan bagian kemahasiswaan mengajaknya pulang.
Read more
Orang Asing
Nindya masuk ke dalam tenda, menyisir rambut yang masih basah dan memoles make up tipis pada wajah. Tangannya cekatan memasukkan semua barang pribadinya ke dalam tas tanpa merapikan terlebih dahulu."Perlu bantuan?" tanya Elang yang ternyata belum beranjak dari depan tenda, tempatnya berdiri sedari tadi. Mengawasi wanita yang sedang rumit dengan pikirannya, juga dengan barang-barang yang sedang disusun ke dalam tas secara asal-asalan."Tidak! Sudah selesai semua," jawab Nindya ketus. "Apa ada masalah? Ibu terlihat banyak pikiran!" tanya Elang konyol. Menghembuskan nafas berat, Nindya menjawab, "Apa aku perlu mengungkapkan semua kekesalanku lagi?"Elang menyeringai jenaka, "Jika itu bisa membuat Bu Nindya bahagia … luapkan saja semua, El terima dengan hati lapang!""Begini El, aku rasa tidak ada yang perlu kita bahas atau kamu risaukan, aku ingin kita seperti orang tidak kenal saja mulai saat ini!" ungkap Nindya sarkas."Hah? Bu Nindya serius?" Elang menyusul masuk ke dalam tenda dan
Read more
DMCA.com Protection Status