Istri Pura-Pura Sang CEO

Istri Pura-Pura Sang CEO

By:  momonlittlemonster  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
61Chapters
3.6Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Dengan kontrak suami istri di atas meterai, Calvin Miguel tidak menyadari bahwa kepura-puraan antara dirinya dan Rachel Lee akan membawanya ke tahap baru. Tanpa disadari, si penyiar online cantik itu telah memasuki kehidupannya dengan amat dalam. Namun, saat Calvin memutuskan untuk memulai hubungan dengan jujur, perlahan masalah-masalah pelik muncul ke permukaan. Apakah hubungan mereka akan berakhir sesuai tanggal yang tertera di kontrak atau dapat diperpanjang selamanya?

View More
Istri Pura-Pura Sang CEO Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
61 Chapters
1. Calvin
"Rapat dengan Tim Perencanaan pukul 10 dilanjutkan dengan makan siang dengan perwakilan dewan pukul 12 siang, pukul 3 sore ada rapat dengan direktur BN Ads lalu dilanjutkan dengan rapat mingguan..." Calvin duduk di kursi penumpang sambil membaca dokumen melalui tabletnya sambil mendengarkan Nicky sekretarisnya membacakan jadwal hari ini. "Pak, hari ini nenek anda ada jadwal bertemu dokter pukul 2 siang apa perlu ada jadwal yang saya ubah?" Nicky melirik atasannya melalui kaca spion lalu kembali memfokuskan pandangannya ke jalan raya. "Tidak ada, nenek akan pergi dengan Bu Shella." Jawaban singkat Calvin dibalas dengan anggukan Nicky. Mobil mereka berhenti di lobby Miguel Group. Perusahaan kosmetik dan kesehatan nomor satu se Asia dan Eropa. Calvin turun dari mobilnya sambil diikuti beberapa orang yang sudah bersiap di dalam lobby menunggu kedatangan Calvin mereka tidak lain dan tidak bukan adalah para direktur tim yang hanya memiliki waktu 5 menit dalam seminggu untuk menyampaikan
Read more
2. Kecelakaan
Calvin melempar berkas berisi calon pasangan kontraknya. Tidak ada satupun yang berhasil menarik perhatian dirinya. Sial sekali. Padahal ia yakin pasti malam ini neneknya akan mengoceh lagi soal pasangan hidup. Calvin melonggarkan dasinya lalu melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 11 malam. Ia bangun dari kursinya dan mulai bersiap pulang. Hari ini Nicky izin pulang cepat dan ia tahu apa yang akan dilakukan teman kecilnya itu. Jalanan sudah cukup sepi sehingga mudah bagi Calvin yang memang ingin cepat pulang. Pria itu mulai memacu mobilnya sedikit lebih cepat dan tiba-tiba semua gelap. Calvin hanya bisa mendengar suara dentuman keras dan pecahan kaca. Tubuhnya kaku dan rasa sakit menjalar di seluruh tubuhnya. Ia tidak memiliki kekuatan untuk membuka matanya. Tangan kirinya masih bisa bergerak walau lemah, pria itu berusaha membuat isyarat meminta tolong tapi tidak bisa, ia terlalu lemah. Sayup- sayup ia mendengar suara seorang perempuan, ia mencoba membuka matanya dan ia
Read more
3. Pasangan Kontrak (1)
Rachel menatap ruang rawat inap VIP dengan kagum. Selera orang kaya memang berbeda pikirnya. Ruang rawat VIP itu tampak seperti apartemen mewah yang bahkan terdapat dapur, ruang makan dan ruang keluarga. Rachel meringis kecil jika mengingat ruang rawat ibunya. Carla langsung berdiri saat melihat Rachel memasuki ruang rawat cucunya. Wanita lanjut usia itu menghampiri Rachel dan meraih tangannya. "Ini sudah larut malam sebaiknya kamu beristirahat di rumah dulu. Besok pagi kamu bisa datang lagi, malam ini biar Nicky antar kamu pulang ya nanti Bu Shella yang akan menjaga Calvin." Rachel kebingungan. Tujuannya datang kesini memang untuk berpamitan pulang sekaligus meluruskan kesalahpahaman ini. Namun perkataan Carla membuat dirinya terpojok. "Nek maaf tapi--" "Rachel mari saya antar pulang." Perkataannya dipotong oleh Nicky. Dalam hati Rachel mendengus kesal. Tapi ia memutuskan untuk mengikuti Nicky dan berpamitan dengan Nenek Carla serta Bu Shella. Hening. Mereka berdua hanya diam dan
Read more
4. Pasangan Kontrak (2)
Rachel kembali duduk di tempat sebelumnya. Gadis itu berusaha menahan kekesalannya. Ia yakin pria di depannya ini sudah menyelidiki semua kehidupan pribadinya. Bahkan pria ini juga berani mengancam dirinya menggunakan nama ibunya."Syaratnya sesuai dengan kontrak, saya akan memberikan anda waktu 24 jam untuk memikirkan tawaran ini." Rachel mengambil kembali dokumen tersebut dan mulai membaca poin-poin pentingnya."Ibu saya, kapan anda bisa bantu perawatannya?""Setelah anda setuju dengan kontrak ini."Rachel merasa amarahnya sudah mencapai batasnya. Ia cukup bersyukur pria ini mau membantu ibunya tapi entah kenapa menurutnya ada yang salah dengan dengan pria di depannya ini.Gadis itu mengambil pulpen yang terletak di meja samping tempat tidur pasien dan langsung membubuhkan tanda tangannya di atas kontrak tersebut. Calvin tersenyum puas. Pria itu mengambil ponselnya dan mengetikan sesuatu."Anetha Lee, tempatkan dia di urutan pertama donor." Calvin mengatakan kalimat itu sambil menat
Read more
5. Kediaman Miguel (1)
Rachel langsung mengambil kopernya sesampai di apartment. Tiara menatap temannya kebingungan dan terus mengoceh tentang kemana sahabatnya itu akan pergi. Rachel yang mulai pusing dengan ocehan Tiara menghentikan langkahnya."Ara, dengarkan baik-baik dan jangan teriak-teriak." Tiara mengangguk dan Rachel langsung menceritakan kronologi kejadian yang ia alami seminggu terakhir ini pada Tiara. Gadis itu mendelik kaget dan memberikan tatapan kasihan pada Rachel."Sekarang kau sudah mengerti kan? lebih baik bantu aku berkemas dan jangan khawatirkan hal apapun." Tiara mengangguk namun tidak lama kemudian gadis cerewet itu kembali membuka mulutnya."Tapi kenapa sampai harus pindah ke kediaman Miguel?" Rachel menghentikan gerakannya sebentar lalu menatap Tiara. Pertanyaan Tiara ada benarnya. Kenapa ia harus sampai pindah?"Hmm, mungkin aku akan mengetahuinya setiba disana. Kurasa sekarang yang terpenting adalah menuruti dulu semua keinginannya." Tiara mengangguk dan kembali membantu Rachel be
Read more
6. Kediaman Miguel (2)
"Itu di belakangmu adalah kamar kita."Rachel melongo tidak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan oleh pria di hadapannya. Calvin tersenyum nakal lalu membuka pintu di belakang Rachel tanpa aba-aba sehingga membuat Rachel sedikit terhuyung.“Di perjanjian tidak tertulis bahwa kita harus tidur di dalam satu kamar yang sama!” Rachel berseru tidak terima.“Tapi di perjanjian kita tertulis bahwa kamu harus melakukan semua hal yang dapat membuat nenek mempercayai hubungan kita.” Calvin menjawabnya dengan ringan membuat Rachel tidak lagi bisa melanjutkan protesnya.“Tidur saja dulu di sofa, nanti aku akan memikirkan bagaimana caranya membawa satu kasur lagi masuk ke kamar ini.” Calvin menunjuk sofa yang tepat berada di sebelah Rachel.“Sofa? Bukankah seharusnya kamu sebagai lelaki yang mengalah dan tidur di sofa?” Rachel tidak terima dengan keputusan sepihak Calvin. Bagaimana tidak, ukuran sofa itu terlalu kecil bahkan lebih baik ia tidur di lantai.“Mengalah? Ini kan kamarku. Kalau k
Read more
7. Bekerja Di Kantor Pusat
“Mulai besok Rachel akan bekerja di kantor pusat dan menjadi bagian dari tim pemasaran. Saya sendiri yang akan mengaturnya.” Rachel membelalakan matanya kaget dengan perkataan Carla. Gadis itu bahkan tidak sengaja menjatuhkan sumpit yang sedang dipegangnya.“Nek sepertinya ini tidak baik,” ujar Calvin mencoba mencegah neneknya.“Iya nek, aku sama sekali tidak memiliki pengalaman di bidang pemasaran.” Rachel menanggapi.“Bukankah kamu sudah cukup lama menjadi penyiar online? Itu juga bagian dari pemasaran.” Jawaban Carla memang ada benarnya tapi entah mengapa Rachel merasa tidak seharusnya seperti itu. Ia memang memiliki pengalaman di bidang pemasaran tetapi sebagai penyiar online bukan sebagai tim yang menyusun strategi pemasaran dan bertanggung jawab atas pemasaran suatu produk. Bekerja dengan target seperti itu sudah jelas bukan bidang yang pernah disentuh oleh Rachel.“Tapi nek—” Calvin menyenggol kakinya dari bawah meja meminta Rachel berhenti membuat alasan dan melawan neneknya.
Read more
8. Hubungan Aneh
Calvin menghentikan langkahnya saat sudah tiba tepat di depan ruangan tim pemasaran. Entah apa yang membuatnya sangat ingin melihat keadaan Rachel yang hari ini mulai bekerja di tim pemasaran. Masih berdebat dengan dirinya sendiri, tanpa terasa ia sudah berjalan mondar-mandir sejak 15 menit yang lalu membuat beberapa karyawan bergosip tentang kedatangan dirinya.“Aku sudah janji dengan nenek akan menguruskan dikantor.” Calvin mencoba meyakinkan alasan ia datang mencari Rachel di tim pemasaran sambil membawa sebungkus roti yang ia rebut dari Nicky.Para karyawan yang berada di dalam ruangan tim pemasaran kaget dengan kedatangan Calvin dan langsung memberikan salam. Calvin hanya bisa membalasnya dengan kaku. Matanya mencari-cari keberadaan Rachel.“Pak Calvin” Calvin menghentikan langkahnya saat sebuah suara menyapanya. Calvin menghela nafas pelan saat melihat Diana yang menyapanya. Diana teman semasa kuliah Calvin yang sudah tidak terdengar kabarnya selama hampir 6 tahun dan tiba-tiba
Read more
9. Api Cemburu Diana (1)
“Kemarin kalian berdua pergi terpisah dan pulang terpisah?” Rachel dan Calvin sontak menghentikan gerakan makan mereka dan menatap neneknya kebingungan. “Itu karena kami memiliki jadwal pulang dan pergi yang berbeda nek.” Rachel mencoba menjawab dengan alasan paling logis menurutnya. Memang kemarin Rachel memutuskan untuk berangkat dan pulang terpisah saat bekerja untuk mengurangi rumor-rumor yang beredar di perusahaan nantinya. “Kalau begitu kalian harus saling menunggu” ujar Carla tenang. “Tapi Calvin sering lembur nek, aku agak lelah jika harus menunggu Calvin sampai lewat tengah malam.” Rachel mencoba membujuk Carla kembali. “Kau memiliki Rachel. Bukankah seharusnya kamu akan lebih sering pulang tepat waktu dan menghabiskan waktu bersama?” Calvin melirik Rachel meminta bantuan gadis itu untuk menjawab namun Rachel hanya fokus dengan makannya. “Nek menurutku–” “Tidak ada alasan lagi Calvin, mulai hari ini jika nenek tidak melihat kalian berangkat bersama dan pulang bersama, n
Read more
10. Api Cemburu Diana (2)
[Kamu tidak lembur tapi aku yang lembur. Kalau ada masalah dengan kekasihmu segera selesaikan agar ia tidak melampiaskannya padaku.]Calvin hampir saja mengumpat saat membaca pesan balasan dari Rachel. Ia sudah berniat baik untuk tidak lembur dan ingin mengajak gadis itu menikmati makan malam di luar rumah seperti saran neneknya, tapi balasan Rachel sangat tidak sesuai dengan dugaannya. Bahkan ia juga menyebutkan kekasih yang entah siapa itu.“Ada apa?” Nicky bertanya seraya meletakan beberapa dokumen di atas meja Calvin.“Menurutmu siapa kekasihku disini?” tanya Calvin.“Tentu saja Rachel.”“Kalau Rachel yang mengatakan aku memiliki kekasih disini menurutmu siapa?” Nicky mengerutkan dahinya bingung.“Mungkin… Diana?” Nicky menjawab dengan ragu namun reaksi Calvin sungguh di luar dugaan. Pria itu tampak terkejut dan menyangkal semuanya.“Kau tahukan sering ada rumor bahwa kau berkencan dengan Diana karena ia adalah salah satu teman kuliahmu?” Calvin berpikir sebentar lalu mengangguk.
Read more
DMCA.com Protection Status