Gara-gara Status Facebook Istri Pertamaku

Gara-gara Status Facebook Istri Pertamaku

By:  Ina Shalsabila  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
7 ratings
72Chapters
18.9Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Lolita, istriku itu suka meng-update barang-barang mewah pemberianku di akun Facebook miliknya. Tidak hanya itu, dia juga suka membagikan moment acara-acara penting keluarga, jalan-jalan, liburan, ulang tahun, anniversary, dan kegiatan apa pun yang dilakukan bersamaku. Sayangnya, dia tidak tahu bahwa statusnya selalu dipantau istri siriku. Aku sih santai saja karena kedua wanita kesayanganku tetap senang. Toh, wajar ‘kan jika pria memiliki lebih dari satu perempuan di hidupnya?

View More
Gara-gara Status Facebook Istri Pertamaku Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Virana Dewi
saya suka cerita ini, cinta lolita dan tama.
2024-03-20 01:05:01
0
user avatar
Virana Dewi
sngat suka sm critanya, ska jg sm endingnya.hmpir kcwa n mls bcnya, di 2 bab trakhir sy pkir tama poligami dg namira atas izin lolita.ternyata oh ternyata..tama bnr2 sosok suami pnyayang n cinta bnget sm istrinya.thor buatkan ekstrapart dong..misalnya ttg pertama x jumpa tama n lolita smp nkah, dll
2024-02-17 06:17:49
0
user avatar
Isabella
sumpah seruh tapi kurang greget. aku maunya Lolita sama mantan pacarnya dari pada dg suaminya yg di duakan. tapi bagus kq ceritanya
2023-10-12 20:39:29
0
default avatar
dumakristanto87
kak, up novel khilaf disini please ...
2023-09-12 00:57:10
0
user avatar
Jeliya Ilhana Putri
Tamatnya kurang greget, Tama belum cukup dapet karma nya thorrr
2023-08-01 16:03:52
0
user avatar
Sitty Kana
ceritanya seruu.. lanjut dong thor
2022-09-07 20:09:14
0
user avatar
rinlee
bagus ceritanya
2023-09-10 21:24:14
0
72 Chapters
Status F******k Istriku
“Hebat, ya? 9.800 like?” ucapku ternganga melihat angka sebanyak itu di bawah foto yang diunggah istriku, satu jam lalu. Foto yang memperlihatkan sebuah kalung putih berleontin biru.“Berkat Papa. Makasih ya, Sayang?” Lolita memberikan kecupan di pipi kiri. Meninggalkan rasa dingin sekaligus basah. Aku mengelap pipi karena tak ingin lipstiknya tertinggal di sini.“Jangan khawatir, Pa. Ini lipstik mahal,” bisiknya. “Lihat ini.” Dia menscrol ponselnya ke bawah.“Status pas mama nyobain lipstik ini, berhasil mendulang like 8.000 loh, pa?” Tambahnya makin bersemangat.“Syukur, deh. Berarti gak sia-sia dong, Papa kerja siang malam? Sampai lembur-lembur, kalau Mama gak bahagia, apa gunanya coba?”Aku memberikan rangkulang pada pinggangnya yang ramping. Aroma parfumnya yang memabukkan hampir saja membuatku terbuai.“Papa mau pergi lagi?” tanyanya bernada kecewa saat aku melepas pelukan. Aku menatap wajahnya dengan sayang, teramat sayang. Lalu, mencium pipinya yang putih tanpa setitik noda.“
Read more
Terjebak Kebohongan Sendiri
“Mama mau update status bagi-bagi sembako?” tanyaku konyol. Sebenarnya, sambil menahan tawa. Mana mau Lolita turun ke lokasi bencana yang berlumpur itu.“Ih, ya nggaklah! Mama mau turun juga ke sana, tapi nggak perlu di foto-foto. Kan membantu demi kemanusiaan, gak perlu dipemerkan, Pa.”“Tumben,” celetukku, karena tak menyangka.“Papa ih, kok ngomongnya gitu, sih?” Lolita mulai memasang wajah masamnya.“Bukan begitu. Biasanya cekrek-cekrek, langsung update status.”“Itu ‘kan kalau dapat hadiah dari Papa. Soalnya, suka geram sama mantan-mantan Papa yang selusin itu. Suka kepoin status Mama, deh.”“Halah, mantan yang mana?” kilahku sambil beralih hendak ke kamar mandi.“Itu, mantan Papa yang nikah sama pemilik TV swasta. Sama yang satunya lagi, punya salon langganan para artis itu.” Lolita terus berceloteh. Kalau soal mantan, aku malas menanggapi. Sudah tutup buku soalnya.**Seperti rencana, Lolita mendatangi korban bencana tanah longsor. Aku memberinya sokongan dana sebagai bantuan.
Read more
Namira
“Mama nonton TV loh, Pa. Seluruh bandara di pulau itu di tutup dari pagi karena cuara buruk, hujan dan badai. Pertanyaan mama, Papa pulang naik apa, hah?”Mati.Melihatnya berkacak pinggang, nyaliku langsung menciut. Aku menggaruk kepala yang tak gatal. Mencoba menetralkan perasaan kacau yang tiba-tiba menyelimuti diri.“Em ... sebenarnya, papa-““Apa? Mau ngeles?” Lolita tak memberiku kesempatan untuk mengulik.“Bukan. Papa—“Tiba-tiba ponselku berdering. Aku hendak beralih.“Di sini saja ngangkat teleponnya. Mama mau dengar dengan siapa Papa bicara. Kalau perlu diload speaker sekalian. Mana tau Papa punya gun**k di luaran sana.” Lolita meradang, nada bicaranya naik satu oktaf.“Astaga, ma. Ini Wina, Mama,” balasku.Aku mengambil duduk di pinggir ranjang agar Lolita mendengar pembicaraanku dengan Wina.“Halo, kenapa, Win?” tanyaku tanpa basa-basi.“Saya di depan rumah, Bapak,” jawabnya.Lolita mencelos saat aku memandangnya setelah memutus panggilan.“Wina ada di bawah. Ayo ikut papa
Read more
Merasa Beruntung
PoV NamiraSebagai wanita kedua, aku merasa lebih beruntung dari istri sahnya. Lihat barang bawaanku, sepatu, tas, baju yang kesemuanya bermerek. Bahkan, aku bisa mentraktir teman-teman kuliahku. Semua yang kunikmati sama dengan istri pertama.Hanya mobil yang belum kumiliki. Bukan tak mampu membeli, tetapi suamiku melarang aku memilikinya. Sebab, orang-orang bakal mempertanyakan, dari mana uangku itu berasal.Sudahlah! Terpenting, aku bisa menikmati hidup tanpa kekurangan.Aku baru saja memasuki rumah, meletakkan barang belanjaan dan mengempaskan tubuh ke ranjang. Aku meraih bantal di sisi kananku, lalu menciumnya. Aroma parfum maskulin masih bisa kubaui.“Kangen, Mas,” gumamku.Sudah seminggu ini, Mas Tama tidak datang menemuiku. Alasan klasik, takut istrinya curiga, karena liburan minggu lalu ketika bersamaku, berhasil diendus wanita berlesung pipi itu. Bersyukurnya tidak sampai terbongkar.Aku pun akhirnya menyetujui ketika Mas Tama meminta menjaga jarak dan menggantikan kekecewaa
Read more
Bertahan Demi Tama
PoV NamiraHatiku terbakar, panas dan rasanya ingin meledak.“Malu, ah! Dilihatin Namira itu.”Mbak Lita menunjukku. Seketika itu juga, Mas Tama menoleh dan bersitatap langsung denganku. Jelas, dia terkejut. Sangat terkejut.Aku pun demikian, tetapi cepat menguasai keadaan. Sedangkan Mas Tama tak berani lagi memandangku. Bahkan dia membuang muka.Aku sakit. Apakah sehina ini menjadi yang kedua? Kenapa sesakit ini luka yang harus kutuai? Padahal semestinya, kudapatkan senyum yang sama seperti Mbak Lita. Senyum kebebasan di atas kesenangan yang tidak dibuat pura-pura.“Na, kamu tadi bikin apa?”Aku gelagapan ketika Mbak Lita menanyaiku.“Em, sub buah sama puding, Mbak,” jawabku.“Bawa sini, gih. Kita makan sama-sama. Oya, mama panggil Tiara dulu ya, Pa? Lagi mandi kayaknya.”Mas Tama mengangguk sambil berpura-pura memainkan ponsel.Mbak Lita meninggalkan ruang makan. Kini tinggal kami berdua. Mas Tama sedang duduk di kursi, menghadap meja. Aku berada di depan kulkas, mengeluarkan puding
Read more
Kemarahan karena Diabaikan
PoV Namira Aku menaiki mobil Mas Tama, hanya berdua saja. Mbak Lita melambaikan tangan, masih tampak berdiri di teras rumah sampai bayang tubuhnya tak terlihat lagi. Aku tersentak ketika Mas Tama meraih jemariku. “Dingin tanganmu.” Dia membawa dalam genggaman. Aku menikmati dengan segenap rasa. Rindu yang teramat dalam ini seakan mampu mengesampingkan kemarahan yang tadinya minta ditumpahkan. “Maaf, Mas tadi cuek. Sebenarnya gak tega melihatmu diabaikan seperti tadi,” ucapnya. Aku seperti mereview kejadian tadi yang membuatku terlihat sangat bodoh. “Lain kali gak usah minta Mbak Lita untuk menjemput ke kampus dan minta bantuan ngurus ini dan itu. Aku sudah seperti kacung di rumah suamiku sendiri.” Aku mengadu. “Maaf, Sayang. Tapi mas gak pernah menyuruh Lita buat mendatangi kampusmu. Mungkin dia kangen sama kamu. Kan sudah lama kamu nggak pernah main ke rumah.” “Cih, untuk apa? Aku juga punya rasa khawatir kali, Mas. Masa mendatangi kandang macan.” “Jangan gitu dong, Sayang.
Read more
Bertemu Seseorang
PoV LolitaJam berdentang dua belas kali, saat aku memutuskan memasuki kamar. Tadinya berdiam di kamar Tiara sambil menunggu Tama, tapi belum tampak juga. Bahkan ponselnya tidak aktif. Kebiasaan.Seperti inilah Tama akhir-akhir ini. Tiba-tiba pamit pergi, lalu pulang lewat tengah malam. Ke mana lagi kalau bukan pergi sama Roy, kaki tangannya yang sangat dia percayai.Ya sudahlah, toh semua demi pekerjaannya.Aku merebahkannya diri. Membuka-buka galeri, memilih foto-foto yang paling menarik untuk kuunggah ke Facebook.Ternyata Namira pintar mengambil gambar, rata-rata foto yang dihasilkannya bagus-bagus. Aku sampai bingung memilihnya.Mata semakin berat saja, malah enggan untuk beralih posisi. Aku menggeletakkan ponsel di samping kiri. Lalu, menikmati buaian malam.*Hawa dingin membuatku terbangun. Lupa merapatkan selimut. Tiba-tiba perasaanku tak enak, kemana Tama?Aku mengerjab, meraih ponsel dan melihat jam di sana terpampang angka dua.Aku memeriksa aplikasi perpesanan. Tama mengi
Read more
Sebuah Kecurigaan
“Iya, Tama memang pergi semalam,” akuku.Aku mulai terfokus menunggu ucapan Mita selanjutnya. Dia mencurigakan Tama, apa alasannya?“Aku melihatnya bersama wanita di sebuah rumah,” ucapnya pelan dengan suara berbisik. Mungkin menghindari pengunjung lain agar tidak mendengarnya.Aku mengingat-ingat kembali. Mungkinkah wanita yang dimaksud Mita adalah Namira?Lalu tiba-tiba tawaku menyembur. Mita jelas terkejut melihatku menertawakannya.“Namira,” sebutku. “Dia saudara kami. Saudara sambung, sih. Semalam memang suamiku mengantarnya pulang. Kan di rumah lagi ada acara ulang tahunnya Tiara.” Aku memberi penjelasan, tapi Mita tak tampak lega.“Kamu percaya pada gadis itu?” tanyanya serius. Dia terus menebarkan pengaruhnya.“Kenapa memangnya?” Aku balik bertanya karena merasa diinterogasi.Mita mendekatkan ponsel miliknya, membuka galeri dan menunjukkan deretan foto-foto di sana.“Mereka memasuki rumah ini," ucapnya sambil menunjuk sebuah rumah yang memang terlihat asing dalam penglihatanku
Read more
Menginginkan Anak
Tiara melompat-lompat kegirangan sambil menunjuk ke depan. Di mana hamparan pasir membentang di hadapannya.Baru saja menginjakkan kaki di sebuah vila yang dipesan Tama, aku sudah dibuat takjub dengan interior vila mungil ini. Belum lagi keberadaannya yang langsung menghadap ke laut. Membuatku berdecak kagum.Di samping kanan vila terdapat kolam renang dan sebuah paviliun unik khas Bali yang langsung menghadap ke pantai.“Suka?” Tama memelukmu dari belakang.“Hu’um.”Aku masih terkesiap dengan pemandangan yang ada.“Walaupun dekat pantai dan ombaknya tenang, tapi papa gak izinkan kalian mandi di sana, ya?”Aku hendak memprotes, tapi Tama buru-buru menghadapkan aku ke samping kiri.“Ke sini aja kalau mau berenang.”Tama menunjukkan sebuah kolam renang yang menjadi fokusku sejak tadi.“Ini tempat asing. Apapun alasannya, papa nggak mau dibantah,” lanjutnya memperingatkan.“Siap!” jawabku. Tak masalah bagiku, toh demi keselamatan kami.“Sana, ajak Tiara main dulu. Papa mau mengirim kerja
Read more
Ancaman
PoV Tama“Pa, mama pakai HP papa tadi buat upload foto. Nanti biarmama aja yang balas komentarnya pake HP mama. Dimatiin aja HP-nya kalau malas berisik dengar notifikasinya.”Lolita berucap sambil memasang dasi. Aku hanya sekali menjawabnya dengan gumaman. Semenjak liburan ke Bali Minggu lalu, Lolita tampaksemakin senang. Apalagi ketika aku mengizinkan menggunakan ponselku untukmengunggah statusnya. Sebab, sebelumnya aku tak pernah memberi izin. Aku perlu meyakinkan Lolita setelah dia bertemu dengan Mita.Sebelumnya, aku memergoki Lolita menemui sahabatnya, Mita. Lolitatak cukup pintar bermain di belakangku. Dia tak mengetahui jika aku memasang GPS yang langsung terhubung ke ponselku sehingga aku mengetahui kemanapun dia pergi.Setelah itu, aku mengendalikan Namira agar jangan dulumeminta untuk bertemu. Dia menyetujui, oleh sebab tugas kuliah yang menumpukdan sebuah pekerjaan yang baru saja aku rekomendasikan kepadanya. Kalau bukan alasan itu, Namira pasti menolak. Dia 'kan keras kep
Read more
DMCA.com Protection Status