IBU SUSU UNTUK ANAK PEWARIS

IBU SUSU UNTUK ANAK PEWARIS

Oleh:  Rosemala  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.8
71 Peringkat
530Bab
639.0KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Sinopsis : Perjalanan wanita muda bernama Aira setelah dikhianati sang suami. Aira terpaksa menjual air susunya untuk bayi seorang pria berwajah dingin. Namun, ternyata menjadi ibu susu tidak sesederhana yang ia bayangkan. Aira harus menghadapi berbagai masalah bukan hanya dari boss berwajah dingin, tetapi dari mantan istri boss-nya, juga dari mantan suaminya sendiri.

Lihat lebih banyak
IBU SUSU UNTUK ANAK PEWARIS Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Anggraeni
koinx 14 terlalu mahal
2023-10-15 10:37:44
4
user avatar
nurjannah imm
ceritanya bagus
2023-10-03 14:22:08
1
user avatar
Sri Purnama
koinnya mahal banget jadi malas baca lanjutannya
2023-08-02 20:05:43
1
user avatar
Kaisa
novel nya sangat menghibur aku suka sekali ceritanya
2023-05-16 15:51:35
1
user avatar
Rals Benjamin
Bila ada sambungannya ya
2023-04-25 12:48:38
2
user avatar
Rezki Pebrian
byarnya trlalu mahal......suka sih cuman mahl aja biasanya aku buka novel lain 5 koin 4 koin,ini mah 12,10, heduuu
2023-03-20 14:19:48
5
user avatar
Fitriani
cerita nya bagus...
2023-03-15 16:15:04
2
user avatar
Foxie Aegi
cerita nya keren banget sih
2023-03-11 12:47:39
2
user avatar
Rhayati Yati
ceritanya bagus
2023-03-10 16:37:32
1
user avatar
Nurul Andriani
baru baca mulai tertarik dengan awal cerita nya
2023-03-09 07:57:24
2
user avatar
meiwulan 2580
jangan kepanjangan ceritanya ya ka,nanti jadi bosan.........
2023-02-12 10:41:59
1
user avatar
Imgnmln
Permisi, Kak, mohon maaf, izin promosi yaa... Mampir di ceritaku, Sang Penguasa dan Tuan Muda Konglomerat. Protagonisnya tidak mudah ditindas loh! Arigatou~
2023-02-04 18:11:48
3
user avatar
Ruce Cendana
cerita nya bagus lagi seru3 nya ga bisa di buka nih kak lanjut cerita nya kak
2023-01-31 23:11:53
2
user avatar
Fera Astuti
mengandung bawang ...
2023-01-28 22:54:03
1
user avatar
Wildatuz Zaqiyyah
Keren............
2023-01-27 22:22:39
1
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
530 Bab
PENGKHIANATAN
1Aira menatap tak percaya lelaki yang duduk di tempat tidur sambil menyeringai. Barusan, lelaki itu mengucap kalimat tak masuk akal. "Apa aku tidak salah dengar, Mas?" Aira masih berusaha meyakinkan dirinya kalau semua itu tidak nyata. Padahal, apa yang tampak di depan mata sudah cukup menjelaskan semuanya. "Tidak Aira! Aku bilang kalau kamu masih mau tinggal di sini, terserah. Tapi, kamu harus mau berbagi segalanya dengan Wita, termasuk tempat tidur." Lelaki itu melirik wanita yang sedang tertidur lelap di sampingnya. Membelai rambut wanita itu, lalu mencium keningnya. Semua dilakukan Randi di depan mata Aira tanpa memperdulikan perasaan wanita yang menggendong bayi itu. Sakit? Tentu saja. Istri mana yang tidak hancur mendapati suaminya berada di tempat tidur dengan wanita lain. Tempat tidur yang selama ini menjadi saksi cinta mereka, hingga akhirnya Raka –buah cinta mereka hadir. Aira mendekap erat Raka yang tertidur pulas dalam gendongannya. Kepalanya menggeleng, matanya su
Baca selengkapnya
MELAMAR KERJA
2Aira turun dari ojek online yang membawanya ke alamat yang tertera dalam selebaran itu. Wanita itu terperangah menatap bangunan di depannya. Bangunan yang lebih pantas disebut istana daripada sebuah rumah. Dengan bayi dalam gendongan, Aira masih berdiri mematung mengagumi bangunan itu hingga suara klakson mobil mengagetkannya. Ia menyingkir saat sebuah Mercedes-Benz warna hitam mengkilap hendak masuk dan gerbang rumah terbuka otomatis. Menampilkan dengan jelas apa yang tak terlihat jika pintu kokoh itu tertutup. Mata Aira kembali terbelalak. Seumur hidupnya baru kali ini melihat bangunan megah langsung di depan mata. Hingga seorang berseragam sekuriti menghampiri. "Maaf, Mbak. Ada yang bisa dibantu?" Bapak sekuriti bertanya heran seraya meneliti dengan seksama wanita dengan bayi tertidur dalam gendongan. "I-iya, Pak. Maaf saya mau bertanya. Apa alamat ini benar di sini?" tanya Aira sedikit gagap, menyadari dirinya sejak tadi berdiri mengagumi bangunan di hadapannya. Sekuriti m
Baca selengkapnya
IBU SUSU ATAU CINDERELLA?
3Aira menatap bayangan dirinya di depan cermin. Ia bahkan tak mengenali dirinya sendiri. Seorang wanita muda cantik dengan tatanan rambut rapi, wajah dipoles make up, dan dress khusus menyusui dengan motif bunga-bunga, sedikit di bawah lutut. Hanya tubuhnya yang terlalu kurus yang membuat dress cantik itu kurang pas di tubuhnya. Sebenarnya, dirinya diterima bekerja sebagai apa di rumah itu? Kenapa hanya jadi seorang ibu susu harus didandani bak Cinderella yang berangkat pesta? Bahkan tadi seorang dokter sudah mengecek kesehatannya dengan detail. Pikiran Aira bertanya-tanya sejak tadi. "Jo, suruh dia membersihkan diri. Aku tidak mau anakku disusui wanita berdebu dan bau keringat!"Kalimat pria berwajah dingin saat menyuruh orang kepercayaannya, sangat jelas. Ia memang tidak suka ibu susu anaknya dekil dan kotor. "Beri juga baju-baju yang layak. Jangan biarkan dia berkeliaran di dalam rumahku dengan baju lusuh seperti pengemis!"Aira menarik napas panjang. Ya, boss yang menerimany
Baca selengkapnya
PUTUS ASA
4Wajah dingin Alexander semakin merengut. Sepasang alis tebalnya saling bertaut. Rahang kokohnya mengeras, bahkan urat-urat halus di pelipisnya terlihat berkedut. Lelaki itu marah mendengar ucapan Aira. Aira sendiri tidak peduli, ia langsung meninggalkan ruangan yang disinyalir ruang kerja boss dengan urat-urat wajah kaku itu. "Apa yang kau inginkan, Aira Andriani? Apa kau ingin gajimu aku naikkan?"Langkah Aira terhenti di depan pintu. Ia urung membukanya karena mendengar pertanyaan Alexander bernada tinggi. Aira berbalik. Terlihat lelaki berwajah sedingin es itu berdiri di belakang mejanya. "Tidak Tuan, terima kasih," jawab Aira datar seraya meraih handle pintu. "Lalu kau mau apa, Perempuan?" Lagi, suara lelaki itu menahan langkahnya. Kembali Aira berbalik. "Sudah saya katakan, saya tidak mau apa-apa, Tuan. Saya hanya ingin mengundurkan diri dan pergi dari sini," ujar Aira sedikit kesal. "Kau pikir semudah itu pergi dari rumahku?" Alexander keluar dari belakang mejanya, kemu
Baca selengkapnya
MAKAN MALAM
5"Makan semua makanan itu agar tubuhmu sehat dan air susumu melimpah!" Perintah Alexander menunjuk berbagai makanan yang terhidang di atas meja. Aira kini duduk menghadap meja makan ukuran besar, dengan banyak makanan lezat menggugah selera. Semua makanan yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Semua makanan yang ia tidak tahu apa namanya. "Apa semua ini halal?" tanya Aira menunjuk semua makanan itu. Kemudian menatap bos berwajah dingin yang duduk sangat jauh darinya. Alexander duduk di kursi paling ujung dari meja makan berbentuk oval itu, sedangkan dirinya duduk di ujung lainnya dalam satu garis lurus. Jarak mereka sekitar tiga meter dengan makanan lebih banyak berada di hadapannya daripada di depan lelaki itu. "Maksudmu apa?" Wajah Alexander merengut, alis tebalnya bahkan saling bertaut. "Apa aku harus menunjukkan KTP-ku agar kau tahu agama yang kuanut?"Aira membuang muka. Sepertinya lelaki es ini menganut agama yang sama dengan dirinya. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Nam
Baca selengkapnya
VALLERY
6"Apa?" Mata wanita semampai terbelalak lebar, mulutnya menganga. "Ibu sambung Alister?""Ya, kenapa?" Alexander bertanya dengan santainya. Tak menghiraukan dua wanita hampir loncat bola mata dan jantungnya. Kembali wanita itu mendekati Alexander yang masih duduk di tempatnya. "Apa kau masih waras, Alex? Bagaimana bisa kau mencari ibu sambung untuk Alister? Sementara aku ini masih istrimu!""Tidak lagi semenjak kau keluar dari rumahku, Vallery! Aku sudah menceraikanmu!" Alexander menjawab sambil memukulkan kedua tangannya ke meja. Kedua bola mata wanita bernama Vallery semakin melebar. Wajahnya memucat. Ia meraih lengan Alexander. "Tidak! Kau tidak pernah menceraikanku, Alexander! Kau masih suamiku. Kita tidak akan pernah bercerai. Aku hanya minta waktu dua tahun saja untuk mewujudkan mimpi yang tertunda, lalu kita melanjutkan pernikahan ini. Aku akan mengurus Alister nanti!" Vallery memekik seraya mengguncang lengan Alexander. Namun, lelaki itu mendengkus sebelum menepis tangan
Baca selengkapnya
PERCAYA DIRI
7"Duduklah, ada beberapa hal yang harus kita bicarakan!" perintah Alex setelah Vallery keluar ruangan. Lelaki berwajah sedingin es itu menunjuk kursi di depan meja kerjanya. "Maaf, Tuan. Apa maksud Anda mengatakan kalau saya calon ibu sambung Tuan muda Alister?" tanya Aira tidak sabar. Ia bahkan masih berdiri di tempatnya tadi. Aira tidak nyaman dengan ucapan Alexander yang satu itu. Terlebih wanita cantik tadi jadi menebarkan kebencian karenanya. Alexander yang sudah duduk lebih dulu, mendongak. Menatap wajah Aira yang masih berdiri kaku. Lelaki itu menarik napas panjang sebelum berucap lagi. "Duduklah dulu, biar kujelaskan ….""Tidak, sebelum Anda menjelaskan apa maksudnya. Saya ….""Memangnya apa yang kamu pikirkan? Kamu pikir ucapanku itu serius?" potong Alex dengan kesal. Lelaki itu sampai bangkit dari duduknya. "Kau pikir aku serius mengatakan itu?" ulang Alex menatap tajam Aira yang terhenyak. "Percaya dirimu terlalu tinggi, Perempuan. Aku sarankan jangan terlalu banyak
Baca selengkapnya
HARUS KUAT
8Aira memasuki kamar Raka dengan gontai. Wanita itu mulai mengenali seluk beluk rumah besar itu, hingga tak perlu ditemani untuk sekadar mencari kamar anaknya. Dengan lemah ia mendudukkan dirinya di kursi samping box Raka. Bayi tiga bulan yang sedang ia perjuangkan masa depannya itu terlihat sudah pulas. Raka memang anak yang tidak menyusahkan sejak lahir. Tidak pernah nangis rewel yang membuat kedua orang tuanya kerepotan kecuali sedang sakit. Aira yang sejak melahirkan, harus mengurus bayinya sendiri karena sudah tak memiliki orang tua dan jauh dari mertua, tak pernah merasa kerepotan walaupun Randi tidak pernah mau membantu pekerjaan rumah. Anehnya, walaupun Raka begitu anteng untuk ukuran bayi, tak pernah membuat Randi –sang ayah bahagia dan bangga atas kelahiran bayi itu. Randi malah lebih sering menyalahkan Aira yang terlalu terburu-buru hamil, dan tidak lagi fokus mengurus suami gara-gara kehadiran Raka di antara mereka. Ayah yang aneh bagi Aira. Namun, itulah Randi. Sejak
Baca selengkapnya
LIHAT PENAMPILANMU!
9Pagi-pagi sekali Aira sudah bersiap. Selepas salat Subuh, dan menyusui Alister, wanita itu menyempatkan diri ke kamar Raka, yang juga tengah disusui dengan ASI yang ia perah semalam. Miris memang, bayi orang lain disusui langsung dengan dipeluk penuh kasih sayang, sedangkan bayi sendiri harus disusui dengan cara diperah. Bahkan bila masih kurang, terpaksa dibuatkan susu formula. Namun, lagi-lagi Aira meyakinkan dirinya kalau semua demi kebaikan Raka juga. "Mbak. Biar saya susui langsung Raka, sebentar. Mumpung Alister sudah kenyang dan tidur lagi." Aira meraih tubuh mungil Raka yang berbaring di box-nya, kemudian disusui sambil duduk. "Raka, Sayang. Anak ganteng Mama. Gimana tidurmu, Nak? Raka nggak rewel, kan?" Aira mengajak ngobrol Raka yang juga menatap dirinya sambil menyusu. Melihat sepasang bola mata bening milik sang anak, rasa bersalah kembali menyeruak. Apalagi membayangkan tadi malam Raka tidur tanpa pelukan dirinya seperti biasa. Dada yang tiba-tiba sesak mendorong a
Baca selengkapnya
DICARI SESEORANG
10Alexander membuang pandangan setelah keduanya terlibat saling tatap nyalang. Lelaki itu memutuskan kontak mata lebih dulu. "Hanya saja sayang, kalau pegawai salon tidak ada kerjanya. Padahal aku juga sudah membayar mereka," ujarnya dengan suara tidak setinggi tadi. Pandangannya tertuju keluar jendela. Ya, ia memang memiliki salon pribadi di rumah. Pekerja salon yang dulu ia pekerjakan atas permintaan Vallery. Aira tidak menjawab. Ia sudah terlanjur kesal dengan pria dingin dan menyebalkan itu. Tangannya terulur hendak meraih kertas kontrak yang tadi diletakkan di atas meja. Niatnya membatalkan saja pekerjaan itu sekalian, daripada terus berada dalam tekanan lelaki aneh seperti Alexander. Namun, sedetik saja tangannya berhasil meraih kertas-kertas itu, tangan lain dengan cepat mendahului. Tangan kekar mengambil kertas kontrak dan menggenggamnya erat, hingga Aira tak dapat meraihnya. Tangan Alexander. "Mulai hari ini kau resmi jadi ibu susu Alister. Masa kerjamu selama dua tahun
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status