Seseorang Yang Pernah Aku Kenal

Seseorang Yang Pernah Aku Kenal

Oleh:  Jamie_Hye  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
10
2 Peringkat
69Bab
3.6KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Vanika terpaksa harus pulang sekolah bersama seorang laki-laki bernama Hayden. Hayden Irawan merupakan siswa populer yang terkenal cuek dan dingin pada semua orang di sekolah. Namun, tidak lama setelah mereka saling mengenal, laki-laki itu dan sahabat-sahabatnya mencoba untuk menjahili Vanika dengan cara melempar sepatu gadis cantik itu ke atap sekolah. Dari kejadian itulah mereka semakin dekat dan Vanika semakin mengetahui sisi lain dari seorang Hayden yang begitu misterius. Bahkan, laki-laki bermata sipit itu membawanya ke sebuah tempat rahasia yang tidak diketahui teman-temannya. Namun, hubungan mereka tidak selalu berjalan mulus karena kehadiran Emily, sahabat masa kecil Hayden yang begitu cemburu dengan hubungan mereka.

Lihat lebih banyak
Seseorang Yang Pernah Aku Kenal Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Sofie Huang
bagus sekali ceritanya.
2023-08-19 11:15:54
1
user avatar
Ekky Susi Amadeus
menarik dan ceria
2022-10-03 13:59:10
2
69 Bab
Kesan Pertama
Vanika dengan kesal memandang rintik-rintik hujan yang semakin lama semakin deras di balkon sekolah. Lima belas menit sudah berlalu sejak bel pulang berbunyi. Beberapa saat lalu Pak Dani menelepon kalau beliau tidak bisa menjemputnya karena ada urusan mendadak di kampung halaman beliau. Lebih buruk lagi tidak jauh dari tempatnya berdiri ada Jimmy, laki-laki yang sangat dia kagumi. Pemandangan Jimmy yang sedang mengobrol dengan pacar barunya membuat Vanika semakin merasa bad mood.Siapa yang tidak mengagumi Jimmy Mahardika? Dia kapten tim sepak bola sekolah, rambutnya keren, tubuhnya proporsional, wajahnya sangat boyish, dan dia merupakan ranking 2 di angkatan. Dia juga terkenal karena aktif di chemistry club. Pacarnya pun terkenal karena berparas cantik dan disukai banyak orang. Sungguh pasangan yang serasi.Vanika berbalik badan dan menghela nafas. Angin berhembus menerpa rambutnya. Seorang laki-laki dengan seragam yang berantakan berlari ke arahnya. Beberapa butir keringat mengalir
Baca selengkapnya
Sepatu, Awal Dari Segalanya
Vanika dengan cepat melepas kacamata itu, melipatnya, dan memasukannya ke dalam saku kemeja. Hayden berjalan mendekatinya. Tangan kirinya menggenggam sebuah buku karya William Shakespeare yang berjudul Hamlet.“Aku boleh duduk di sini?” tanya Hayden.“Si,,silakan,” jawab Vanika dengan gugup.Mereka duduk dalam hening. Vanika memperhatikan Hayden. Hayden menyipitkan matanya ketika ia ingin memperjelas penglihatannya. Meskipun wajahnya terkesan dingin dan matanya begitu tajam, ada semacam rasa hangat dalam pandangannya.“Kamu sering datang ke taman ini?” tanya Vanika, berusaha mencairkan suasana.“Ya,” jawab Hayden. Seperti biasa, sangat singkat.Tidak lama kemudian Clarissa datang dengan tubuh penuh keringat. Freckles di hidungnya terlihat semakin jelas. Gadis bertubuh tinggi itu tiba-tiba membelalakan kedua matanya dan menunjuk Hayden.“Kakak ini yang waktu itu membantuku! Kakak pemilik jas almamater itu!” ujar Clarissa sambil melihat ke arah Vanika dan Hayden bergantian. Ia menjulurk
Baca selengkapnya
Looks Can be Deceiving
Hayden Irawan berlari ke bawah dan berdiri tepat di hadapan Vanika.“I can’t believe this,” ucap Vanika.“Kenapa? Looks can be deceiving?” tanya Hayden dengan senyum di wajahnya.Hujan mulai reda. Pramana dan Zaid datang dengan tertawa puas.“Van, itu semua rencana Hayden. Nih lihat bahkan ada kertas yang isinya gambar rangkaian rencana kita. Ini Hayden yang buat,” Zaid berkata sambil memamerkan kertas rencana mereka. Setiap garis dari gambar di kertas itu pudar karena terkena air hujan.“Satrio coba mengalihkan perhatian kamu. Aku dan Zaid melepas sepatu. Hayden yang lempar sepatunya ke atap,” sambung Pramana dengan puas.“Kalian puas?! Pokoknya sepatu itu harus ada di tangan aku sekarang juga!” ujar Vanika dengan kesal.“Sayang sekali. Kita gak punya rencana gimana cara menurunkannya,” ungkap Satrio dengan wajah bersalahnya.“Usahakan sekarang juga. Kalau gak bisa nanti aku pulang pakai apa?” protes gadis itu dengan wajah yang memerah karena penuh rasa kesal.Akhtar dan Aditya datan
Baca selengkapnya
Rindu
Di depan Vanika berdiri laki-laki bertubuh tinggi itu dengan tatapan yang dingin. Hayden menatap Jimmy dan pandangannya beralih kepada gadis mungil di depannya. Tatapannya tidak sehangat tadi sore. Sangat dingin. Ia tidak membawa tas sekolahnya dan tidak memakai jas beserta rompi sekolahnya. Kemeja putihnya kotor dan kusut. Dasi sekolahnya terpasang dengan longgar.“Hayden?” tanya Vanika dengan suara yang sangat kecil.“Aku permisi,” ucap Hayden kepada semuanya tanpa melihat ke arah Vanika.Ia berlalu begitu saja. Tanpa mengatakan apa pun kepada Vanika. Gadis itu merasa sedikit kecewa. Vanika memperhatikan laki-laki itu pergi. Hebat. Hayden masih memakai sandal capit hijau itu dan hal ini tidak mengurangi level kerennya.Clarissa mendekati Jimmy.“Kak Jimmy?” tanya gadis jangkung itu sambil berjalan mendekat kepada laki-laki itu.“Clarissa! Kamu sudah sebesar ini! Sulit dipercaya. Dulu kamu kecil dan menyebalkan!” Jimmy berkata dengan riang.“Kak Jimmy!” Clarissa memeluk Jimmy dengan
Baca selengkapnya
Tumbuhnya Suatu Rasa
Clarissa yang melihat Hayden langsung berteriak.“Kak Hayden! Sini masuk! Gak usah bunyikan bel!”Bi Ika menyerahkan kipas yang dipegangnya kepada Clarissa agar gadis itu meneruskan kegiatan bakar-bakar. Wanita itu berlari ke arah tamu yang rupawan tersebut dan menariknya masuk ke halaman tempat mereka berkumpul. Hayden berlari kecil dengan membawa sebuah totebag berwarna hitam. Ia juga mengenakan kaus hitam polos, celana jeans, dan sneakers berwarna navy. Ia terlihat sangat keren.“Duduk! Sini duduk!” wanita bertubuh gemuk itu menyuruh Hayden duduk di kursi yang berhadapan dengan Vanika sambil memundurkan kursi tersebut agar diduduki oleh laki-laki itu.Hayden tersenyum sungkan dan berkata “tidak, terima kasih, Bu. Saya hanya ingin mengembalikan sesuatu untuk Vanika,” ia membungkukan tubuhnya beberapa kali.“Gak bisa! Gak bisa! Duduk di sini. Nah ayo makan ini atau ini. Di sini ada banyak makanan. Makan dulu lah sedikit baru boleh pulang,” ujar Bi Ika dengan wajahnya yang selalu mero
Baca selengkapnya
Rumor
Seseorang memberikan handuk kecil kepada Vanika. Clarissa ternyata sudah cukup lama berdiri sambil memperhatikan kakaknya yang sedang melamun dengan wajah yang pucat karena kedinginan. Vanika mengelap semua bagian tubuhnya yang basah. Di samping gadis itu terdapat sebuah jas almamater berukuran besar yang tergeletak begitu saja. Jas almamater yang sudah melindunginya dari hujan.“Jas itu punya siapa?” tanya Clarissa penasaran.“Punya Hasna,” jawab kakaknya berbohong.Hasna merupakan salah satu siswi di sekolahnya yang bertubuh tinggi. Di usianya yang baru menginjak 17 tahun, tinggi badannya sudah mencapai 178cm. Gadis ini merupakan murid kelas XII IPS 2. Vanika dulu tidak begitu dekat dengan dia, tapi Hasna sangat terkenal karena ia merupakan salah satu anggota tim voli di sekolah.Berbeda dari sosok Joe yang tidak mau diam seperti kuda, Di sekolah, Hasna adalah sosok yang tenang, tapi sebenarnya ia adalah seorang pemberontak. Bibirnya kecil dan tebal. Hal ini membuat banyak orang mem
Baca selengkapnya
Pendekatan
“Jadi begini,,,,”Vanika, Joe, Akhtar, dan Aditya memajukan tubuh mereka dengan wajah mereka yang terlihat sangat antusias.“Sudah! Tamat! Kalian cari tahu sendiri ceritanya,” ujar Pramana yang diikuti tendangan kaki dari Joe yang kesal.“Menyebalkan!” Vanika melemparkan buku pada temannya yang bertubuh gempal itu.“Aku takut salah bicara. Kalian tanya saja langsung ke orangnya,”“Eh, sekarang sudah terlalu sore. Kita harus pulang secepatnya. Aku juga harus bantu ibu aku untuk jualan besok,” kata Akhtar sambil melihat arlojinya.“Aku masih ingin di sini tapi ternyata sudah sesore ini,” keluh Joe sambil merapikan bajunya.“Ya sudah nanti kita ketemu lagi kok,” hibur Vanika sambil membuka pintu perpustakaan.“Kita bereskan bekas makanannya ya?” Aditya mulai mengambil beberapa piring di meja.“Sudah, jangan. Biar nanti aku dan Bi Ika yang bereskan,”Tidak lama kemudian mereka berjalan menuju gerbang. Pramana dan Akhtar menyalakan motor masing-masing.“Clarissa belum pulang?” tanya Joe pa
Baca selengkapnya
Bimbang
From: Hayden IrawanTo: Vanika Xavera TedjaDear Vanika,Aku gak begitu pandai merangkai kata-kata, so… “I just wanna tell you somethingLately you’ve been on my mind”(Adore You - Harry Styles) “I know I shouldn’t tell you but I just can’t stop thinking of you” (Wherever You Are - 5 Seconds of Summer) “Before you came into my life everything was black and whiteNow all I see is colour like a rainbow in the sky” (Colour – MNEK ft Hailee Steinfeld) “I can’t write one song that’s not about youCan’t drink without thinkin’ about youIs it too late to tell you that everything means nothing if I can’t have you?”(If I Can’t Have You - Shawn Mendes) “Anyone who’s seen us knows what’s goin’ on between usIt doesn’t take a genius to read between the linesAnd it’s not just wishful thinking or only me who’s dreamingI know what these are symptoms ofWe could be in love”(We Could be In Love - Brad Kane ft Lea Salonga) “Love doesn’t come in a minuteSometimes it doesn’t come at allI o
Baca selengkapnya
Momen Pertama
Jantung Vanika hampir saja copot. Kedua mata bulatnya membesar karena sangat terkejut bahwa laki-laki yang seharian ini dihindarinya sekarang tepat berada di sampingnya. Vanika melihat Jimmy sudah menurunkan lambaian tangannya dan berlalu begitu saja.“Nonton Jimmy latihan?”“Aku hanya kebetulan diajak Akifa istirahat di sini. Dia sekarang lagi di toilet,” jawab Vanika.Tiba-tiba dua orang sahabat Jimmy yang lewat sambil menepuk bahu Vanika.“Ciee nonton Jimboy main bola,” ujar mereka berdua sambil berlalu dan tertawa.Dua laki-laki itu bernama Huang dan Derry. Mereka berdua adalah sahabat kental Jimmy sejak kelas 10. Jimmy, Huang, Derry, dan Vanika dahulu berada di kelas yang sama, yaitu kelas X-A. Sudah menjadi rahasia umum di kelas X-A kalau gadis berkulit putih itu sangat menyukai Jimmy.“Oh lagi nonton Jimmy main bola,” ucap Hayden.“Ya, aku sekalian nonton dia latihan. Rasanya sudah lama gak lihat dia main secara langsung,”Hayden tersenyum, “Tenang saja, aku juga suka kalau dia
Baca selengkapnya
Hayden
Hayden tersenyum di sepanjang jalan pulang. Ia merasa tidak pernah sebahagia ini. Ia memasuki halaman rumah bergaya khas zaman Belanda itu dengan perasaan riang. Rumah dengan satu lantai tersebut memiliki halaman dan bagian teras yang luas. Cat temboknya berwarna putih bersih dan bangunannya sangat luas. Di bagian depan terdapat beberapa pilar beton yang kokoh. Rumah itu juga dihiasi beberapa jendela kuno yang berukuran besar dan indah.Laki-laki bertubuh tinggi itu memasuki ruang tamu dan di situ terdapat adiknya yang sedang asyik bermain puzzle. Audrey masih berusia 9 tahun. Tubuhnya tinggi dan ramping. Panjang rambutnya tepat sebahu dan keriting. Terlihat klasik.“Kakak pulang, Rey,” sapa Hayden yang menghampiri adiknya dan mencium keningnya.“Kakak lama. Mama juga belum pulang,” keluh Audrey.“Ya, maaf. Kamu sudah makan ‘kan?” tanya kakaknya.“Udah,” jawab adiknya.“Kakak beres-beres rumah dulu ya, Rey. Ini kakak bawa cokelat untuk kamu,” Hayden memberikan sebatang besar cokelat p
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status