The Cursed Alpha's Human Mate

The Cursed Alpha's Human Mate

By:  Darkmoon  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
49Chapters
605views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Luciana Judith Bastian, hanyalah gadis manusia biasa yang hidup berpindah-pindah dikarenakan pekerjaan walinya. Bagi luci, ini bukalah hal yang baru yang harus dia keluhkan. Dia hanya ingin hidup seperti gadis remaja pada umumnya yang bisa hidup bebas dan mencintai seseorang. Sayangnya semua itu tak mungkin karena perjanjian yang mengikatnya. Sampai pertemuannya dengan seorang pemuda dari keluarga Alvaro merubah segalanya. Adrian Alvaro Kael, putra tertua dari sang pemimpin pack yang juga merupakah serigala putih satu-satunya yang mendapatkan anugrah dari dewa. Adrian adalah serigala yang diasingkan dari pack karena kutukan yang dia terima sejak bayi. Kutukan yang merenggut semua yang dia miliki hingga membuatnya hidup bagai dineraka. Hingga, pertemuannya dengan seorang gadis bernama Luci yang juga merupakan teman dari adik tirinya memberinya sedikit harapan untuk terus hidup. Sayangnya kutukan itu terus menghantui menghantui keduanya hingga salah satu diantara mereka mati. Misteri apa yang ada dibalik ini semua? Akankah mereka menyatu? Atau ini hanya permainan takdir yang menyerenya pada penantian tak berujung lainnya?

View More
The Cursed Alpha's Human Mate Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
49 Chapters
Bab 1 Masalah
_Luciana_ Sebagai mahasiswi pindahan tahun ketiga jurusan Hubungan Internasional di Forks, Washington. Aku hanya ingin menjalani rutinitasku dengan tenang hingga lulus. Tidak seperti sebelumnya yang harus terus berpindah-pindah dari satu kota kekota lain karena pekerjaan waliku. Tempat baru, suasana baru, teman baru semuanya membuatku harus memulainya lagi dari nol. Namun, mengapa harus pindah ke kota ini? Kota kecil yang terlihat sendu seolah ditinggalkan bahkan matahari pun enggan menampakkan dirinya, hanya ada awan mendung dan rintik hujan yang selalu mengiringi. Aku benci tempat ini! Suasana di sini seolah mengingatkanku akan hal yang telah lama kulupakan. Hal yang selalu membuat kepalaku berdenyut sakit setiap kali potongan puzzle itu terbuka. Seperti sekarang, perasaan gelisah itu terus menghantui hingga membuat tubuhku bergetar hebat diiringi kucuran keringat dingin yang perlahan turun dari dahiku. Ukh! Kepalaku berdenyut sakit, ini semakin sering terjadi sejak kepindahanku
Read more
Bab 2 Pertemuan
Aku coba menahan Reihan sekuat tenaga namun gagal. Reihan malah semakin menggila.“Rei, cukup!”“Cukup kau bilang?! Pria brengsek ini berani menyentuhmu! Kau pikir aku akan diam saja saat si brengsek ini menyentuhmu bahkan menarikmu kasar ke pelukannya?” Reihan sangat marah, emosinya tak stabil bahkan dia menginjak tangan pria itu berkali-kali hingga terdengar suara tulang patah di sertai jeritan melengking yang terdengar hingga satu ruangan.Ya Tuhan! Ini seperti penyiksaan sepihak. Aku harus segera menghentikannya.Kuputuskan menyeret Reihan menjauh dari sini sekuat tenaga. Aku bahkan sampai melupakan rasa mual dan pusing yang kuderita tadi. Kami harus segera pergi sebelum terlambat.“Kau pikir kau akan selamat keluar dari sini? Jangan harap kalian akan pergi dari sini dengan mudah. Akan kubalas berkali-kali lipat! Kubuat kau sangat menderita dengan melihat gadis kesanganmu berada di bawah selangkanganku sambil memoh
Read more
Bab 3 Jaminan
Kakak besar? Bunuh? Adrian terdiam sejenak, bukannya dia syok atau apa. Dia hanya tak habis pikir dengan perkataan gadisnya yang menganggapnya dirinya gangster atau seorang pembunuh, dari mana dia mendapatkan pikiran konyol itu? Adrian terus menatap gadis di depannya yang kini tengah gugup akibat tindakannya barusan. Dia sangat manis, apalagi ekspersi terkejutnya tadi. Ingin sekali menariknya dalam pelukanku. Sayangnya keberadaan makhluk menyebalkan di belakangnya membuyarkan semua angan. Tatapan matanya kini beralih pada Reihan. Kapan adik bodohku ini berhenti membuat ulah? “Reihan!” seruku padanya. Reihan berjalan ke arahku dengan santai seolah tak terjadi apapun,”Hai?” SHIT!
Read more
Bab 4 My Mate
Hampir setengah jam perdebatan panjang yang alot itu berlangsung. Butuh banyak usaha untuk mengeluarkan gadisnya dari kantor polisi. Semua ini membuatnya lelah, beberapa kali Adrian menghela nafas frustasi hingga ketiganya sampai keparkiran mobil tempat Adrian memarkirkan mobilnya “Kemarilah.” Aku memanggil Reihan kearahku meninggalkan gadis itu di belakang. Reihan menghampiriku dengan ragu. Apa segitu menakutkannya diriku hingga dia seperti ini? Inilah alasan kami tidak pernah dekat walaupun kami bersaudara. “Gadis itu pacarmu?” Aku menanyakan padanya tapi yang kulihat hanya ekspresi konyol dan bingung. “Maksudmu Luci?” Reihan menangkap isyaratku, “Tidak, dia hanya sahabatku di kampus. Kenapa?” Jadi nama gadis itu – Luci. “Dia pasanganku.” Aku menjawabnya tegas. “Oke. APPPAAAA?!” Reihan seketika heboh sendiri, “Tunggu! Dia pasanganmu? Kau tidak sedang bercandakan?” Kutatap sinis dirinya menandakan ketidaksukaanku. Dia sangat berisik. Reihan menatapku tak percaya, bahkan dia men
Read more
Bab 5 Pilihan pahit
Jam dua belas tepat, Luci tiba di asramanya. Nafasnya terengah-engah akibat kebodohannya sendiri, semuanya berkat sahabatnya itu yang tega meninggalkannya dan kabur sendirian. Kebodohanku menyebabkan ku harus berjalan ratusan kilometer untuk sampai di sini. Kakiku bahkan hampir copot, untung saja aku tidak berakhir tidur dijalanan seperti gelandangan. Aku bersandar pada pintu belakang kamarku, kuhirup udara sebanyak-banyaknya untuk mengisi kekosongan paru-paruku. Kakaknya Reihan menawarkan diri mengantarku ke kampus, namun kuputuskan untuk melarikan diri darinya secepat kilat saat dirinya lengah. Dia pikir aku gadis macam apa? Setelah mencuri ciuman pertamaku dan melakukan hal tak senonoh dengan tenangnya dia mengajakku pulang seolah tidak terjadi apapun! Bukannya kembali ke asrama aku malah akan menjadi penghangat ranjangnya. Aku tertawa miris, “Apa aku semurah itu?!” Kututup kedua mataku, tubuhku kini seperti mati rasa. Lelah…andai saja aku tak pergi dengan Reihan maka semuanya ta
Read more
Bab 6 Alasanku bertahan
Mungkin ini lebih baik dari pada harus menyeretnya dalam masalahku. Pertama kalinya dalam sejarah kami berdua terpisah bahkan seperti orang asing. Tak ada sapaan atau candaan lagi juga tak ada tingkah konyolnya seperti dulu. Ada yang hilang namun inilah yang terbaik untuk kami berdua. Kami sama-sama membutuhkan waktu untuk saling berfikir satu sama lainnya. Pengumuman pada mata kuliah terakhir menjadi penutup hari ini. “Pastikan membaca pengumuman di website universitas. Ini sangat penting, terutama untuk para penerima beasiswa. Jika ada yang punya pertanyaan kalian bisa datang pada saya atau bagian kemahasiswaan.” Kata dosen mengakhiri kuliahnya dan beranjak keluar. Pengumuman untuk para penerima beasiswa? Apa lagi kali ini? Apakah ada pengumuman beasiswa keluar negeri? Atau pengumuman pemenang lomba kemarin? Dengan antusias kukeluarkan ponselku dari tas untuk mengecek pengumuman yang di web universitas, sementara mahasiswa yang lain beranjak satu-persatu meninggalkan kelas tak p
Read more
Bab 7 Terpaksa
Perutku terus mengeluarkan bunyi gemuruh meminta untuk diisi di karenakan bau harum dari masakan yang berasal dari cafe baru yang menjual masakan Cina yang cukup digemari di kalangan remaja maupun orang tua. Setiap melewati café ini air liurku selalu menetes keluar, apalagi ketika mereka menghidangkan masakan mereka yaitu gyoza dan tahu mapo. Ingin rasanya segera masuk dan menyantapnya, kubuka dompetku perlahan menghitung sisa uang yang ada disana. Hanya tinggal beberapa lembar uang $5o dan $10, jika aku menggunakannya sekarang maka sama saja dengan berpuasa 2-3 hari kedepan. Hhhhh….Frustasi. Tidak akan lagi ada kemewahan, hanya ada omong kosong. Mengapa harus sekarang? Dengan lunglai kulangkahkan kakiku menjauh dari sana. beberapa kali ku usap perutku yang lapar mencoba memberi pengertian. Semuanya bermula dari kebijakan kampus yang baru yang mencabut hak istimewa para penghuni beasiswa untuk tinggal di asrama. Aku harus mengurus semuanya sendiri mulai dari makan, tempat tinggal
Read more
Bab 8 Ironis
Hhhhhhh…..kuhela nafas lega. “Halo, manis.” Deg! Suara lembut nan berat itu menyapa telingaku membuat jantung sontak keluar dari tempatnya. Tidak mungkin! Kueratkan genggamanku pada mantelku ketakutan. Sudah kupastikan tak ada siapapun yang mengikutiku dari belakang. Bagaimana mungkin? Luci tak berani menoleh kebelakang, tubuhnya sangat kaku tak mau diajak kompromi bahkan suaranya juga bahkan tercekat tak berani berteriak. Pria asing itu menarik pergelangan tanganku membuatku tersentak seketika menghadap ke arahnya. Mataku terbelalak saat mengetahui siapa dia! Adrian! Hampir saja aku mati ditempat karena tindakannya barusan. Kukira dia orang iseng yang berniat jahat. Adrian tanpa rasa bersalah menatapku sambari menunjukkan seringai tipisnya. Aku merasakan bahwa inilah saat terakhirku bernafas. “Apakah kau cukup bersenang-senang tadi?” Dia?! Bagaimana dia bisa di belakangku? Aku berani bersumpah tak ada siapapun di belakangku tadi. Bahkan langkah kakinya pun tak terdengar.
Read more
Bab 9
"Pesan apapun yang kau mau.” Titahnya padaku. Berkat suara orchestra yang keluar dari perutku, Adrian langsung menyeretku keluar dari gang sepi di sekitar pemukiman kumuh ke sebuah restoran kecil yang jaraknya lumayan. Dia mungkin bersimpati padaku atau lebih tepatnya kasihan pada pencuri yang baru saja dia tangkap. Perut bodoh! Seharusnya kau tahu situasinya. Kulihat dirinya yang tengah sibuk dengan buku menu di atas meja, beberapa kali kulihat dia membolak-balikkan halamannya acuh. Oh, betapa indahnya makhluk ciptaanmu ini Tuhan. Baru kusadari, dia ternyata mengenakan anting berbentuk bulan sabit berwarna hitam di telinga kanannya. Anting kecil yang bentuknya tak begitu mencolok bahkan hampir menyatu dengan warna rambut dan kulitnya yang pucat membuatku semakin terpesona olehnya. “Apa kau sudah menemukan menu favoritmu di wajahku? Jika kau sudah menemukannya, sebaiknya kita pindah ke tempat lain sekarang juga. Kau bisa memakanku sepuasnya nanti” Celotehnya sambil sesekali terse
Read more
Bab 10
“Bagaimana jika kita ubah menjadi aku akan memberikanmu uang saku tiap bulannya?”“Hah?!”Aku bahkan tak mempercayai pendengaranku sendiri.Butuh waktu bagiku mencerna perkataanya, “Aku tahu bahwa tindakanku salah, tapi bukanlah pembenaran jika aku menerima uangmu seperti. Aku tak butuh belas kasihmu. Maaf.... aku tak bisa menerima kebaikanmu lebih dari ini. Lagipula ini semua terjadi karena kecerobohanku sendiri hingga kehilangan uang bulananku.” Lagipula jika Alex tahu aku menerima uang dari lelaki lain dia pasti akan membatalkan semua kesepakatan kami.“Kau kehilangan uangmu? Bagaimana bisa?”Adrian memikirkan semua kemungkinan,”Apakah uangmu dicuri?”
Read more
DMCA.com Protection Status