Terjebak Gairah Tuan El

Terjebak Gairah Tuan El

Oleh:  Galuh Arum  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.3
18 Peringkat
134Bab
45.0KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Bela baru saja di nikahi pria bernama Edo, tapi tiba-tiba saja saat terbangun dari tidurnya yang ia lihat bukanlah sang suami. Bella terkejut saat melihat tubuhnya tak berbusana dan tidur di samping pria bernama Elvaro. bagaimana bisa dia berada bersama orang lain sedangkan semalam dia bersama dengan sang suami.

Lihat lebih banyak
Terjebak Gairah Tuan El Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Nazila
cerita bagus ,tapi sayang harus bayar
2023-04-21 00:15:20
0
user avatar
Irhash Fajri
oke juga walaupun masih terpotong2 sesi tempat kejadian
2023-02-24 17:32:52
0
default avatar
Rerhy Dhelang
Bela ko jadi begitu bukanya ketemu malah menghindar lsgi , kasihan tuan Ell sdh capek mencari
2023-02-23 23:09:13
0
user avatar
wahyu nurjannah
Updatenya terlalu lama.. Keburu penasaran yg baca...
2023-02-20 15:25:46
0
default avatar
Rerhy Dhelang
Lanjut ceritanya semakin sedih
2023-02-14 15:32:51
1
default avatar
Rerhy Dhelang
Kasihan tuan el , biadab edo
2023-02-13 21:26:17
0
default avatar
Rerhy Dhelang
Sangat bagus ceritanya, kasihan tuan El kenapa Bela juga tidak simpan nomor bu Siti biar tahu keadaan Tuan El
2023-02-11 18:35:29
1
user avatar
Hasminah Abd Gani
upp yg bnyak thor penasaran...
2023-01-31 16:25:26
0
user avatar
Hasminah Abd Gani
best....salam dri sabah ...
2023-01-31 16:24:20
1
default avatar
Melvina Monica Meyling
ceritanya sangat bagus mampu membuat hati pembaca menyunggingkan senyuman sukses terus ya
2023-01-29 00:03:58
1
user avatar
Hasminah Abd Gani
best upp yg bnyak dong thor..
2023-01-26 11:15:23
1
user avatar
Evhae Naffae
Keren, lanjuutt ......
2022-12-17 19:31:08
0
user avatar
Chew vha
lanjut thor
2022-11-11 17:47:05
0
user avatar
Meisya Jasmine
siiiip mantab bgt
2022-11-11 17:28:00
0
user avatar
Yenika Koesrini
mantap betul
2022-11-11 16:44:36
0
  • 1
  • 2
134 Bab
Satu
“Bella, selamat ya, aduh kamu beruntung loh. Menikah dengan Pak Edo.” “Iya, mana kaya raya, ganteng. Paket komplit, beruntung deh kamu.” Bella tersenyum mendengar komentar-komentar para temannya di hari bahagia ini. Walau berasal dari keluarga sederhana, Bella memang merasa dirinya adalah salah satu wanita beruntung karena dicintai oleh pria yang kini menjadi suaminya. Ia menoleh pada Edo yang berdiri di sampingnya dan tersenyum makin lebar. Pria dengan kulit hitam manis itu tersenyum lalu mengelus pucuk rambutnya.“Sayang,” ujar Bella. Hatinya sangat bahagia.“Ya, Nyonya Edo?” Sahutan suaminya membuat Bella tersipu.Hubungan keduanya sangat harmonis, apalagi Edo yang sama sekali tidak mempermasalahkan latar belakang Bella yang hanya lulusan SMA dan hanya bekerja sebagai SPG obat di sebuah mal. Edo yang bekerja di sebuah perusahaan besar pun jatuh cinta pada kelembutan Bella.“Apakah kita langsung ke hotel setelah ini?” tanya Bella setelahnya. Mereka masih berdiri di podi
Baca selengkapnya
Dua
Tuan El menoleh ke sumber suara. Wanita tua dengan baju asisten rumah tangga itu sudah berada di belakang Tuan El dengan wajah kebingungan. “Dia Bella, tolong gantikan baju untuknya, Bu!” titah Tuan El.“Baik, Tuan. Saya akan gantikan,” ujar Bu Siti. Ia tak berani banyak bertanya pada sang Tuan tentang wanita cantik yang dibawanya. Bu Siti mengikuti perintah sang tuan, menggantikan baju Bella. Wanita tua itu begitu terpesona dengan kulit bersih Bella. Ia yakin jika wanita di hadapannya adalah wanita spesial bagi Tuannya.Setelah itu Bu Siti kembali menemui Tuan El.“Tuan, sudah saya gantikan baju. Ada lagi?” tanya Bu Siti.“Tolong rahasiakan ini, saya mau Bu Siti mengurus Bella di sini. Selama saya tidaklah ada, tolong jangan biarkan dia pergi atau ke luar dari tempat ini.”“Baik Tuan.”Tian El kembali masuk kamar Bella. Ia duduk di sofa menunggu wanita itu bangun. Lalu, ia pun terlelap di sofa tanpa bantal. ***Keesokan paginya, Tuan El terbangun. Namun, Bella masih tert
Baca selengkapnya
Tiga
“Kalian berdua sama saja!” Bella masih saja emosi jika membayangkan dirinya kini menjadi tahanan Tuan El. Pria arogan yang sesuka hati menggunakan tubuhnya untuk di nikmati. Bella menatap bengis Tuan El, tapi pria itu sedikit melunak saat melihat luka gores yang sengaja di buat Bella. “Tangan indah ini cukup sekali saja kau lukai, jangan sekali lagi mencoba menggores di bagian tubuh mana pun. Aku tidak suka hal itu. “ Bella memalingkan wajah, ia tak peduli dengan apa yang di katakan Tuan El. Ia sangat membenci pria itu. Apalagi saat dengan nafsu El menyentuhnya. Tuan El mengambil piring yang berisi bubur di meja, lalu menyiapkan untuk Bella makan. Dengan tangannya, pria itu pun membalikkan wajah Bella. “Makan, atau kau akan kurus dan tak berisi.” “Enggak ma—“ Belum selesai bicara, Tuan El sudah menyuapkan bubur itu ke mulut Bella. “Di buang, saya buat rumah sakit ini tidak beroperasi karena buat makan tidak enak buat kamu.” Terpaksa Bella memakan bubur itu walau mulutn
Baca selengkapnya
Empat
“Nona, percaya saja pada Tuan El, saat Tuan El datang membawa Nina Bella, Tuan meminta saya menggantikan pakaian Nona. Saya pastikan tidak ada yang terjadi dengan diri Nona Bella.”Bella masih menatap tidak percaya pada kedua orang di hadapannya. Jiwanya masih sedikit terguncang dengan apa yang diterimanya. Percaya pada orang pun baginya sangat sulit, apalagi dengan Tuan El.“Masa Nona tidak bisa membedakan, bagaimana rasanya jika memang sudah tersentuh oleh Tuan El. Misal, ada rasa nyeri di bagian kewanitaan Nona. Bercak darah atau sulit berjalan,” tambah Bu Siti.Apa yang di katakan Bu Siti membuat Bella mencoba merasa-rasa apa ada yang sakit di sekujur tubuhnya atau tidak. Namun, yang ia rasakan adalah rasa sakit di hati saja, bukan di bagian tubuhnya. Bella kembali menatap Tuan El, pria itu tak kalah bengis menatap dirinya. Tuduhan Bella membuat pria itu menyesal kenapa tak menyentuhnya saja.“Masih mau menuduhku?” Tuan El meninggikan suara. Bella hanya menunduk karena tak
Baca selengkapnya
Lima
Mendengar bentakan dari sang tuan, Bella pun menunduk. Pria itu kembali memanggil Bu Siti. Wanita tua itu pun sigap dan sudah berada di hadapan Tuan El.“Bu, apa mau ikut ke mal untuk membeli beberapa baju untuk Bella?” tanya Tuan El pada Bu Siti. “Capek, Tuan. Saya di sini saja.”“Baiklah.”Tuan El langsung menghampiri Bella, ia mengajak untuk membeli beberapa stel baju juga sepatu. Lalu, ia pun akan membelikan beberapa keperluan yang akan di gunakan Bella. Seperti ponsel atau beberapa keperluan wanita.Bella tidak bisa menolak, ia pun mengikuti langkah sang tuan. Walau merasa malas, tak ada pilihan lagi karena dirinya kini sedang menjadi tahanan pria bernama Elvaro.***Di sebuah pusat perbelanjaan, Bella menatap takjub kota besar yang memiliki banyak toko baju ternama. Ia pun terkesiap melihat harga yang tertera di baju itu. Saat melihatnya ia kembali menyimpan di tempat semula. “Ambil saja yang kau mau, tak usah seperti orang miskin. Aku bisa membeli semua baju di sini j
Baca selengkapnya
Enam
Tuan El begitu kesal menghadapi Bella yang sangat keras kepala. Bagaimana bisa ia bisa tertarik dengan wanita yang sepeti ini pikirnya. Bella masih menantang dengan netra hampir keluar. Begitu kesal dan entah bisa berbuat apa, Tuan El menarik leher Bella hingga bertatapan langsung, tapi ia kembali melepaskannya. Bella kembali berontak lalu menjauh di pojok pintu mobil dengan menatap jalanan. Air mata kembali deras mengalir. Melihat hal itu, Tuan El kembali mengacak-acak rambutnya. Dia benci melihat wanita menangis. “Apa tidak bisa kamu jangan selalu menggunakan air mata saat seperti ini, hah?” “Hanya itu yang bisa aku lakukan sebagai tahanan Tuan. Berontak pun, Tuan akan melakukan hal tak seronok. Rasanya, aku jijik saat Tuan menyentuhku!” Tatapan penuh kebencian begitu terlihat di sorot mata Bella saat menatap Tuan El. Bibir tipis itu bergetar saat mulai bicara. Benar katanya, tidak ada hal yang bisa dilakukannya selain menangisi takdirnya sebagai boneka pria kasar di sampingnya.
Baca selengkapnya
Tujuh
Melani bergeming, semuanya tak bisa dibayangkan lagi. Setiap hari mereka hanya berdebat masalah anak, ia pun terduduk lemas. El tak akan bersikap seperti itu jika bukan karena keluarganya. Apalagi desakan sang ayah, pikirnya. “Ma, jangan ikut campur rumah tangga aku dan El. Jangan seperti keluarga itu yang selalu menuntut banyak. Lagi pula, masih banyak waktu untuk kamu memiliki keturunan.”“Susah bicara sama kamu, jangan menangis di depan mama kalau suami kamu memiliki istri baru dan bisa memberikannya anak.”“Loh, kok Mama menyumpahi aku?” “Mama enggak menyumpahi, tapi mengingatkan. Segala sesuatu akan terjadi tiba-tiba akan sangat menyakitkan.”Marta melangkah ke dapur, bicara dengan sang anak hanya membuat dirinya sakit kepala. Harusnya kini Melani tak harus di pusingkan masalah anak jika dalam beberapa waktu lalu ia sudah hamil dan memiliki anak. Hanya saja sang anak terlalu egois. ***Bella duduk di balkon sembari menatap halaman bawah yang penuh dengan bunga. Ia bagai
Baca selengkapnya
Delapan
Senyum tipis ke luar dari bibir Melanie. Sudah lama tak ada yang memujinya selain penggemar dan produser film. Wajah itu merona, lalu menyambut hangat senyum Leo. Bak gayung bersambut, Leo senang saat ia mulai menebar pesona pada artis cantik yang selama ini hanya ia kagumi lewat televisi. Melanie tampil sangat sempurna, ia berusaha untuk mendapatkan projects kali ini. Bos Sebuah perusahaan kosmetik itu terkesan dengan penampilan wanita yang selalu menjaga tubuhnya. “Melanie, saya pun senang bertemu dengan Anda.” Kesan pertama begitu menggoda, tidak butuh waktu lama untuk membujuk. Saat itu Leo pun setuju jika Melani menjadi salah satu brand ambasador alat kosmetik miliknya karena wajah dan postur tubuh wanita itu begitu menarik. Gading yang senang dengan kabar itu pun langsung memeluk artisnya. Sementara, Leo meminta untuk berbicara empat mata dengan Melanie. Melanie duduk berhadapan dengan Leo, pria itu cukup menarik dengan wajah tak kalah tampan dari sang suami. Mereka berbinc
Baca selengkapnya
Sembilan
Tuan El melepas pelukannya saat Bu Siti menegurnya. Pria itu terlihat sangat gugup lalu mencoba tenang. Sama halnya dengan Bella yang merasa aneh dengan dirinya saat bersama dengan Tuan El. Bella langsung masuk kamarnya setelah Tuan El kembali menatap wajahnya. Pintu pun langsung di kuncinya agar pria itu tidak bisa masuk. Tangannya memegang dada yang rasanya sangat kencang berdetak. Apalagi, napasnya yang naik turun padahal tidak habis berlari. “Ada apa denganku? Kenapa sepeti ini?” Bella bergumam sendiri. Harusnya ia merasa jijik dan benci, tapi malah sebaliknya. Bella tidak mengerti bagaimana bisa hatinya berubah tenang saat pria itu datang. Selama ini Tuan El tak pernah menyentuhnya walau beberapa kali mendekat dan membuat ia panas dingin. Selalu ada Bu Siti yang mengingatkan, Bella termenung kali ini. Pria bernama Elvaro, bagaimana bisa tiba-tiba datang dan mengatakan sudah membeli dirinya dari Edo. Lalu, mengatakan akan menikahinya setelah perceraian dirinya dan Edo sele
Baca selengkapnya
Sepuluh
“Aku memang kejam, apa yang terjadi saat itu cukup membuat aku tak percaya dengan apa yang tiba-tiba kamu lakukan. Bisa saja saat menyiram bunga, kamu lompat pagar dan kabur.”“Rumah Tuan sangat besar dan lihat saja tembok sangat tinggi. Mana mungkin aku kabur, yang benar saja pikiran Tuan,” ujar Bella. “Itu kata kamu, kenyataannya, pasti berbeda.”Bella menarik napas panjang, untuk apa dia berdebat dengan pria dingin dan angkuh sepeti Tuan El. Penjahat, pikirnya tak akan menjadi baik. Bella kembali membuang wajahnya, lalu hanya menatap sekeliling saja. Sementara, Tuan El kembali ke kamarnya. Pria itu merebahkan tubuh di ranjang. Rasanya berdebat dengan Bella membuat dirinya kesal. “Kenapa aku bisa klik dengan perempuan bar-bar itu, keras kepala dan susah di atur. Astaga!” Tuan El mengusap wajah kasar. Ponselnya berbunyi, terlihat sang ayah menelepon dirinya. Sama seperti biasa, ia malah menjawab. Pikirannya sedang tidak baik-baik saja. Tuan El bangkit dari tempat tidur, l
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status