Istri Seksi Tetangga Sebelah

Istri Seksi Tetangga Sebelah

Oleh:  Diganti Mawaddah  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.9
32 Peringkat
133Bab
108.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Spin off "Sepuluh Juta Satu Minggu" Syamil, remaja sembilan belas tahun yang solih, merupakan anak pemilik pesantren. Pemuda itu diminta oleh calon kakak iparnya untuk menjadi mata-mata seorang wanita muda bernama Hani. Hani adalah istri kedua dari seorang dosen yang saat ini tengah hamil dan dibuang suaminya. Syamil tidak menolak tugas tersebut, karena jarak rumah wanita itu dan kosannya berdekatan. Namun, yang menjadi masalah adalah wanita itu selalu berpakaian seksi. Apakah Syamil menyerah menjadi mata-mata karena penglihatannya selalu ternoda dengan tubuh seksi Hani? ataukah malah Syamil jatuh cinta pada istri simpanan orang tersebut?

Lihat lebih banyak
Istri Seksi Tetangga Sebelah Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
default avatar
Rubbi
Seru banget, syamil sama hani kocak parah
2023-12-09 12:35:13
0
user avatar
Nasri Lina Salsabila
suka dgn ceritanya seru n ada lucu"nya juga... krn ada syamir yg polos...
2023-07-15 11:30:15
0
user avatar
Galu Phasya2006
cerita,y bagus dan sy sngt senang membaca,y
2023-04-22 20:50:10
1
user avatar
Yunia Rina
Novel yg aku cari2 selama ini. Ceritanya bagus, konfliknya ga berat2 bgt. Alur jelas dan ga bertele-tele. Sisipan humornya bikin yg baca ga bosan walau dibaca berulang kali. Asal jgn sampe ribuan bab kyk sebelah ya thor...
2023-01-22 00:41:47
3
user avatar
muha muhadi
cerita nya seru
2023-01-21 13:56:16
2
user avatar
Arif Zaif
double up dong bunda syantik,seru nih.
2023-01-04 11:37:53
1
default avatar
muhamad15459541
makin seru,,, update 5 bab dong
2022-12-07 23:29:33
1
default avatar
idie_jt
updatenya bikin greget.. dikit bgt..
2022-12-04 22:36:12
1
user avatar
M.K.
seru banget ceritanya
2022-12-03 10:02:08
1
user avatar
Mblee Duos
salam kenal dari aku yang pemula kak...... semangat nulisnya ya kak... saling support juga yuk, di cerita aku MAMA MUDA VS MAS POLISI......
2022-11-24 17:16:18
0
user avatar
Va_DeQ
CERITANYA BAGUS SAYA SUKA SAYA SUKA
2022-11-15 13:03:54
1
user avatar
Gie kim🌸
ipar laknat banget . semoga karma di bayar kontan .... soale dosanya udah numpuk waktunya JP wakakkaka
2022-11-13 13:17:04
3
user avatar
SujoKim🌺
lah lah lahhh hahhah si Abah ada ada aja ....
2022-11-13 05:14:51
2
user avatar
Gie kim🌸
ya harus lanjut atuhhh haninya mana kangen ini
2022-11-12 04:06:26
2
user avatar
Lisa Kim?
lanjooootttt
2022-11-10 14:01:01
0
  • 1
  • 2
  • 3
133 Bab
1. Tugas Mata-mata
"Benar, Om, cewek ini rumahnya di depan kosan, Syamil. Kenapa memangnya?" "Bagus kalau begitu, saya minta tolong, kamu jadi mata-mata ya. Awasi saja dari kejauhan. Jangan perhatiin istri orang dari dekat, bisa repot nanti.""Amit-amit, Om. Tipe saya bukan ibu-ibu, walaupun masih muda banget kayaknya, Om. Mungkin beda dua tahun saja dari saya. Lagian, bajunya seksi-seksi terus. Pahanya keliatan. Ketiaknya juga. Aduh, saya kalau lagi lihat cewek itu langsung istighfar.""Istighfar, kemudian alhamdulillah ya, kan ha ha ha.... ""Udah ya, Om, sekian laporan dari Syamil. Mau berangkat kampus dulu. Assalamu'alaikum.""Wa'alaykumussalam, Hati-hati, Syamil. Ingat, istri orang cukup dilihat dari jauh saja, jangan dekat-dekat!"Syamil segera mematikan ponselnya. Bicara dengan pria dewasa seperti calon kakak iparnya memang sangat menguras emosi, tapi tak apalah, demi uang wifi yang akan ia dapatkan setiap bulan dari Om Didin, ia rela menjadi mata-mata Hani. Pemuda itu turun dari lantai dua kam
Baca selengkapnya
2. Berita Heboh
"Ummi, kenapa?" tanya pria dewasa yang tidak lain adalah Abah Haji Sulaiman yang merupakan ayah dari Syamil. Ia baru saja pulang dari mengisi majlis ta'lim dan mendapat laporan dari Rukmini dan Nela, bahwa istrinya jatuh pingsan setelah menelepon Syamil. Abah Haji mengusap rambut sang Istri perlaham, sambil menanti cerita yang akan keluRmar dari bibir istrinya. "Bah, besok kita harus ke Bandung. Syamil, Bah, t-tadi Ummi telepon karena rindu, tapi yang angkat perempuan dan perempuan itu bilang, Syamil lagi sakit dan baru aja tidur habis dikerik. Anak kita bukan kuliah di sana, Bah, tapi malah pacaran. Ayo, kita jemput, Bah!" Bu Umi merengek pada suaminya. Bahkan air matanya sudah turun dengan sangat deras karena terus membayangkan hal buruk yang akan terjadi pada putra bungsunya yang solih. "Ummi berarti belum percaya dengan Syamil. Anak lelaki kita tidak mungkin seperti itu. Bisa saja wanita yang di telepon itu adalah teman sesama anak kos yang mungkin memang tengah merawat Syamil.
Baca selengkapnya
3. Hidup atau Mati
"Assalamu'alaikum, Syamil, kata ummi kamu sakit. Apa benar itu, Nak?""Wa'alaykumussalam, benar, Bah, tapi sudah baikan. Hanya saja belum bisa ke kampus lagi hari ini. Padahal masih masa pengenalan lingkungan kampus.""Kenapa gak bisa?" "Karena Syamil lagi banting tulang, Bah. Syamil sakit, Bah, gimana mau ke kampus, orang dijemur di bawah sinar matahari.""Ya pasti kalau berjemur itu di bawah matahari, Syamil, kalau di atas matahari namanya apa?" Abahnya mulai konyol. Pasti karena Abahnya senang akan segera mempersunting Nela untuk menjadi istri kedua. Batin Syamil. "Minum obat ya? Semalam kata ummi ada yang kerik, siapa? Lelaki atau perempuan?""Oh itu, iya, Bah, karena saya udah gak kuat masuk angin, jadinya ditolongin sama Mbak Hani.""Siapa Mbak Hani? Kakak kampus kamu atau kakak kos?""Ibu muda tetangga Syamil yang lagi hamil, Bah.""Hah? Apa? Ibu-ibu hamil? Siapa yang menghamili ibu muda itu? Apakah k-kamu... "Bu Umi yang ikut menguping pembicaraan antara suami dan putra bu
Baca selengkapnya
4. Ngidam
"Sudah sana berangkat ngampus! Aku gak papa." Hani mengangkat suaranya begitu ia sudah siuman dari pingsan. "Udah terlambat. Mau masuk juga udah gak semangat." Syamil bangun dari duduknya, lalu mengambilkan minum untuk Hani. Pemuda itu mengulurkan ujung sedotan pada bibir Hani yang seksi. Dengan cepat Syamil menggelengkan kepala agar tidak terlalu fokus pada bibir Hani yang padat. "Udah, Syamil, apa yang mau disedot, orang airnya udah habis!" Syamil menggaruk rambutnya yang tidak gatal, diikuti seringai lebar. Pemuda itu meletakkan kembali gelas yang telah kosong di atas nakas. Ia ingin pulang, tetapi ia tidak tega juga dengan Hani. Ingin bertanya lebih detail tentang suami atau keluarga wanita itu, tetapi rasanya sungkan. "Sya, ini udah jam satu, kamu makan dulu sana! Aku gak papa kok. Kata dokter klinik juga aku cuma kecapean aja. Bayi aku juga sehat. Sore ini mungkin aku sudah boleh pulang juga. Jadi kamu jangan terlalu khawatir." Hani tersenyum penuh hangat. Jauh di dalam hatin
Baca selengkapnya
5. Rampok
Syamil tengah berjalan di trotoar sambil menenteng nasi bungkus. Awalnya ia ingin makan di tempat, karena sudah tidak kebagian bangku duduk, Syamil memutuskan pulang saja. Perutnya masih tidak nyaman kalau memaksakan makan mie instan lagi. Waktu ia sakit, untunglah Hani memberikan makanan sehat untuknya sehingga ia lekas pulih. "Eh, bungkusan apa itu?" Syamil berjalan lebih cepat untuk melihat bungkus makanan yang terjatuh, rupanya berisi buah jambu potongan. Kepalanya menoleh ke kanan dam ke kiri untuk mencari pemilik buah yang mungkin tanpa sadar sudah menjatuhkan bungkusan tersebut. Syamil mengangkat bungkusan itu dan seketika itu juga ia melihat sandal yang sangat ia kenali. Sandal Hani. Ditambah dengan bungkusan buah jambu, Syamil yakin pemilik buah ini adalah Hani. "Mbak Hani! Mbak Hani!" Syamil berlarian ke sana-kemari mencari keberadaan Hani, tetapi ia tidak menemukan wanita hamil itu. Syamil semakin panik, ia mencoba menghubungi Joko, tetapi tidak diangkat. Suara berisik
Baca selengkapnya
6. Hot Didin
Pria yang bernama Didin sudah tiba di Bandung. Hari ini ia memang sedang ingin membawa bus tujuan Bandung untuk menemui Syamil, sekaligus melihat dari kejauhan sosok Hani. Hani adalah anak dari wanita yang hampir membunuh putranya. Ia tidak dendam dengan gadis itu, justru ia iba dengan Hani. Dalam satu keluarga, hanya Hani yang benar, tetapi ia terjebak dengan pernikahan kontrak bersama dosennya. Untuk itu ia meminta Syamil untuk mengawasi Hani memastikan gadis itu baik-baik saja, meskipun di dalam hati dan pikiran gadis itu terluka. "Om!" Teriakan Syamil membuat Didin menoleh. Syamil melambaikan tangan, lalu berlari menghampiri Didin dengan senyuman. Pemusat itu mencium punggung tangan calon kakak ipar yang sampai saat ini belum bisa ia panggil dengan sebutan Mas' , tetapi 'Om. Mereka berada cafe yang letaknya tidak jauh dari kampus Syamil. Didin memang sengaja yang menjumpai Syamil agar ia bisa melihat juga keadaan Hani. "Gimana, Hani?" tanya Didin pada Syamil. "Masih begitu, O
Baca selengkapnya
7. Ngidam Jus
"Abah sudah telepon Syamil lagi? Firasat Ummi gak enak, Bah. Ummi khawatir kalau Syamil memang dekat sama wanita di sana." Bu Umi mengadu pada suaminya, setelah mereka baru saja selesai makan malam. Abah Haji hanya tersenyum samar. "Belum, anak bujang jangan terlalu sering ditelepon. Pasti dia bisa jaga diri, Mi. Lagian yang kemarin itu cuma tetangga yang kebetulan ada di sana pas Syamil sakit. Udah ibu-ibu juga, Mi.""Tuh, apa lagi ibu-ibu, Bah. Justru ibu-ibu itu yang perlu diwaspadai. Soalnya Abah dulu juga pernah dekat ibu-ibu kan? Untung Ummi langsung nyamber, kalau nggak, ya Abah nikahnya sama ibu-ibu itu. Tetangga Abah yang suaminya gak pulang-pulang itu." Bu Umi mengoceh dengan wajahnya yang masam. Wanita itu tidak mau kejadian masa muda suaminya, malah diwariskan pada Syamil. "Jangan suudzon, Mi, nanti malah kejadian, he he he .... " Laila; teteh dari Syamil ikut menghampiri abah dan umminya yang sedang berada di ruang makan. Bu Umi semakin cemberut. Di dalam hatinya mengup
Baca selengkapnya
8. Syamil yang Semringah
Syamil tidak bisa berhenti tertawa, bahkan setelah ia masuk ke dalam kamar kosnya. Pemuda itu berhenti sejenak saat mengucapkan salam, setelah itu kembali terbahak. Ya ampun, habis ketemu bini orang, Syamil jadi gak waras. Batin Didin yang memperhatikan pemuda itu tanpa berkedip. "Ada apa, Sya? Pulang-pulang malah ngakak. Istighfar, Sya. Kamu kenapa?" tanya Didin saat Syamil tak kunjung berhenti tertawa saat ia sudah duduk di kasur. "Sya!" Didin semakin panik dengan mengguncang tubuh Syamil yang tidak beraksi saat ia tegur. "Audzubillahi minassyaitonirrojiim. Bismillahirrahmanirrahim. Cuih! Cuih!""Jiah, kenapa disembur, Om? Ih, jijay!" Syamil mengambil dua lembar tisu untuk membasuh wajahnya yang terkena air liur Didin yang muncrat. Merasa tidak puas dan sangat mengerikan dengan baunya, Syamil berlari keluar kamar untuk mencuci muka. Kali ini Didin yang tertawa terpingkal-pingkal. Ia sudah salah sangka dengan mengira Syamil kerasukan jin istri tetangga, rupanya bukan. Syamil ma
Baca selengkapnya
9. Menjelang Hari Pernikahan
"Oh, jadi kamu mau pulang ke Jakarta?" tanya Hani pada Syamil yang tengah sibuk di depan laptopnya. Pemuda itu mengangguk, tanpa melepas pandangan dari layar laptop. Sore ini Hani membuat kolak pisang dan ia mengantarkan ke kamar kos Syamil. Pintu kamar terbuka dan Hani duduk di depan sambil menemani Syamil mengerjakan tugas. "Lama gak?" tanya Hani lagi. "Nggak, saya kan kuliah, Mbak. Paling hari senin pagi saya pulang. Besok dari kampus saya langsung ke terminal, gak balik ke kosan lagi," jawab Syamil sambil tersenyum. "Wah, berarti aku gak bisa lihat kamu pergi dong! Apa mau aku antar?" Syamil tidak langsung menjawab, melainkan tawa yang menggelegar membuat teman kos yang kebetulan lewat di depan kamarnya ikut menoleh. "Makasih, Mbak, Hani, tapi saya udah besar, bukan anak TK lagi, jadi gak usah diantar. Lagian Mbak Hani lagi hamil, gak boleh pergi jauh-jauh." Hani diam sejenak, kemudian wajahnya berubah cemberut. "Tapi aku mau antar," kata Hani sedih. Syamil menggelengkan kep
Baca selengkapnya
10. Tuduhan Bu Haji Umi
Syamil tiba di Jakarta sebelum azan magrib. Pemuda itu sempat melaksanakan salat berjamaah di masjid besar yang ada di lingkungan pesantren milik orang tuanya. Tentu saja abahnya yang mengimami. Saudara dari kampung juga nampak di masjid, melaksanakan salat bersama. "Bah," sapa Syamil pada abahnya setelah pria dewasa itu selesai memimpin zikir dan doa. Syamil mencium punggung tangan Abah Haji Sulaiman dengan penuh takjub. "Kamu sendirian?" tanya Abah Haji pada putranya. "Nggak, Bah, rame gini gimana dibilang sendiri? Ini saya sama Abah." Syamil mendadak bingung, sembari menunjuk jamaah yang lain, sedangkan Abah Haji malah tertawa. Sejak kapan anaknya bisa kocak seperti sekarang? "Maksudnya kamu dari Bandung sendirian?" tanya Abah Haji lagi saat mereka berdua hendak keluar masjid. "Ya kalau sendirian, sopirnya gak mau bawa Syamil, Bah. Pasti ada penumpang lain di bus. Jadi saya rame-rame dari Bandung." Jawaban Syamil membuat Abah Haji tidak kuasa untuk tidak terbahak. Bahkan pria
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status