Suamiku Mualaf Kaya Raya

Suamiku Mualaf Kaya Raya

By:  Rira Faradina  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
8
12 ratings
150Chapters
167.7Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Hinaan selalu diterima Rahma saat memilih menikahi Yudha, si mualaf miskin dibandingkan anak juragan beras kampung sebelah. Bahkan, cercaan itu paling banyak datang dari keluarganya sendiri. Siapa sangka suami yang terlihat miskin itu, ternyata bukan orang biasa dan berasal dari keluarga konglomerat! Haruskah Rahma membuka mata mereka bahwa roda berputar?

View More
Suamiku Mualaf Kaya Raya Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Ahmad Zenggo
ceritanya bagus..
2023-04-07 03:57:40
0
user avatar
Beny Novrian
seru ceritanya
2023-03-09 16:55:19
1
default avatar
AdunJengg0
sudah tamat kah ceritanya?
2023-01-05 22:06:37
1
user avatar
Mini Muhasit
diakhiri bab dg cerita yang membuat pembaca penasaran untuk baca lanjutnya, ceritanya menarik sekali
2022-12-21 14:35:41
0
user avatar
Ai Dan
best..tp x suka ada pengulangan setiap permulaan bab baru
2022-12-20 16:59:51
0
default avatar
Rizalsyah Muhammad
Menarik nih
2022-12-20 12:38:55
0
user avatar
Bella
bagus ceritanya
2022-12-19 16:43:54
1
user avatar
Lutfi Sasole
suka dengan cerita yang kata pepatah bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian
2022-12-07 06:27:32
1
user avatar
Erita Bahar
cerita yg menarik bagus
2022-12-06 05:02:23
1
user avatar
Sindy Moeniss
AKU BUKA BAB BARU DICERITA INI MERASA TERTIPU.....!!! KARENA SEBAGIAN ISI BAB INI ADALAH DARI BAB SEBELUMNYAAAA...!!! ,"JADI MERASA DICURANGI.... JADI UDAH GA LANJUT, IKUTIN CERITANYA.. . BUKA BAB ITU PAKE KOIN LOH, KOIN ITU KITA BELI.!! ADMIN GOOD NOVEL KOK YANG KAYA GINI GA DITERTIBIN YAAH..
2023-02-13 22:23:30
1
user avatar
Wadi Mor
ini parah ni parah ni, babnya cerita diulang ulang saja
2022-12-30 16:59:38
1
default avatar
givishaman
terlalu besar koin yg diperlukan buka setiap bab, biasanya di buku lain hanya 3-5 koin per bab, lah disini 9-11 koin, hanya menghabiskan koin untuk paragraf yg diulang saja, tidak sebanding koin besar yg dibutuhkan untuk buka bab dengan isi bab yang hanya sedikit dan menggantung ceritanya. #buruk
2022-12-21 06:00:26
1
150 Chapters
Bab 1
"Mau sampai kapan kamu bertahan sama suami pengangguran seperti Yudha, Rahma?" Rahma tak terima mendengar pernyataan Kakak iparnya itu. "Mas Yudha bukan pengangguran, mbak! Ia ikut kerja di laundry milik Pak Haji Taslim.""Lho bukan pengangguran gimana? Suamimu kerja serabutan kayak gitu, sama saja dengan pengangguran, kan?" tuding kakak iparnya tak mau kalah."Berhenti menghina Mas Yudha, mbak Widya. Setidaknya ia bisa menafkahiku." "Halah, di mana-mana, orang kerja serabutan itu, ya pengangguran, Rahma. Memangnya berapa sih gaji karyawan laundry sebulan? Nggak mungkin nyampe sepuluh juta kan?! Cakep sih cakep, tapi kalau makan tempe sama ikan asin terus tiap hari, apa tidak bosen kamu? Kalau makan enak aja, kamu harus nunggu ada acara kondangan dulu!"Rahma mengepal kuat tangannya, ingin rasanya ia merobek dan mencakar mulut yang tidak punya tata karma berbicara itu. Hanya saja, ia menahan diri karena malas berurusan dengan kakak laki-lakinya jika perbuatan bar -bar itu dilakukann
Read more
Bab 2
"Pergi dari rumah ini, apa maksudnya mas? Apa mas ada masalah dengan orang hingga kita harus pindah dari sini?" tanya Rahma tak mengerti."Tidak, mas tidak memiliki masalah dengan siapapun," jawab Yudha."Lalu?""Kejutan, nanti kamu akan tahu sendiri. Sebelum itu mas minta kamu persiapkan diri saja, karena nantinya semua orang akan mencarimu. Ah ... Sudahlah, mas lapar, kamu masak apa hari ini dek?""Aku cuma bikin bacem tempe sama sambel terasi mas," jawab Rahma menunduk. "Sambel terasi ya, wah bakalan nambah nanti, ayo temani mas makan dulu," ajak Yudha sambil melangkah menuju ke dapur yang hanya bersekat dinding dengan kamar mandi di belakang."Iya, mas." Ujar Rahma sambil meraih plastik berisi opor ayam yang diberikan Widya padanya tadi.Melihat sikap Rahma, sontak Yudha langsung memperhatikan plastik yang dipegang Rahma. Dengan tatapan mata penuh tanya, lelaki itu menghentikan langkah lalu memandang istrinya."Ini opor ayam, tadi diberi sama mbak Widya, mau aku buang. Paling jug
Read more
Bab 3
Matahari sudah naik ke singgasananya, kerumunan anak anak sekolah pun kini mulai ramai melintas, ketika suara penjaja sayuran keliling terdengar di depan rumah kontrakannya, dari balik jendela, Rahma melihat sang penjaja sayuran itu sudah berhenti tepat didepan rumahnya dan segera di kerubungi para tetangganya yang akan berbelanja.Sebenarnya Rahma sedikit malas keluar jika sudah seperti ini, tak ayal kerumunan Ibu ibu yang berbelanja akan mulai saling bergosip. Samar Rahma mendengar jika kali ini mereka sedang membicarakan tentang rumah tangga salah seorang tetangganya yang hendak bercerai, membuat Rahma akhirnya memilih untuk menunggu hingga kerumunan itu sepi.Hampir setengah jam berlalu, diliriknya suaminya yang keluar dari kamar mandi, tanda ia telah selesai membersihkan diri. Rahma gusar karena sebentar lagi Yudha akan berangkat kerja, dan itu artinya ia harus bergegas untuk memasak bekal yang akan dibawa suaminya nanti.Dari balik jendela, Rahma melihat hanya tinggal dua orang
Read more
Bab 4
Selepas kepergian Yudha, Rahma duduk termenung di kursi usang ruang tamunya. Suara para pelakon drama yang berasal dari televisi tabung di hadapannya tak dipedulikannya, Rahma begitu sibuk dengan pikirannya sendiri.Helaan nafas berat terdengar dari bibirnya, suara pembicaraan suaminya tadi kini samar terngiang kembali di telinganya, entah mengapa, Rahma yakin jika telepon itu berasal dari keluarganya. Sebenarnya, hampir saja tadi ia ingin bertanya, namun diurungkannya, karena setelah selesai menjawab panggilan telepon, Yudha tampak terburu buru, untung saja bekalnya sudah di siapkan."Siapa kau sebenarnya, mas?" Lirih Rahma berucap.Kembali Rahma menghela nafas panjang, namun kali ini ia melangkah ke kamar, membuka lemari dan mencari buku nikah mereka, entah mengapa ada sesuatu yang mengganjal hati wanita itu. Di amatinya nama suaminya yang tertulis dalam buku nikah itu, tak ada yang salah, namun memang, nama itu sedikit berbeda dari nama pria biasa di kampungnya.Darren Prayudha W
Read more
Bab 5
"Mas kau yakin kita akan datang?" tanya Rahma, ada keraguan di hati wanita itu."Iya, bukankah tak baik menolak, lagipula kita diundang ke acara itu, benar kan?""Lalu kita akan datang ke acara yang mana? akad nikah atau resepsinya mas? Acara akad nikahnya di gelar di rumah, sedang resepsinya di Hotel Venus." Kembali, Rahma bertanya."Undangannya bagaimana?" "Dua duanya mas, aku bahkan sudah diberi seragam oleh Nia," tutur Rahma mende$ah."Ya berarti, kita akan hadir di acara akad nikah dan juga resepsinya, lumayan kan kita bisa makan enak, dan jalan jalan ke hotel bagus," gurau Yudha menggoda istrinya. Membuat wajah Rahma cemberut."Keenakan dong Mbak Widya nanti mengejekku, mas," Rahma mengeluh, sungguh dirinya malas bertemu dengan wanita menyebalkan itu, seringkali Rahma mengump4t Deni, kakak sulungnya yang bisa- bisanya memiliki istri seperti Widya."Aku hanya tak ingin mendengar mereka menghinamu lagi mas, apalagi di tempat ramai, membuatku kesal dan marah saja," ujar Rahma menu
Read more
Bab 6
Rahma mendengkus kesal, nafasnya terlihat naik turun. Rahangnya mengeras menahan emosi yang seakan siap meledak kapan saja.Ingin rasanya Rahma memaki dan menyumpahi saudara laki-lakinya itu. Namun, diurungkannya karena ia masih menjaga harga diri kakaknya dihadapan suaminya. Bagaimanapun, Deni adalah saudara kandungnya, Rahma tidak ingin membuat emosi Yudha terpancing saat melihatnya bertengkar.Deni memilih memalingkan wajahnya, tak berani membalas tatapan mata Rahma yang begitu menghujam, lelaki itu masih tampak gelisah terlihat dari beberapa kali ia mengganti posisi duduknya."Katakan mas! Kau belum menjawab pertanyaanku, apa kau ingin menjaminkan tanah warisan milikku ini demi memenuhi gaya hidup istrimu yang hedonis itu?" ulang Rahma setengah berteriak."Iya! Widya meminta padaku untuk mengganti mobil lama kami dengan yang baru, Rahma." Deni menjawabnya cepat, membuat hati Rahma seketika terhempas. "Kebetulan ada salah satu temannya ingin menjual mobilnya, dan Widya memintaku m
Read more
Bab 7
"Pindah? Tapi, pindah ke mana, mas?" tanya Rahma tak mengerti, wajah wanita itu terlihat bingung."Tentu saja ke rumah kita, dek." Yudha menjawab santai pertanyaan istrinya."Rumah kita? Kau membuatku bingung saja, mas!?" lanjut Rahma bertanya."Nanti kau akan mengerti, lebih baik pikirkan apa rencanamu selanjutnya?""Rencana? Tentu saja mengambil sertifikat tanah itu dari tangan Mas Deni, dia mencoba memaksaku menandatangani surat persetujuan jaminan, tanpa memberitahuku apa pun tentang tanah yang sebenarnya adalah milikku." Sahut Rahma geram."Setelah kematian bapak, bertahun tahun Mas Deni menyimpan sertifikat tanah itu dan membohongiku. Tapi sekarang tidak lagi, aku akan mengambilnya, mas," lanjut Rahma dengan kilatan mata penuh amarah.Rahma terpaku sesaat dengan tangan yang mengepal erat, ia tak menyangka jika Deni bisa setega itu pada dirinya. Adik kandungnya sendiri."Mas Deni memang licik, ia memintaku menandatangani surat persetujuan jaminan, Tanpa memperlihatkan sertifikat
Read more
Bab 8
"Mana sertifikat tanah milikku?" tanya Rahma tanpa basa-basi saat mendatangi rumah Deni dan Widya, keesokan sorenya."Apa apaan kau Rahma? Sertifikat apa?" ketus Widya."Tentu saja sertifikat tanah warisan milikku dari bapak," balas Rahma tak kalah ketus."Tidak ada, lagipula aku tidak mengerti, tanah warisan yang mana?" teriak Widya tidak ingin kalah."Tanyakan pada suamimu itu," tunjuk Rahma pada Deni, kakak sulungnya.Rahma mendengkus kesal. Dilihatnya Widya yang berkacak pinggang, memandangnya dengan sorot mata tajam dan sinis. Membuat Rahma seakan ingin mencongkel manik mata itu keluar.Rahma tidak datang sendiri, ia mendatangi rumah kakak lelakinya itu ditemani Yudha dan Juga Syarief, seseorang yang dituakan dalam keluarga mereka, saudara laki-laki tertua bapaknya."Serahkan sertifikat itu pada Rahma, Deni! Itu bukan milikmu! Aku yang menjadi saksi bahwa tanah itu diwariskan bapak kalian untuk Rahma." Lelaki berusia enam puluh tahunan itu mulai bicara.Deni tampak bergeming, ras
Read more
Bab 9
Mendengar ucapan Rahma, senyum Yudha langsung mengembang, wajah polos istrinya yang tanpa makeup itu, terlihat sangat cantik dan menggemaskan di matanya Yudha menghela nafas panjang, pertanyaan itu sebenarnya wajar untuk ditanyakan, hanya saja, Yudha masih membutuhkan waktu untuk menjelaskan yang sebenarnya terjadi pada Rahma, termasuk identitasnya. Yudha takut, Rahma tak mempercayainya dan menganggapnya sebagai pembohong karena selama ini tidak jujur padanya.Tangan Yudha kini membelai lembut pucuk kepala Rahma, sebuah kecup4n kecil ia tinggalkan disana, entah mengapa rasanya hatinya merasa senang ketika melihat wajah Rahma yang polos dan sederhana itu sedang menatapnya tanpa berkedip."Apa yang ingin kau ketahui, sayang?""Semuanya. Aku ingin tahu semuanya tentang dirimu,mas! Termasuk hal sekecil apapun," Rahma mendesak."Selama ini aku hanya tahu bahwa mas di usir dari rumah karena berpindah keyakinan. Tapi, mas belum menceritakan apapun tentang keluarga mas padaku, kecuali saat m
Read more
Bab 10
"Kakek?" Ucap Rahma tampak bingung.Yudha mengangguk lalu tersenyum."Kau sudah menjalin hubungan kembali dengan keluargamu mas?" Tanya Rahma seakan tak percaya."Iya, beberapa hari yang lalu beliau menghubungiku," Jawab Yudha.Mendengar kabar baik itu seketika bibir Rahma tersenyum." Aku senang mendengarnya mas, apa itu artinya keluargamu sudah bisa menerima keputusanmu?" Ujar Rahma tak sabar."Tak lama lagi kau akan tahu, sudah malam, lebih baik kita tidur. Jangan lupa simpan baik-baik sertifikat tanah itu, lagipula bukankah besok kita akan pergi ke rumah Bibi Zaenab untuk mengembalikan seragam pernikahan itu," ujar Yudha mengingatkan.Rahma mengangguk," iya mas, aku akan menyimpannya sebaik mungkin, ini adalah harta yang ditinggalkan bapak untukku. Jika suatu hari nanti aku memiliki rezeki yang cukup, akan ku bangun sebuah masjid untuk bapak di tanah ini."Mendengar niat baik istrinya, spontan Yudha mengulas senyum manis," amin, semoga niat baik itu disegerakan," sahut Yudha sambil
Read more
DMCA.com Protection Status