Terjebak Pernikahan Palsu

Terjebak Pernikahan Palsu

By:  Meriatih Fadilah  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 rating
73Chapters
15.5Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Rumah tangga yang seharusnya tentram, damai dan sejuk itu hanya kepalsuan. Semua cinta dan kasih sayang selama 5 tahun usia pernikahanku semua adalah palsu hanya demi sebuah surat wasiat dari ayah mertuaku. Akankah aku bertahan atau menyerah?

View More
Terjebak Pernikahan Palsu Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Indri saputra
baguusss ceritanya ............
2023-07-20 09:58:55
0
73 Chapters
01. Suami Imamku
“Bagaimana dok, apa yang terjadi dengan istri saya, apakah ada yang perlu dikhawatirkan?" tanya suamiku dengan cemas. "Sebentar saya lihat dulu hasil laporannya." jawab dokter itu dengan ramah.Dokter wanita itu membuka lembaran hasil laporan pemeriksaan kesehatanku."Maaf Pak, dilihat dari laporannya memang ada masalah dengan rahim istri Bapak ..."Mandul kan, itu yang dokter mau sampaikan!""Maaf Pak, tenang saya jelaskan dulu, silahkan duduk kembali Pak," ucap dokter itu."Nggak usah, saya permisi ... ucap suamiku yang nampak sekali diwajahnya terlihat beringas dengan penuh emosi."Sudah Mas bilang, nggak usah ke dokter lagi, sudah berapa dokter yang kita datangi semua hasilnya sama, ayo kita pulang aja," ucap suamiku yang masih emosi.Kami pun pulang dengan perasaan yang kacau, marah dan tentu saja sedih.Diusia pernikahanku menginjak tahun kelima, aku juga belum diberi kepercayaan untuk memiliki seorang anak.Padahal semua segala upaya sudah dilakukan, namun hasilnya semua zonk
Read more
02. Kecurigaan
Aku menutup mulutku dan langsung pergi ke kamarku lagi.Aku masih tidak percaya tentang apa yang mereka bicarakan. Suami yang selama 5 tahun bersamaku ternyata membohongiku, semua kasih sayang dan cinta yang ia berikan hanya kepalsuan, mengapa aku sebodoh ini, mengapa aku tak menyadarinya?""Aku terlanjur mencintaimu mas, begitu besar luka yang kau berikan, hatiku sakit dan hancur seperti debu yang terbawa angin entah ke mana.""Tenang Arum ... tenang ... jangan bertindak gegabah, kamu harus rileks Arum," batinku menyemangati diri sendiri."Aku harus mencari bukti, karena tidak ada tanda-tandanya kalau Mas Ariel selingkuh, aku tak mau disebut pelakor karena aku tak tahu kalau dia sudah mempunyai istri. Ya Allah apa yang harus kulakukan, aku bingung mulai dari mana.""Inikah hadiah kejutan darimu Mas Ariel, hadiah untuk ulang tahun pernikahan kita, mengapa aku harus mendengarkannya, apakah ini petunjuk- Mu ya Allah, Allahu Akbar ..."Kamu harus kuat Arum ... harus kuat, kalian pikir or
Read more
03. Pertemuan Dengan Pak Alex
"Halo, Assalamualaikum, Bu Arum?""Walaikumsalam Pak Alex, tumben Bapak telepon saya, biasanya langsung ke Mas Ariel, ada apa ya Pak?" tanyaku penasaran."Maaf sebelumnya Bu, saya sering telpon ke kantor tetapi selalu dialihkan ke Pak Ariel, katanya Bu Arum sudah memberikan wewenang untuk mengurus perusahaan milik Almarhum Pak Ali," terangnya."Saya mau telepon ke ponsel ibu, selalu dilarang katanya sudah dipercayakan sama Pak Ariel, dan Alhamdulillah akhirnya yang mengangkat ibu sendiri," terangnya lagi."Memang Pak Alex, soalnya mas Ariel yang memintanya karena beralasan saya memang tidak mengerti masalah di perusahaan itu," jawabku."Atau begini saja bu Arum, bisa tidak Bu kita ke temuan jam 10 pagi ini di Cafe melati saja, tapi ingat Bu jangan sampai orang rumah tau apalagi dengan Pak Ariel, ini penting Bu Arum," ucap Pak Alex."Baiklah Pak, saya akan ke sana," jawabku."Apa maksudnya ini, mengapa Pak Alex tiba-tiba ingin bertemu," selidikku.Sebaiknya aku telepon ibu dulu, kalau
Read more
04. Pertemuan Pak Alex 2
Ibu sangat marah, geram dengan tingkah laku keluarga mas Ariel.Dengan bantuan ibu, aku pun menyusun rencana yang matang untuk membalas sakit hatiku ini."Tunggu saja Mas apa yang bisa dilakukan oleh seorang si Lugu Arum ini," gumanku.Rencana pertama ku mulai dengan bertemu dengan Pak Alex, seorang pengacara keluarga yang sudah dipercaya selama bertahun-tahun sampai papah mertua meninggal dunia 4 tahun yang lalu.Beliau adalah pengacara yang handal dan anti suap, itulah yang membuat papah sangat mempercayai Pak Alex. Bagiku beliau adalah papah ke tiga ku setelah ayah kandung dan papah mertua meninggal. Namun selama 4 tahun ini beliau jarang bertemu mungkin karena hasutan Mas Ariel dan keluarganya, tetapi entahlah tiba-tiba beliau menelepon ku sepertinya sangat serius.Aku berpamitan dengan ibu menemui Pak Alex, ku titipkan terlebih dahulu Riana yang masih tidur di pangkuan ibu."Bu, Arum pergi dulu ya, titip Raina, tapi kalau mas Ariel atau lainnya telepon bilang aja Arum lagi ke pas
Read more
05. Sakit Hati
Ya itu adalah suamiku bersama seorang wanita. Aku tidak menyangka Mas Ariel telah menduakan aku dengan wanita itu.Segera kututup wajah ini dengan masker."Pak Alex, ada Mas Ariel di sana!" ucapku dengan suara bergetar.Beliau menoleh, dan benar saja mereka dengan asyik bersenda gurau sedangkan aku meratapi nasibku di ujung tanduk."Apakah itu yang namanya Lira, Pak? mantan kekasihnya Mas Ariel ?" tanyaku yang penasaran."Sepertinya bukan, Lira tidak memakai pakaian seperti itu, bahkan cenderung terbuka, aneh siapa dia?" tanya balik Pak Alex.Wanita itu sangat feminim, dengan gamis berwarna senada dengan Mas Ariel ditambah khimar yang panjang, bahkan aku tidak mempunyai pakaian seindah itu.Selama menikah dan mengarungi bahtera rumah tangga ini Mas Ariel jarang membelikan aku pakaian baru, mungkin masih bisa dihitung dengan jari, alasannya selalu katanya harus menghemat untuk masa depan anak kami ketika lahir, karena aku percaya dengan Mas Ariel, tidak lagi meminta sesuatu yang memang
Read more
06. Rencana Yang Disusun
Tok! tok!Suara ketukan pintu itu membuyarkan lamunanku sesaat."Masuk aja Bu, nggak di kunci kok!" teriakku dari dalam.Ternyata Ibu menggendong Riana yang tertidur pulas di pangkuan Ibu sedari tadi, lalu di taruhnya ke tempat tidurku."Lucu banget Riana ya Bu, kalau lagi sedang tidur gemesin," ucapku sambil kucium pipinya yang gembul.""Seandainya ya Bu, Raina anak Arum, pasti Arum sangat menyayanginya sepenuh hati jiwa dan raga, tapi tetap sayang cuma agak beda sih Bu, jawabku sambil tertunduk lesu."Ibu nggak marah kan, kalau Arum nggak bisa kasih cucu kandung buat Ibu, apakah Arum termasuk wanita yang tidak sempurna ya, Bu? sebab kata orang jika belum melahirkan seorang anak dikatakan tidak sempurna menjadi Ibu," jawabku dengan mata yang sudah berkaca-kaca."Apa Ibu pernah marah ke kamu, apa pernah ibu ngungkit masalah anak selama kamu nikah dengan dia, nggak kan, lantas mengapa kamu ragukan kasih sayang ibu,Nak?" tanya ibu balik.Ibu mengulas senyuman di bibirnya, walaupun bany
Read more
07. Foto Mesra Suamiku
"Tuh lihat suamimu katanya lulusan S1 tapi kelakuannya kaya nggak pernah sekolah saja.""Memang suamimu itu mau ngajak perang kayanya sama kita, belum tahu dia siapa kita," ucap Ibu dengan emosi."Gimana sih Bu, tadi katanya Arum harus santai nggak boleh terbawa emosi, tapi malah Ibu yang marah-marah," gerutuku."Gimana ndak emosi lihat foto suamimu lagi bermesraan dengan wanita lain, dan posenya itu loh, malah di tempat umum gitu, memang perlu di ajari lagi sopan santunnya ini," terang Ibu."Sabar Bu, banyak jalan menuju Roma, bentar lagi dia nggak bisa begituan, mana ada wanita yang mau dengan laki-laki yang kantongnya bolong alias kantong kempes." Suamiku mas Ariel terlihat jelas dia bergandeng tangan bersama wanita lain, ternyata betul adanya jika tadi yang kulihat di F******k hanya tangannya, sedangkan yang di kirim melalui temanku terlihat mesra bahkan sempat berfoto dengan pengantinnya.Ada tiga foto terakhir yang membuatku emosi, dengan fose yang begitu sensasional menurutku,
Read more
08. Pengakuan Raina
"Raina sayang kok ngomongnya gitu, memang Raina kenal dengan tante ini ?" tanyaku dengan hati-hati."Iya Mah, ini mamah Yaina katanya papah gitu,""Lah, terus mamahnya Raina "kan mamah Sukma, masa semua dipanggil mamah sih?" tanyaku dengan manja."Mamah Sukma bukan mamah kandung Yaina, jawabnya.Aku diam, dan terduduk lemas, namun kepalaku tiba-tiba pusing dan entah apa yang terjadi sehingga pandanganku menjadi gelap."Rum, Arum bangun nak.""Alhamdulillah, kamu sudah sadar, Nak.""Kenapa Arum, Bu?""Kamu tadi pingsan, gimana masih pusing?" tanya Ibu."Iya Bu, Arum nggak apa-apa kok."Aku mencoba duduk kembali walaupun kepala masih sedikit pusing."Mana Raina, Bu?" tanyaku sambil memcari-cari keberadaan Raina gadis kecilku."Mamah Ayum cayi Yaina ya,Yaina cayang Mamah Ayum. Mamah Liya nggak cuka cama Yaina, nggak cayang, jangan tinggalin Yaina ya Mah?" celoteh Raina yang menggemaskan."Sayang, Mamah Arum juga sayang sama Raina, pokoknya sampai kapan pun Raina tetap menjadi anak kesaya
Read more
09. Memasang CCTV
Rum, memang sih kalau di lihat-lihat mukanya Raina memang mirip sih dengan wanita itu, coba kamu perhatikan deh, lihat senyuman punya lesung pipit pula, garis alis hidung dan bibirnya juga," ucap Ibu."Ah, Ibu kagetin aja," jawabku."Makanya jangan melamun."Itu loh Ibu bilang Raina itu memang mirip dengan wanita yang ada di foto itu.""Mau mirip kek, nggak kek, yang penting bagi Arum dia tetap anak kesayangan Arum, dari umur satu bulan Arum yang mengasuhnya.""Yang Arum masih bingung kok, bisa dikatakan anaknya Mba Sukma, sedangkan waktu itu dia hamil juga loh,Bu," ucapku."Berarti banyak teka teki yang harus dipecahkan ini," sahut Ibu."Kamu tenang aja Rum, Ibu juga sudah menyuruh anak buah Ibu mencari asal usul wanita itu, yang penting kamu bersikap seperti biasanya jangan sampai ada kesalahan kalau kamu sudah tau semuanya tinggal kita cari bukti otentik untuk memperkuat argumen kita.""Mereka pikir kita ini orang kampungan yang tidak berpendidikan, nol besar dia mah," jelas Ibu la
Read more
10. Pulang Ke Rumah
Setelah sampai di rumah ibu, kurebahkan tubuh ini yang lelah, tapi jangan tanya bagaimana dengan hati, terlalu sakit untuk di tata kembali seperti cermin yang hancur tidak bisa kembali utuh.Tidur sambil menatap Raina yang tertidur pulas di sampingku, merasa diri ini tenang sejenak sebagai pelipur lara.Aku bangun seperti biasa, setelah solat subuh, bergegas pergi ke dapur."Lagi buat apa, Bu?""Oh ini ada pesanan kue bolu pisang dari Bu Widya katanya pengen buat cemilan sore. Kalau mau makan sudah Ibu siapkan tuh di meja makan," sahut ibu yang sedang sibuk menyusun bahan kue itu."Iya bu.""Jam berapa Rum, Suamimu jemput?""Nggak ngasih tau jamnya, paling jam sembilan nan."Selesai makan, aku pergi ke kamar dan ternyata Raina pun sudah bangun, segera kumandikan dengan air hangat, dan makan. Tampak sekali keceriaan Raina gadis cilik itu terpancar dari wajahnya."Mah Ayum, Yaina udah cantik belum?" tanyanya dengan polos."Udah cantik dong Sayang, udah wangi lagi kan udah mandi, udah sa
Read more
DMCA.com Protection Status