Mertua Melarangku Datang Di Acara Lamaran

Mertua Melarangku Datang Di Acara Lamaran

Oleh:  Devidee17  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 Peringkat
42Bab
47.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Serena membaca pesan dari iparnya. Yang melarang ia, untuk datang di acara lamaran sang adik ipar. Ternyata Ibu mertuanya, hanya menginginkan uang Serena. Namun Serena mengetahui rencana mereka. Dia membalas keluarga suaminya.

Lihat lebih banyak
Mertua Melarangku Datang Di Acara Lamaran Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Vira Noviyanti
Ceritanya baguuss
2023-01-17 21:27:45
0
42 Bab
Melarang
MERTUA MELARANGKU DATANG DI ACARA LAMARAN"Kamu sudah siapkan uangnya kan, Dek?" tanya Mas Irwan dan masuk ke dalam kamar.Aku sedang memasukkan uang cash ke dalam tas, sebanyak 50 juta untuk Ibu mertua. Uang ini akan di pinjam ibu mertua untuk biaya pernikahan Rasti adik iparku. "Sudah Mas," jawabku dan tersenyum simpul. Ibu baik padaku, dari awal menikah keluarga Mas Irwan sangat menerimaku dengan baik. Ibu mertua sengaja meminta uang cash karena ribet jika harus, menarik dari Bank. Jadi kami akan mengantarkan ke sana. Sebenarnya aku sudah ingin transfer saja, karena uangku masih di dalam rekening.Apalagi sekarang Mas Irwan hanya karyawan biasa di kantornya. Dengan gaji 4 juta sebulan. Dari pada meminjam Bank lebih baik aku yang meminjamkannya. Aku baru saja mendapat bagian warisan dari Almarhum Ayah. 5 bulan yang lalu Ayah meninggal, dan Ibu membagi harta padaku dan Kak Elena. Ibu sengaja memberikan sekarang agar kami bisa membuka usaha. "Dek, kamu kenapa gak pindahin saldom
Baca selengkapnya
Uangnya Ketinggalan
Bab 2"Dek, hape-ku!" Mas Irwan kembali meminta ponselnya. Karena aku yang masih terpaku dengan kenyataan yang aku ketahui, tentang keluarga suami di belakangku. Aku keluar dari grup WA dan kembali notifikasi pesan masuk. Mas Irwan tak akan tahu, jika aku sudah membacanya."Ini, Mas!" aku menyerahkan ponsel itu pada tangan Mas Irwan yang sudah menengadah.Aku menoleh, Mas Irwan seperti memeriksa ponselnya. "Dek, kamu tadi buka apa, di ponselku?" tanya Mas Jawabku Irwan. Aku lihat raut wajahnya seperti cukup gugup, apa dia takut jika aku sudah tahu."Cuma lihat wallpaper yang kamu pasang, itu fotoku. Kamu sweet banget Mas!" jawabku. "Iya Dek, soalnya Mas kangen terus sama kamu ketika di kantor. Jadi wallpaper pasang foto kamu!" ujarnya dan meraih punggung tanganku, kemudian mengusapnya dengan lembut.Mas Irwan mengangkat tanganku dan menciumnya. Ingin sekali aku pukul mulut suamiku ini, karena sikap sok manis yang ia tunjukkan.Ciri-ciri pria yang takut ketahuan rahasianya terbongka
Baca selengkapnya
Siapa Dia?
Bab 3"Uangnya ketinggalan, Mas!" jawabku."Aduh, kok ketinggalan!" ucap ibu dengan suara yang kencang, terdengar ia jengkel mendapatkan kabar ini.Aku sengaja tadi meninggalkan uang itu di rumah Ibu. Ketika minta mampir sebentar. "Kamu yakin?" Mas Irwan menghampiri aku dan mengambil tas milikku, untuk memastikan."Gimana, Ir?" tanya Ibu dan air mukanya seperti gusar. Pasti Ibu sudah membayangkan memegang uang puluhan juta. Tapi harapan ia sirna seketika dengan kabar buruk ini."Ibu jangan sedih ya," ujar Mas Irwan karena sangat jelas kekecewaan yang Ibunya tunjukkan."Dek, begini saja. Kamu transfer saja uang itu ke rekeningnya Amira. Besok biar Ibu yang mengambil uang itu ke Bank, biar gak repot dan Ibu pasti dapat uang itu!" ucap Mas Irwan memberi saran.Muak aku mendengar sarannya, ingin mengakali aku. Demi uang mereka bersandiwara, pura-pura baik. Jika begitu aku juga bisa, pura-pura polos. "Iya Mbak, ni nomor rekeningku. Aku sebutin aja ya, kirim ke sini!" tukas Amira dan men
Baca selengkapnya
Tak Peduli
Bab 4(PoV Serena)Tania mengulas senyum, begitu juga dengan keluarga Mas Irwan yang menyambut dia dengan hangat. Seperti bagian anggota keluarga di sini.Kebaya milik Tania bagus tidak seperti punyaku yang koyak sendiri. "Bagus kebayamu ya?" ujarku dan mendekati Tania. Dan sekilas melirik Mas Irwan yang masih memperhatikan dia.Tania menatapku seperti keheranan, karena aku menghampiri dan melihat kebaya yang ia pegang.Aku menyambar kebaya itu dari tangannya, secara spontan. Hingga ia tak bisa mencegah."Kenapa kebaya dia sama dengan kalian, bahannya bagus. Gak koyak, sedangkan punyaku kenapa koyak?" aku menoleh dan menatap Amira yang berdiri di sebelah Ibunya."Punyaku, bahannya juga murahan. Katamu kehabisan bahan, kenapa untuk dia ada? Gak habis bahannya!" aku mencerca Amira hingga dia tampak kesulitan akan menjawab. Aku mengembalikan lagi kebaya itu pada Tania. Dan meraih tas yang tadi aku taruh di atas meja. Setelah drama uang ketinggalan, padahal aku berbohong agar mereka tak
Baca selengkapnya
Memaksa
Bab 5Aku menoleh sekilas kemudian kembali melanjutkan langkah, meninggalkan rumah Ibu mertua. Memang aku baper (bawa perasaan) ketika mendengar dan melihat perbuatan mereka, karena aku manusia mempunyai perasaan. Mereka kira aku patung, yang mati hati sehingga diam saja dan akan mengalah. Aku tidak seperti itu Mas. Keluarga tak akan dapat apapun. Tak kulihat lagi bagaimana reaksi mereka. Yang terpenting pergi dari rumah ini.Aku masuk ke dalam mobil. "Kita pulang dulu ya, ambil uang!" ujar Mas Irwan ketika ikut sudah duduk di kursi kemudi. Aku masih diam tak menjawab. Hanya uang yang ia pikirkan.Ia menoleh padaku."Kamu kenapa sih, kekanakan? Jangan terlalu di bawa perasaan. Nanti Mas belikan kamu kebaya, yang lebih mahal dan bagus. Itu hanya salah paham dari Amira dan penjahitnya," ujar Mas Irwan dan mobil mulai melaju.Aku membuang pandangan ke kaca mobil, sambil melihat jalanan. Tak ingin menanggapi perkataannya. "Dek," Mas Irwan menyentuh punggung tanganku. Aku menepisnya,
Baca selengkapnya
Rencana Mereka
Bab 6PoV Serena Aku membuka pintu, sambil berdoa agar bukan keluarga suamiku yang datang. Bisa saja mereka menyusul kemari demi uang.Pintu terbuka, di hadapanku sudah berdiri Kak Elena. "Kakak!" seruku dan merasa lega mendapati Kakakku yang datang, bukan keluarga Mas Irwan."Assalamualaikum," ujarnya. Ia datang sendirian sambil membawa bungkusan yang ia tenteng."Walaikumsalam, masuk kak!" jawabku dan mempersilahkan Kak Elena masuk."Kamu kenapa kok kayak habis dikejar setan, ngos-ngosan begitu?" tanya Kak Elena menyelidik.Karena nafasku yang terengah, ketika ketakutan saat Mas Irwan mengejarku tadi.Aku mencoba bersikap normal."Enggak apa-apa, Kak. Ayo masuk!" ajakku padanya dan berjalan duluan menuju ruang tamu." Irwan!" sapa Kak Elena pada suamiku yang ternyata dia berdiri tak jauh di belakangku, sambil memperhatikan kami."Apa kabar, Kak. Dari mana?" tanya Mas Irwan ramah dan mengikuti kami ke ruang tamu."Dari rumah, tadi Mbak membuat bolu tape dan ingat dengan Serena, dia
Baca selengkapnya
Perlawanan
PoV Serena "Untuk apa punya besan kaya, jika tak di manfaatkan!" ucap Ibu dengan entengnya.Mereka serempak tertawa. Tanganku mengepal, aku akan memperingati ibuku."Aku sih sengaja, request sama penjahitnya. Kebaya untuk Mbak Serena dari bahan yang murahan, cuma 35 ribu semeter!" ujar Amira. Tersirat kebanggaan pada dirinya, telah memperlakukan aku seperti tadi."Terus, kamu juga yang menyocek di bagian ketiaknya?" Mbak Iza terdengar bertanya."Udah pasti itu biar dia malu pas pakai! Hahaha....!" tawa Amira pecah karena telah sengaja melakukan hal itu padaku. "Sudah aku duga pasti kamu, yang melakukannya! Lihat deh tadi raut wajahnya, Serena. Aku pengen ketawa tapi aku tahan, ketika dia lihat bagian ketiak yang bolong. Kasihan banget ya Serena, dapat kebaya yang jelek!" ujar Mbak Reva "Dan hampir mewek!" imbuh Amira yang tak henti kesenangan dengan mengolokku.Mereka kemudian kembali tertawa untuk menertawai diriku. Mbak Reva sama saja, tadi dia berkata bijak hanya topeng kamuflas
Baca selengkapnya
Pembelaan
Bab 8"Silahkan hubungi Mas Irwan, aku tidak takut dengan kalian! Berani menyentuhku. Patah tanganmu itu!" aku menantang mereka karena sudah muak di bohongi. "Irwan, segera pulang. Ini istrimu kurang ajar. Membuat masalah di rumah!" ucap Mbak Reva dengan suara keras saat mengadu melalui sambungan telepon."Jadi janda kamu, sebentar lagi! Siapa yang mau menikah denganmu setelah itu. Karena kamu pasti akan di cap buruk karena menjadi janda, padahal pernikahan baru seumur jagung!" Mbak Iza menunjukku dan bilang aku akan jadi janda."Aku tidak takut jadi Janda. Semoga saja apa yang kalian lakukan padaku akan berbalik pada keluarga kalian sendiri!" ujarku.Bisa kan suatu saat salah satu dari putri Ibu mertua mendapatkan perlakuan seperti aku. Karena telah menyakiti perasaanku. Aku diam tapi kesabaranku ada batasnya. Tidak sudi jika harus mengalah, karena aku di ajarkan berani oleh almarhum Bapak untuk melawan kedzaliman. Dan jangan mau di perdaya, aku harus membela diri. Karena Bapakku j
Baca selengkapnya
Bertemu Di Mall
PoV 3Serena menyibakkan selimut. Dan memindahkan tangan suaminya, yang sedari tadi memeluk tubuhnya saat tidur. Ia terduduk dan memperhatikan wajah Irwan. Yang terlihat polos jika tidur. "Jika seseorang tiba-tiba berubah baik, pasti ada sesuatu yang di sembunyikan!" gumam Serena dan masih memperhatikan Irwan suaminya.Irwan memang tampan, dan Serena akui itu. Alis tebal, hidung mancung, tubuh tinggi. Tapi bukan itu saja yang membuat Serena jatuh cinta dan memutuskan untuk menikah. Dia menikah karena memang mencintai Irwan. Mereka berkenalan di sosial media, dan bertemu. Menjalin hubungan sebagai kekasih hanya 5 bulan saja, dan Irwan terlihat bersikap dewasa. Dan cara berpikirnya yang bijak, membuat Serena jatuh hati.Akan tetapi semua itu hanya kebohongan. Kenyataannya Irwan tak sesempurna itu."Mungkin, aku yang terburu-buru memutuskan untuk menikah. Dan tak mengenalnya terlalu jauh!" gumam Serena bermonolog.'Apa yang ia sembunyikan dariku ya. Apa Mas Irwan sudah dekat dengan Ta
Baca selengkapnya
Acara Lamaran
PoV SerenaAku akhirnya membeli kebaya juga, walau awalnya hanya ingin jalan keluar bersama Anita. Agar menghindari berada di rumah mertua.Karena Mas Irwan juga memberiku uang. Selama menikah juga dia selalu memberikan aku nafkah, dan tidak pelit. Cuma yang aku herankan perubahannya, bahkan membelaku di depan keluarganya. Padahal awalnya suamiku mendukung mereka. Hampir saja terlintas rencana ingin bercerai darinya.Tapi kenapa ya, pasti ada alasan di balik perbuatannya padaku. Apalagi Mas Irwan memberiku uang, jarang eh bahkan baru kali ini memberi uang tambahan. Dia minta aku beli kebaya yang cukup mahal, dan berdandan cantik. Apa ini karena Tania akan hadir juga di acara Amira. Agar aku tak kalah saing dengan mantan pacarnya itu. Tania memang cantik, kulit putih mulus, bibir mungil, badan langsing. "Tapi aku tak kalah cantik kok!" gumamku.**Setelah menemani aku, yang berbelanja. Kini giliran aku yang menemani Anita untuk membeli parfum. Aku ikut melihat parfum di sana, mana
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status