Tiga tahun menikah tanpa sedikitpun merasakan dicintai oleh suami. Li Mayleen, harus merasakan pil pahit pernikahan seperti ini ketika dirinya terpaksa menikahi Gu William. Bagi Gu William, istrinya itu adalah pion catur yang dia gunakan untuk membalas dendam. Kakak Mayleen adalah seorang dokter bedah jantung, sedari kecil Mayleen memiliki penyakit jantung dan transpalasi jantung adalah satu-satunya hal yang dapat menyelamatkan hidup adiknya itu. Mayleen sudah menunggu lama untuk bisa mendapatkan donor jantung yang tepat. Namun tiba-tiba, Li Jancent menerima pasien wanita dan mendapati bahwa wanita tersebut telah mengalami kematian batang otak, wanita ini pada dasarnya sudah meninggal karena otaknya sudah tidak berfungsi, sementara jantungnya masih belum mengalami kerusakaan. Li jancent langsung saja mengevaluasi dengan cepat, sebelum organ-organ yang lain menyusul mati. Setelah menemukan kecocokan dengan Li Mayleen. Maka dengan Impulsif, dia diam-diam melakukan operasi transpalasi jantung untuk menyelamatkan nyawa adiknya itu. Disinilah awal mulai badai pada keluarga Li terjadi, wanita yang sedang ada di meja operasi adalah tunangan dari Gu William. Pemilik Gu Corporation, yang menguasai bisnis di bidang transportasi dan bidang bisnis lainnya. Gu William menghancurkan karir cemerlang Li Jancent, dan tidak hanya sampai disitu saja, dia menjadikan Li Mayleen sebagai istrinya dan mengatakan kepada Li Jancent bahwa dia akan memastikan adiknya itu akan tinggal di neraka. Li Mayleen bertahan, hanya demi menjamin nyawa Li Jancent tetap pada tempatnya, karena Gu William menjadikan kakaknya itu sebagai sandera agar dia tidak pernah berpikir untuk bisa melarikan diri darinya. Akankah keteguhan hati Li Mayleen dapat mengetuk pintu hati Gu William dan malah membuatnya jatuh cinta kepadanya, atau sebaliknya?
Lihat lebih banyak“Wah mulut anak ini manis sekali!” pikir William seraya mengusap puncak kepala Oliver lalu berkata lagi, “Aku kasih tahu ya, kau tidak boleh sembarang meminta pria yang kau temui untuk menjadi Papa-mu.Bukankah nanti itu bisa membuat Papa dan Mama-mu marah jika mereka mendengar apa yang kau pinta tadi!”“Tidak akan, Karena sudah tidak ada Papa!” jawab Oliver dengan nada sedikit tercekat.William menelan Salivanya, entah mengapa tenggorongkannya terasa ikut tercekat. Hatinya tersentuh ketika Oliver berkata seperti itu. Pada saat ini ponsel William berdering, nama Reina tertera di ponselnya.William berdiri dan berkata kepada Robert, “Urus barang-barang kita dulu!” lalu dia membalikan badannya untuk menerima panggilan ponsel dari Reina.Pada saat ini, Xu’er melihat Oliver. Dia pun segera berlari ke arah bocah itu, sementara William masih sibuk dengan sambungan di ponselnya. Dengan cepat Xu’er langsung menggendong Oliver sambil bergumam, “Apa kau mau membuat Mama dan Ibu baptis mu ini t
“Tentu saja kau dengan Dokter jeniusmu!” imbuh Kakek Fang.Fang Fang memperhatikan ekspresi wajah Li jancent lalu bertanya, “Apakah itu betul?”Kakek Fang berdehem, Li Jancent pun segera menganggukan kepalanya. Fang Fang bertanya lagi, “Apa Kakek memaksamu untuk menikah denganku?”Li jancent melihat kepada Kakek Fang yang sedang menatapnya dengan tatapan tegas sampai membuatnya berdehem dan terbatuk sedikit. “Tidak ada yang memaksa dan tidak ada yang dipaksa!”Terlihat jejak samar senyuman di wajah Fang Fang. “Nah sudah dengar sendiri bukan? Sekarang ayo ikut kakek untuk pulang!” ajak Kakek Fang kepada cucunya itu.Setelah kakek dan cucu itu pergi, Li jancent pun menarik kursi dan mendekat ke sisi ranjang Mayleen. Dia pun merebahkan kepalanya di dekat adiknya itu dan menarik tangan Mayleen lalu meletakan di kepalanya seraya berkata, “Aku akan menikah!”Di lobi Rumah sakit, Reina dengan manis langsung menggandeng tangan William. “Kontraknya berhasil ditanda tangani, apa kau tidak ingin
“Ambulan! Panggil ambulan!” teriak Fang Fang sembari mendekat kepada Mayleen.“Kau kenapa!” imbuh panik Fang Fang sembari memeluk Mayleen.Pada saat ini, di Kediaman Fang. Ketika Li jancent mendengar keadaan Mayleen dia pun langsung berlari dengan kencang, hati dan otaknya sepertinya baru saja pergi meninggalkan tubuhnya. Rasa ketakutan yang sama, takut kehilangan seperti dulu kala terasa kembali masuk ke dalam hati.Dia bahkan tidak memperdulikan kemungkinan dia bertemu dengan William. Yang ada di hati dan di kepalanya hanyalah tentang Mayleen. Suara Sepatu Li jancent ketika berlari di koridor begitu terdengar jelas. Dia berlari dengan cepat sampai-sampai tidak memperhatikan keadaan sekitarnya.“Bugh!” Li Jancent baru saja menabrak seseorang.Dia dan pria yang ditabrak itu pun sama sama jatuh ke lantai. Dengan cepat Li Jancent bangun dan mengulurkan tangannya kepada pria yang baru saja dia tabrak. “Tuan, maafkan aku!”Gerakan tangannya langsung terhenti ketika dia melihat pria yang b
“Wah dia tidak benar-benar mengejarku!” pikir aneh Mayleen yang sangat mengenal temperament suaminya itu. Seharusnya pada saat ini, pria itu sudah menariknya untuk pulang. Di rumah sakit, Li Jancent masih menunggu hasil pemeriksaan Kesehatan Fang Fang. Setelah menunggu sampai sore, akhinya Alan salah satu kolega lamanya masuk ke ruangan VIP. Menjelaskan hasil tes pasien kawan lamanya itu. “Bagus, sangat bagus. Dia sudah siap untuk operasi. Semua berjalan dengan normal!” ujar Alan. Terlihat raut senang di wajah Fang Fang lalu dia pun melontarkan pertanyaan yang lugu, “Apakah nanti aku bisa berlari!” Li jancent pun mengeluarkan senyuman tertampannya dan berkata, “Tentu saja bisa, tapi aku tidak menyarankan jika kau mau jadi atlet lari, itu tidak boleh ya!” Fang Fang pun tertawa mendengar jawaban dari dokter pribadinya itu. Li jancent menoleh kepada Alan, “Aku membutuhkan bantuamu apakah bisa?” “Tentu saja!” jawab Alan sambil menepuk-tepuk bahu kawan baiknya itu. Pada saat ini, W
Li Jancent mengecup puncak kepala Mayleen, “Jangan sedih, ingat apa yang kau makan dan apa yang kau rasakan, bayimu juga bisa merasakan. Jadi jangan menyiksanya dengan penderitaan yang seharusnya tidak dia rasakan!” Mayleen mendongak kepada kakaknya itu dan tersenyum, pada saat ini dia merasa beruntung karena memiliki kakak sebaiik Li Jancent. “Ada kau bersamaku, bayiku pasti akan selalu bahagia!” “Kita akan tetap periksa ke dokte ya!” imbuh Li Jancent. “Sudah ada kau, kenapa harus ke dokter lain!” imbuh Mayleen dengan nada sedikit bercanda. “Aku bukan dokter kandungan!” imbuh Li Jancent sembari mencubit hidung adiknya itu. Untuk beberapa saat Li Jancent mengharuskan Mayleen untuk lebih banyak beristirahat. Bahkan dia tidak diijinkan untuk menemani dirinya ketika merawat Fang-Fang. Dan ketika akan dilakukan pemeriksaan Kesehatan secara keseluruhan. “Apakah nanti Mayleen akan ikut?” tanya Fang-Fang yang dalam beberapa hari ini tidak melihat Mayleen datang ke kamarnya. “Iya, dia
“Kamar Ini baru saja aku renovasi ulang!” imbuh Reina sembari memapah William untuk kembali duduk di kursi roda. Karena masih belum mampu berdiri lama. “Bagaimana apa kau suka?” tanya Reina lagi. William memperhatikan sekitarnya, menilai jika semua orang yang dia lihat di rumah ini sepertinya sudah terbiasa dengan kehadiran Reina. Jadi dia merasa jika Reina adalah wanita yang sedang dekat dengannya saat ini. Reina bersimpuh di depan Willian dan berkata sembari memegang kedua tangan William. “Tenang saja, aku akan merawatmu dan memastikan kau akan pulih!” Pada saat ini Reina seperti dapat undian utama hadiah lotre. Wiliam kehilangan ingatan, Paman Gu membantunya untuk mengganti semua pelayan di sini, bahkan memindahkan asisten nomor satu William dan menggantikannya dengan Robert. Selesai dengan William Reina kembali ke kamarnya, ponselnya berdering. Melihat nama Paman Gu dia pun langsung menjawb. “Semua berjalan dengan baik!” “Jika begitu aku bisa mendapatkan jatah tubuhmu mala
Reina tersenyum manis, “ Apa Kau lupa denganku!”“Apa kau ingat namamu?” tanya Reina lagi.Wiliam mencoba mengingat namanya sendiri. Tapi dia kesulitan untuk mengingatnya. Pada saat ini perawat masuk untuk memeriksa keadaan William. Begitu melihat jika pasien telah sadar, dia pun langsung pergi memanggil dokter.Reina pun tersenyum manis, “Kau pasti akan sembuh, tenang saja ada aku di sini!” imbuh Reina.William tertegun, lalu memegangi kepalanya ketika ada siluet sosok wanita yang hadir di pikirannya, Mencoba mengingatnya namun tidak dapat mengingatnya. Pada saat ini dokter datang untuk memeriksa keadaan William.Dokter pun langsung mengetes kesadaran dan ingatan William, memulai dengan pertanyaan, “Ini angka berapa?” tanya kepala dokter sambil menekuk jari kelingking dan jempolnya.William sedikit mendengus lalu menjawab, “Tiga!”Dokter mengulangi pertanyaan dengan metode yang sama beberapa kali hanya saja dengan angka yang berbeda. Lalu dokter bertanya lagi, “Dia ini siapa?” imbuhn
Fang-fang yang sedang asyik melukis langsung menoleh, gadis itu terlihat sangat pucat namun jejak kecantikannya masih bisa terlihat dengan jelas. “Haiya, kenapa masih saja melukis. Bukankan seharusnya banyak beristirahat!” imbuh Kakek Fang sembari menarik cucu kesayangannya itu untuk duduk di sofa. “Kakek… aku belum akan mati. Jadi jangan memasang wajah sedih seperti itu!” imbuh Fang-fang. “Kita tahu kau tidak boleh kelelahan!” Imbuh Kakek Fang mengingatkan cucunya itu lagi. “Kakek, tidak perlu khawatir lagi, bukankah sudah ada dokter jenius!” imbuh Fang-fang lagi. “Ya, ya… ada dokter jenius di sini. Jadi kau pasti akan berumur panjang!” imbuh Kakek Fang dengan nada penuh harap. Fang-fang melilhat Mayleen yang berdiri di sisi Li Jancent. Dia pun mendekat dan menyapa, “Halo apa kau pacarnya?” tanya Fang-Fang karena melihat Tangan Mayleen sedang digandeng oleh kakaknya. “Oh bukan… Nona kau salah paham!” imbuh Mayleen seraya melepaskan genggaman tangan kakaknya itu. “Hai, aku Li M
Pada saat ini Mayleen tengah bersiap untuk tidur. Mendegar ada yang mengetuk pintu dia pun segera membukanya. “Apa sudah mau tidur!” “Kenapa?” tanya Mayleen kepada kakaknya itu.Li jancent mengambil tangan Mayleen dan berkata, “Kita akan pergi sebentar!” “Ke mana?” tanya Mayleen dengan memasang wajah Aneh.“Apa kau ingat! Aku ini adalah seorang dokter, jadi kita akan pergi mengunjungi pasienku!” jawab Li jancent. “Pasien!” gumam pelan Mayleen. “Dia memiliki penyakit yang langka!” imbuh Li jancent lagi lalu berkata lagi, “karena itu, aku harus segera memeriksanya!” “Oh, aku akan bersiap!” imbuh Mayleen. “Kita pergi sekarang saja, soal barang bawaanmu tidak perlu khawatir, ok!” imbuh Li Jancent sembari menarik Mayleen lalu memakaikan jaket panjangnya ke tubuh Mayleen. Untuk menghilangkan keraguan adiknya itu, Li jancent pun berkata lagi, “Kondisi pasien sudah memprihatinkan, jadi aku harus memeriksanya dengan segera!” Mayleen pun mengangguk, dari dulu kakaknya itu memang selalu
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.