Aku Tahu Kau Tak Mencintaiku

Aku Tahu Kau Tak Mencintaiku

By:  Aw safitry  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
34Chapters
761views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Menyerah atau bertahan? Itu adalah pertanyaan yang sulit untuk Ayumi jawab. Baginya, pernikahan adalah hal yang sacral. Dia juga ingin menikah cukup sekali seumur hidup. Namun, bagaimana jadinya jika Satya-suaminya tidak pernah mencintainya? Bahkan, tidak pernah menganggap Ayumi ada. Mereka hidup dalam satu atap, tapi tak saling berkomunikasi. Karena pernikahan mereka atas dasar perjodohan yang orang tua Satya lakukan. "Aku tahu kau tak mencintaiku, Mas. Tapi ... tidak bisakah kau bersikap baik padaku sedikit saja?" Akankah Ayumi menyerah saat Aditya-cinta masa lalunya datang kembali dan menawarkan kebahagiaan? Manakah yang akan Ayumi pilih? Bertahan dengan pernikahan yang semakin menyiksa batinnya atau menyerah dan memilih pergi bersama dengan Aditya yang sudah jelas-jelas masih mencintainya?

View More
Aku Tahu Kau Tak Mencintaiku Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
34 Chapters

BAB 1

“Maaf, Ay. Aku … terpaksa mengingkari janjiku untuk menikahimu.”Perempuan bermata bulat itu langsung mendongakkan kepalanya demi bisa menatap wajah laki-laki yang sudah satu tahun lebih itu mengisi hari-harinya dengan berbagai warna kehidupan. Terkadang sedih, tapi lebih banyak warna kebahagiaan yang dia lukiskan di setiap harinya. Sikap laki-laki yang ada di hadapannya selalu baik. Sering memberi kejutan-kejutan kecil yang membuat Ayumi merasa sangat dicintai. Apalagi setelah dia tinggal di sebuah panti asuhan yang memang sangat kurang kasih sayang orang tua. Meski ada pengurus, tapi mereka hanya melayani sewajarnya. Ayumi yang awalnya hanya mengikutiu arus hadirnya cinta, kini dia sudah benar-benar hanyut dan pasrah. Bahkan, kini dia juga sudah sangat mencintai laki-laki yang menjadi cinta pertamanya itu. “Ay,” panggil lirih. Tatapan matanya mengarah pada Ayumi dengan sendu. Tampak dengan jelas kesedihan di wajah laki-laki berusia dua puluh lima tahun itu. Gadis bermata bulat
Read more

BAB 2

“Yang benar saja, Ayah? Masa Satya mau dinikahkan dengan perempuan kampungan macam dia sih,” protesnya seraya melirik Ayumi dengan sinis.“Satya!” sahut Hadi dengan nada sedikit meninggi. Mengingatkan anak semata wayangnya agar tidak merendahkan orang lain.“Yah, Satya ini anak satu-satunya Ayah lho. Pewaris tunggal PT. Megabuana. Masa iya mau menikah dengan perempuan seperti ini.” Satya terus protes sembari menghina penampilan Ayumi.Ayumi sendiri hanya bisa menahan geram karena terus diremehkan oleh Satya. Padahal, dia sendiri memiliki andil dari perusahaan garmen yang dibangun oleh keluarga Hadi Wijaya.Dulu, Ayumi tinggal dan dibesarkan di sebuah panti asuhan khusus kaum dhuafa dan anak yatim. Hadi Wijaya sendiri adalah donatur tetap di panti asuhan sekaligus pesantren itu.Melihat bakat Ayumi yang begitu bagus dalam mendesain pakaian, dia pun menyekolahkan Ayumi di sebuah universitas negeri di Surabaya untuk lebih mengasah kemampuannya dalam mendesain pakaian. Dan setelah lulus,
Read more

BAB 3

Bagai dihantam godam yang tepat mengenai hatinya. Dadanya terasa sesak seketika. Bahkan, untuk mengambil napas saja rasanya Ayumi terasa berat.Dia baru saja berniat untuk mengabdikan dirinya untuk laki-laki dingin yang kini bergelar suami untuknya. Meski hanya di atas kertas seperti apa yang Satya katakan, tapi Ayumi ingin memperlakukan Satya dengan baik. Namun, apa balasannya? Sungguh Ayumi tak menyangka jika Satya akan sekasar ini padanya.Sebegitu bencinya kah dirinya pada Ayumi?Ayumi menganggukkan kepalanya pelan saat dia berhasil menguasai hatinya. Lalu mundur beberapa langkah hingga tubuhnya dia jatuhkan pada pinggiran tempat tidur. Duduk tepekur menahan sesak di dadanya.Sabar, Ayumi. Sabar ….Dia berusaha menenangkan dirinya sendiri agar lebih sabar. Dia sudah tahu tabiat atasannya sekaligus suaminya itu. Laki-laki keturunan timur tengah itu memang sudah menunjukkan sikap tidak Sukanya sejak pertama kali Ayumi menginjakkan kakinya di rumah mewah keluarga Hadi Wijaya. Apalagi
Read more

BAB 4

Untuk beberapa saat Ayumi terkesiap dengan perilaku suaminya. Perlakuannya sangat berbeda sekali lebih ramah dan hangat. Tak seperti saat di hotel, terkesan judes dan dingin. Boro-boro merangkul, menatap wajahnya saja terasa enggan sekali.Hingga Ayumi teringat apa kata suaminya saat masih di hotel. Dia mengangguk samar, paham dengan maksud perlakuan suaminya kini. Hanya sandiwara untuk menutupi kebusukan niatnya menikahi Ayumi.“Ayumi ingin segera ke rumah, Yah. Katanya bosan di hotel terus. Iya kan, Sayang?”Laki-laki bercambang tipis itu menoleh ke arah Ayumi dengan kerlingan nakal. Senyum di bibir tebalnya terlihat sangat manis. Ah, andai saja ini bukan sandiwara, pasti hati perempuan berusia dua puluh lima tahun itu sudah sangat senang.Sayang, semua hanya settingan.Ayumi tersenyum kikuk. Lalu mengangguk pelan. “Iya, Ayah. Nggak ngapa-ngapain di hotel kan jenuh,” sahutnya terpaksa berbohong mengikuti alur cerita yang sudah suaminya buat. Walaupan dia sendiri tidak ingin membohon
Read more

BAB 5

“Iya kan, Sayang?”Laki-laki menyebalkan itu kembali melayangkan pertanyaan yang sama pada Ayumi. Namun bedanya, kali ini ada sedikit penekanan. Juga tatapannya yang sedikit mendelik dengan senyum yang terlihat sekali dipaksakan. Dan … terkesan memaksa.“Ayumi nggak papa?” tanya Hadi menatap menantunya sedikit cemas. Karena tadi mendengar pekikannya.“Eh, nggak papa, Ayah,” sahutnya tanpa peduli dengan pertanyaan suaminya.“Yakin?”“Iya, Yah. Tadi Cuma agak kegigit saja lidahnya. Nggak papa kok,” sahutnya tersenyum kikuk.Sedangkan Satya melengos sambil memutar kedua bola matanya.“Yah, besok aku mau pindah.” Merasa diabaikan, Satya kembali mengulangi kalimatnya.Untung saja acara makan malam sudah selesai. Sehingga tidak merusak suasana dan selera makan. Tinggal menunggu adzan maghrib saja.Terdengar helaan napas panjang yang keluar dari mulut laki-laki paruh baya itu. “Satya, tidak bisakah kalian tinggal di sini saja? Ayah pasti akan kesepian kalau nggak ada kalian,” sahutnya dengan
Read more

BAB 6

Sepanjang perjalanan ke apartemen, Ayumi dan Satya masih saling diam. Ayumi lebih menyibukkan diri dengan memandangi apapun yang dia lewati selama perjalanan. Sedangkan Satya lebih fokus pada kendali mobilnya. Benar-benar perjalanan yang membosankan. Hingga mobil sport hitam milik Satya berhenti di depan sebuah gedung lima lantai yang terletak di tengah-tengah kota Surabaya. “Turun!” titah laki-laki bercambang tipis itu tanpa menoleh pada sang Istri. “Di sini?” tanya Ayumi tampak menatap sekitar sembari mengerutkan keningnya. Pasalnya, mobil yang dia naiki berhenti tepat di pintu lobby apartemen. “Iya lah. Memang mau turun di mana?” Satya bertanya balik sembari menatap istrinya dengan memutar bola matanya. Ayumi hanya mengembuskan napas panjang sedikit kasar. Lalu turun dari mobil tanpa banyak protes lagi. “Jangan lupa turunkan barang-barang di bagasi. Aku mau parkir mobil!” teriaknya dari dalam mobil. “Iya,” sahutnya setengah kesal. Lalu membuka bagasi mobil yang sudah dibuka k
Read more

BAB 7

Usai membereskan semua baju Satya juga baju-bajunya ke dalam lemari dan membereskan barang-barangnya di kamar, Ayumi pun beranjak ke dapur berniat untuk menyiapkan makan siang. Namun saat dia membuka lemari pendingin, tak ada isinya sama sekali.“Kosong?” gumamnya memperhatikan isi kulkas. Lalu menutupnya lagi.Namun tubuhnya sedikit terlonjak saat mendapati sang suami sudah berada di balik pintu kulkas yang terbuka tadi.“Kulkas memang kosong karena aku jarang tinggal di sini. Jadi … belanjalah sana buat makan siang. Aku lapar!” ujar Satya yang hanya melirik ke arah Ayumi sekilas.“Ya sudah. Ayo antar,” pintanya menatap sang Suami yang masih berdiri di posisinya.Seketika itu Satya menoleh dan menatap Ayumi dengan kening berkerut. “Antar katamu?”Ayumi mengangguk cepat. “Saya kan tidak tahu letak warung di sini. Atau pasar, supermarket,” sahutnya polos.Seketika itu S
Read more

BAB 8

Tubuh Ayumi sampai terlonjak dengan kedua mata yang terbuka lebar saat menatap deretan angka yang tertera di layar ponselnya saat dia baru saja mengecek notifikasi ada yang mentransfer sejumlah uang ke nomor rekeningnya.“Ini nggak salah lima puluh juta?” tanyanya seolah tak percaya dengan apa yang baru saja dia dapatkan.Gajinya sebagai designer di kantor milik Hadi Wijaya tidak sampai menyentuh angka sepuluh juta. Ini malah lima kali lipat dari gajinya.Ayumi mengerjapkan kedua matanya saat ponselnya kembali berdering. Kali ini notifikasi pesan WA dari Satya. Penasaran, Ayumi pun segera membukanya. Isinya berupa foto bukti transfer yang sudah Satya kirim pada Ayumi.Satya: Aku sudah transfer uang sejumlah lima puluh juta untuk keperluan belanja selama satu bulan. Besok, belanjalah dan masak. Aku tidak terbiasa memakan makanan beli dari luar. Apalagi restoran yang kebersihannya tidak dijaga.Meski isinya tak ada sedikit pun kata romantis, tapi berhasil membuat kedua sudut bibir Ayumi
Read more

BAB 9

Satya memang tidak pernah menunjukkan wajah kekasihnya itu. Karena hubungannya memang tidak pernah direstui oleh Hadi Wijaya. Laki-laki itu menganggap status keluarga Clara yang kurang jelas. Bahkan Hadi Wijaya sampai menyuruh Satya untuk memutuskan hubungannya dengan Clara sebelum menikah dengan Ayumi.Satya pun menyanggupi dan selama beberapa minggu sebelum menikah, mereka tak pernah terlibat dalam percakapan chat atau teleponan. Tapi apa yang Ayumi lihat saat ini?Hatinya mencelos melihat pemandangan tak menyenangkan itu. Namun dia bisa apa? Tidak mungkin juga melaporkan apa yang dilihatnya saat ini pada Hadi Wijaya. Dia tidak ingin ayah dan anak itu ribut hanya karena hal seperti ini.Biarlah saja. Ini urusan antara dirinya dan Satya.“Ay, kok bengong sih? Katanya mau pulang? Ada apa sih?”Pertanyaan yang dilontarkan Sita membuat kedua mata bulat Ayumi mengerjap beberapa saat. Membuyarkan semua yang ada di pikirannya.“Ah, nggak ada kok, Ta. Aku hanya teringat sesuatu,” sahut Ayum
Read more

BAB 10

“Ay, kalian nggak tidur satu kamar?” Sita mempertegas pertanyaannya.Membuat Ayumi mengerjapkan kedua matanya sesaat. Lalu tersenyum dan menyuruh sahabatnya itu duduk di kursi ruang tamu.“Maksudnya nggak gitu. Aku kan lagi haid, Jadi … untuk sementara waktu kita tidur terpisah kamar dulu. Takutnya Mas Satya nggak bisa tahan kalau tidur satu kamar denganku,” terangnya malu-malu.“Ya ampun, Ay. Jadi kamu belum melakukan itu?” tanyanya pelan. Tatapannya mengarah pada sahabatnya penuh selidik.“Apaan sih itu, itu.” Ayumi mengibaskan telapak tangan kanannya di depan wajah Sita sambil terkekeh. Pura-pura malu. “Sudahlah … sudah beres kok. Aku mau masak. sebentar lagi Mas Satya pulang nih,” imbuhnya menoleh pada jam yang sudah menunjukkan pukul setengah lima.“Sabtuan juga. Harusnya suami kamu itu pulang lebih awal, kerja mulu,” omel Sita sambil berdiri. “Ngedate
Read more
DMCA.com Protection Status