Semalam sebelum pernikahan, Shiren Lavine masih bisa bermesraan dengan sang kekasih. Berbagi sedikit kehangatan untuk menanti hari esok pernikahan. Sayangnya, pada hari H pernikahan tak sesuai rencana. Jovan—calon suami Shiren, dia tidak datang di hari pernikahan. Tak ingin dirundung malu karena gagal menikah, alhasil Shiren menikah dengan karyawannya sendiri. Mereka menikah kontrak selama 6 bulan. Karyawan bukan sembarang karyawan, namanya Nicholas. Pria misterius namun berhasil mengangkat Shiren dari kesedihan. Siapakah Nicholas sebenarnya? Bagaimana dengan Jovan? Apa yang terjadi padanya sampai dia tidak datang di hari pernikahannya sendiri?
Lihat lebih banyakDi alam bawah sadar mereka, Shiren dan Nicholas tengah asyik menimang anak laki-laki mereka yang sangat menggemaskan itu. Mereka berada di sebuah taman yang begitu indah dan sejuk, anak mereka tampak sangat nyaman dan menyukainya.“Lihat, Sayang. Dia sangat menggemaskan!” seru Shiren seraya mengangkat tubuh anaknya yang gemuk. Nicholas tertawa, dia segera mengambil alih bayi itu lalu ditempatkan pada keranjang bayi yang tersedia. Setelah itu, dia mengajak Shiren untuk berdiri. “Ada apa?” tanya Shiren bingung, dari gerak-geriknya Shiren menebak jika sang suami mengajaknya untuk berdansa. Dan ya, tanpa menjelaskan apa maksudnya Nicholas mengajak Shiren untuk berdansa.“Kamu ini Ayah macam apa? Anaknya ditaruh begitu saja hanya karena ingin berdansa denganku?” cibir Shiren yang sebenarnya ikut menikmati gerakan dansa mereka yang lembut dan penuh kasih.“Biarkan saja, dia anak yang patuh. Sejak kamu melahirkan kita tidak pernah sebebas dulu, aku sangat merindukan istriku yang hanya menj
Mobil yang ditumpangi Shiren dan Nicholas terguling beberapa kali sebelum akhirnya menghantam pembatas jalan. Truk besar yang menabrak mereka juga tampak hilang kendali dan menabrak tiga mobil lain. Keadaan sangat kacau saat ini.Di dalam mobil, keadaan Shiren dan Nicholas tentu tidak bisa dikatakan baik-baik saja. Nicholas yang berusaha melindungi Shiren sebaik mungkin rela tubuhnya menerima luka yang paling parah. Shiren sempat sadarkan diri beberapa menit, dia menangis histeris merasakan sakit pada tubuhnya juga melihat keadaan suaminya saat ini. "Sayang ..." lirih Shiren sambil berusaha memeluk Nicholas meskipun sangat sulit. Sampai akhirnya Shiren berhasil mencium bibir Nicholas untuk yang terakhir kali sebelum turut tak sadarkan diri.Orang-orang yang ada di sana bergerak cepat untuk saling menolong dan memanggil ambulance dan pertolongan lainnya.Di Prancis, Belinda nyaris terkena serangan jantung mendengar kabar anak serta menantunya. Detik itu juga dia pergi bersama Jay, Dom
Shiren mematung sempurna melihat pemandangan di depannya. Di sana, Nicholas seolah tuli dan buta mencumbu wanita lain yang lebih seksi dan cantik diandingkan dengan Shiren. Bibir yang biasa Shiren cium penuh cinta dan kasih kini digunakan untuk mencumbu wanita lain."Sayang ..." lirih Shiren berusaha memanggil suaminya yang masih asyik dengan dunianya sendiri.Shiren merasa sangat hancur sehancur-hancurnya. Dia nyaris tak bernapas jika tubuhnya tidak diguncang kuat oleh Nicholas. Pria itu juga terlihat sangat panik ketika melihat Shiren menangis dalam tidurnya. "Kamu mimpi apa, Sayang? Wajahmu pucat sekali," ujar Nicholas seraya memeluk istrinya. Bukannya tenang, Shiren malah memukuli Nicholas sekuat tenaga untuk menyalurkan rasa sakit hatinya. Dia kembali menangis meraung-raung ketika mengingat bagaimana mesranya Nicholas mencumbu wanita lain."Kamu sangat jahat padaku! Kenapa kamu mencium wanita lain sedangkan aku ada di dekatmu, hah?! Kenapa kamu sangat tega menyakitiku?!!" murka
"Kenapa kamu sangat mesum?!" sentak Shiren kesal. Dia takut pertanyaan suaminya terdengar oleh orang lain di sekitar mereka. Bukankah sangat memalukan?"Jika tidak bisa ya tidak masalah, aku hanya bertanya. Begitu saja marah," cibir Nicholas membuat Shiren memutar bola mata malas. Pria ini memang banyak tingkah.Mereka pun akhirnya memutuskan untuk duduk di luar kapal, di sana juga sangat nyaman untuk bisa melihat pemadangan sekitar yang sangat indah. Nicholas merangkul Shiren yang duduk di sampingnya. "Bagaimana kalau kita tinggal di sini? Apa kamu mau?"Shiren sontak menoleh dengan tatapan penuh tanda tanya. "Kamu tidak salah bertanya seperti itu? Kalau kujawab mau apa kita akan benar-benar tinggal di sini? Jangan gila," ujar Shiren.Tentu tak semudah itu mereka pindah ke sana ke mari dengan keadaan Nicholas yang sudah tak sebebas dulu. Menjadi pimpinan bukan hal yang mudah, termasuk pindah negara yang tentunya cukup sulit Nicholas lakukan."Bukan sekarang, Sayang. Tapi nanti ketik
Kali ini, Shiren memilih pakaian yang sangat sopan untuk dikenakan jalan-jalan bersama Nicholas. Dia sangat trauma memakai pakaian seksi yang berakhir membuatnya berani bersikap kurang ajar pada sang suami seperti kemarin.Nicholas yang sedari tadi memantau Shiren di ambang pintu kamar pun mendekat. Shiren cukup terkejut ketika tubuhnya dipeluk dari belakang. Rasa terkejutnya pun berangsur hilang ketika mengetahui siapa pelakunya."Kamu mengejutkanku," ucap Shiren seraya membalik tubuh. Dia membalas pelukan Nicholas."Sengaja, dari tadi aku menunggumu di luar tapi kamu sangat lama. Lihat di jendela, matahari sudah semakin meninggi," jelas Nicholas membuat Shiren segera menoleh pada jendela. Benar, di luar sepertinya sudah cukup panas."Tidak masalah, di sini banyak perpohonan dan suhunya pun tidak terlalu tinggi meskipun terlihat sangat panas. Ayo, aku sudah siap."Shiren segera menyeret Nicholas untuk dibawa keluar. Mereka sebenarnya tidak ingin mengunjungi tempat-tempat yang jauh ka
Baru beberapa saat berhasil memasuki lembah kenikmatan, Nicholas kembali dibuat kecewa oleh suara perut Shiren tanda wanitanya sedang kelaparan. Mau tak mau dia mengalah lalu melepas tautan tubuh mereka yang baru saja terjalin."Kenapa dilepas?" tanya Shiren dengan wajah yang sepenuhnya memerah. Dia sangat membutuhkan sentuhan ini sekarang juga.Sebelah telapak tangan Nicholas mengusap lembut perut Shiren sebelum menjawab."Dia berbunyi sangat kuat tadi. Dia pasti kelaparan karena kamu belum sempat makan siang. Aku tidak mungkin tega membiarkanmu kelaparan, Sayang. Aku akan memanggil pelayan untuk membawakan kita makanan," jelas Nicholas.Shiren tentu tak bisa membantah, selain karena dia merasakan lapar yang cukup parah, dia juga tidak mau banyak membantah Nicholas lagi. Rasa bersalahnya belum sembuh sepenuhnya.Kegiatan panas itu pun terpaksa berhenti beberapa saat. Beruntungnya para pelayan yang Nicholas bawa sangat gesit dalam bekerja. Belum genap sepuluh menit makanan yang dia pe
Sampai malam menjelang, Shiren belum juga sadarkan diri. Nicholas yang awalnya tenang pun kembali panik lalu memanggil dokter untuk memeriksa Shiren yang kesekian kalinya. "Nyonya baik-baik saja, Tuan. Beliau hanya kelelahan dan butuh istirahat seperti ini. Jika dipaksa bangun nantinya semakin memperburuk keadaan Nyonya. Beberapa saat lagi Nyonya pasti bangun," jelas dokter dengan jawaban yang sama seperti sebelumnya. "Tapi aman kan, Dok? Dia bahkan belum makan siang," ucap Nicholas khawatir. Lagi-lagi dokter itu tersenyum berusaha menenangkan. "Aman, Tuan. Tekanan darahnya pun sudah normal lagi. Kita hanya perlu sabar menunggu sampai Nyonya bangun. Nanti setelah bangun Nyonya pasti langsung mencari makanan," ucapnya lagi.Akhirnya Nicholas hanya bisa pasrah, dia tidak memiliki pilihan lain selain bersabar. "Baiklah, terima kasih, Dok. Silakan kembali ke villa," titah Nicholas yang segera dipatuhi oleh dokter itu.Sepeninggal dokter, Nicholas hanya bisa duduk melamun di samping Sh
Shiren membuang semua makanan yang Nicholas buat dengan susah payah. Jangankan memakan makanan yang Nicholas buat, melihat wajahnya saja Shiren masih kesal.Nicholas memejamkan matanya rapat-rapat melihat kelakuan sang istri. Dia tidak menyangka hanya karena pakaian Shiren sampai kesal berkepanjangan seperti ini. Dia hendak memeluk wanita itu untuk mengobati hatinya yang retak, namun, Shiren seolah tak peduli dan memilih kembali pergi."Sayang," panggil Nicholas dengan suaranya yang lirih. Dia berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa yang Shiren lakukan murni karena bawaan bayi. Shiren kembali masuk kamar lalu mengunci diri. Dia sadar dengan kelakuan buruknya ini pasti melukai Nicholas. Namun, entah mengapa dia masih belum bisa mengontrol diri dan selalu merasa kesal ketika melihat suaminya. Sungguh dia juga lelah, dan ingin meminta maaf pada Nicholas."Kenapa kamu sangat menyebalkan, sih?! Aku juga kenapa tidak bisa mengontrol amarahku sendiri?!" gerutu Shiren seraya mengacak-acak
Nicholas merasa cukup pening melihat gaya pakaian sang istri. Entah muncul keberanian dari mana sampai Shiren sanggup memakai dress super seksi dan pendek. Warnanya merah menyala dengan panjang di atas lutut. Sengaja sekali ingin pamer lekuk tubuh serta kaki jenjangnya yang putih mulus."Sayang, pakai long coat juga, ya? Nanti kamu kedinginan kalau seperti itu saja," ujar Nicholas yang masih berusaha merayu Shiren agar lebih tertutup. Dia berusaha memperluas rasa sabar jangan sampai kasar pada istrinya."Tidak mau. Nanti malah merusak penampilanku yang sangat cantik ini. Ayo, katanya mau membawaku jalan-jalan di luar? Masa sudah jauh-jauh datang ke sini tidak ke mana-mana?" Nicholas hanya bisa memijat kepalanya sendiri menghadapi kebebalan sang istri. Entah setan mana yang merasuki Shiren sampai istrinya seperti ini. "Tapi dressmu terlalu terbuka, Sayang. Sejak kapan aku mengizinkanmu memakai dress seperti ini? Lihat, perut buncitmu sampai tercetak jelas. Pasti bayi kita merasa semp
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.