Di Bandara..... "aku dan kamu berbeda, Rin, kita berdua hanya di takdirkan untuk saling mencintai, tapi tidak saling memiliki." ucap Zeyna yang mengucapkan salam perpisahan pada Rin di hadapan pria itu secara langsung. "kalau begitu, biar aku yang mengubah takdir itu, aku akan mengubahnya demi dirimu, Zeyna." ucap Rin. Zeyna menggelengkan kepala nya sebagai jawaban untuk Rin agar berhenti. "cukup Rin, jangan sakiti dirimu lebih jauh lagi, pertemuan kita, murni sebuah takdir untuk sebuah pengalaman saja, bukan untuk bersama. kau milik tuhanmu, dan aku milik tuhanku, kau tidak bisa merebutku dari tuhanku, begitupun denganku." Rin ingin memegang tangan Zeyna, tapi dengan sigap Zey mundur dan menghindari Rin. Zeyna tersenyum, "senang bisa berkenalan dengan mu Rin, dan terima kasih sudah mencintaiku dengan tulus." Zeyna berbalik manarik kopernya dan pergi meninggalkan Rin. air mata terus membasahi pipi Zeyna, kepergiannya sungguh membuatnya sangat sakit. tapi jika terus menetap, maka rasa sakitnya akan sangat luar biasa. ***** Zeyna Arsyilla Savina, seorang wanita muslimah dengan paras cantik dan anggun. menyukai hal hal baru, seperti tempat tempat baru. Zeyna seorang gadis penuh dengan petualangan. sampai di mana dia memilih merantau ke tempat kakak ayahnya, di jepang, harinya berjalan dengan sangat baik, memiliki teman teman yang baik, dan lingkungan yang baik. tapi semua itu perlahan terbatasi saat dia bertemu dengan seorang pria bernama, Rin Kiyotaka. pria yang berhasil mengetuk pintu hatinya akan tetapi, dinding yang sangat sangat besar menghalangi cinta mereka. Akankah Rin dan Zeyna bersama? atau mereka lebih memilih untuk berpisah dan memendam cinta mereka dalam dalam, dan mengikuti alur dari keluarga masing masing?
View MoreSeminggu kemudian...Rin benar benar disibukkan dengan banyaknya undangan. Bahkan sudah seminggu ini dia tidak memiliki waktu luang.Bahkan hari ini dia memiliki jadwal di sebuah hotel untuk mengisi acara. Di jalan pulang...."Ya ampun, apa kau ingin membunuhku?" ucap Rin pada Ayano."Mau bagaimana lagi, setelah malam itu popularitasmu semakin meningkat. Aku bahkan sudah banyak menolak. Jika aku menerima semuanya, yang ada kau tidak akan punya waktu luang selama sebulan penuh." ucap Ayano."Huh....benar benar melelahkan....em...." Rin baru sadar kalau mereka tidak berjalan ke arah pulang."Kau ingin kemana? Dan jalan ini seperti jalan menuju ke rumah bibi Kyoyo?" ucap Rin."Benar, bukankah kau sangat ingin mengetahui kondisi Zeyna-san?" ucap Ayano.Rin tersenyum, seketika semangatnya bangkit kembali."Kau memang yang terbaik, Ayano." puji Rin pada Ayano.Ayano tersenyum mendengar pujian dari Rin.["Rin, selama kau tersenyum dan selama itu untuk kebahagiaanmu, aku akan melakukan apapu
"Aku...menyukai seseorang...." Rin menutup matanya, berharap kedua orang tuanya tidak marah.Rin tidak mendengar ada jawaban dari orang tuanya, dia mencoba membuka matanya dan melihat kedua orang tuanya sedang menerima telepon.Tit....."Maaf, Rin, Papa tidak mendengar apa yang kau katakan." Ucap Ryuen yang baru saja selesai dengan panggilannya.Sedangkan Miyuki masih menerima panggilan di tempat lain."Em...tidak jadi, Pa. Aku sudah ingat apa yang harus ku lakukan." ucap Rin yang langsung pergi dari hadapan Ryuen."Eh...kemana, Rin?" tanya Miyuki yang baru saja selesai menerima panggilan."Dia bilang sudah tau apa yang harus dilakukan." ucap Ryuen."Memangnya apa yang mau dilakukannya?" Ryuen mengangkat bahunya sebagai arti kalau dia juga tidak tau.Di sisi lain....Ayano mendengar semuanya. Dia menatap kepergian Rin dan mengikutinya.Rin pergi ke taman belakang Rumahnya."Apa maksud ucapanmu, Rin? Kau menyukai siapa?" tanya Ayano yang menghentikan langkah Rin.Rin menghentikan lan
Di stasiun....Zeyna, Reyhan dan Kyoyo sudah berada di stasiun. Keberangkatan mereka 10 menit lagi setelah kereta datang.Reyhan menyusun barang bawaannya, seperti kopernya dan koper Zeyna.Sedangkan Kyoyo masih menunggu Reyhan.Karena kereta tidak memungkinkan kursi roda masuk, Reyhan menggendong Zeyna masuk ke dalam kereta. Sedangkan Kyoyo membawa kursi roda Zeyna pada petugas agar diamankan terlebih dahulu."Mas, Zey malu." gumam Zeyna."Kalau malu, sembunyikan wajahmu." ucap Reyhan.Zeyna benar benar malu menjadi pusat perhatian. Sesampai di dalam kereta, Reyhan mendudukkan Zeyna di kursinya."Kamu tunggu sini, Mas mau ke Bibi dulu." ucap Reyhan."Tidak lama, 'kan?" "Tidak, Zey. Tunggu sebentar, ya." Zeyna menganggukkan kepala sebagai jawaban.Beberapa saat kemudian, Reyhan kembali bersama dengan Kyoyo. Kyoyo duduk di samping Zeyna,sedangkan Reyhan duduk di seberangan kursi mereka.*****Di tempat Rin....Penampilan Rin benar benar menghipnotis semua pengunjung. Bahkan mereka
"Ada yang ingin ku bicarakan dengan mereka. Ini hal yang cukup serius, jadi aku harus mempersiapkan diri dari sekarang." ucap Rin yang membuat Ayano sedikit penasaran.Wajah Rin, 'pun seketika berubah menjadi serius.*****Lama perjalanan mereka, akhirnya Rin dan Ayano sampai di kediaman, Kiyotaka."Aku pulang...." ucap Rin saat memasuki rumah.Grep....Tepat saat Rin masuk, Miyuki langsung memeluknya dengan erat."Mama?" "Syukurlah....hiks....syukurlah...." Miyuki tidak bisa mengatakan apapun lagi, selain kata 'Syukur'.Rin bisa merasakan tubuh Miyuki yang gemetar."Ma, aku tidak apa." ucap Rin lembut.Miyuki melepas pelukannya dan menatap putra semata wayangnya itu. Dia melihat luka gores di pipi putranya.Miyuki mengusap luka itu, dengan tatapan sedih."Kamu benar benar tidak apa? Ada yang luka yang lain? Biarkan mama melihat tubuhmu. Siapa tahu ada luka yang lain lagi." Miyuki memutar mutar tubuh Rin."Mama, aku tidak apa. Aku baik baik saja. Tidak ada luka lain lagi di tubuhku."
Setelah selesai makan siang, Rin pamit untuk kembali ke Rumah sakit, karena sudah terlalu lama. Takut membuat teman temannya khawatir karena dirinya tidak kunjung kembali.Rin berjalan ke arah halte bus yang lokasinya tida terlalu jauh dari sana.Sembari menunggu bus datang, Rin kembali membaca buku.Tin....Suara mobil mengalihkan perhatiannya. Mobil yang di lihatnya saat di penginapan kini berhentu tepat di depannya.Rin menatap heran ke arah mobil itu, hingga sang ormilik keluar dan menghampiri Rin."Dari mana saja kau, Hah?" ucap Ayano yang terlihat sangat marah.Penampilan Ayano terlihat berantakan, hal itu membuat Rin menatap heran ke arahnya."Kau.....kenapa di sini? Bukan kah kau di Tokyo?" Rin bertanya dengan wajah polosnya.Bukannya menjawab, Justru Ayano semakin menajamkan tatapannya hingga membuat Rin semakin keheranan."Masuk, Tuan Muda." ucap Ayano sambil membukakan pintu untuk Rin.Ayano menekan suaranya hingga mmbuat Rin sendiri sedikit ketakutan."Ba...baik..." Rin ma
Di rumah sakit..... Ayano masih menunggu Rin, akan tetapi sampai sekarang pemuda itu tidak kunjung kembali. Bahkan sudah hampir masuk makan siang. Ayumi dan Akio kembali lebih dulu ke Tokyo. Karena mereka sudah tidak terlalu berkepentingan di sana. Sudah ada Kyoyo dan Reyhan yang akan menemani Zeyna. Di mushola..... "Benar, dia sangat hebat. Dan memiliki banyak julukan. Saya sangat kagum dengannya." Ekspresi bicara Rin kini sudah seperti anak kecil. "Apa kamu paham arti setiap julukannya?" tanya Asahi. Rin kembali menggelengkan kepala sebagai jawaban. Asahi tertawa melihat sifat Rin yang polos ini. "Kamu ingin saya ceritakan sebuah kisah yang sangat mirip dengan yang kamu alami saat ini?" Rin mengerutkan keningnya, karena tidak paham maksud dari ucapan Asahi. "Maksud yang saya alami saat ini, masalah musibah yang saya hadapi?" tanya Rin. Asahi tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Tidak, nak. Kisah tentang, putri dari tokoh yang kamu kagumi. Dia juga memiliki kisah cint
Di depan Rumah sakit....Kyoyo dan Ayano telah sampai di tempat yang mereka tuju.Dengan tergesa gesa, Kyoyo langsung menghampiri resepsionis untuk menanyakan keponakannya."Permisi, saya ingin menanyakan pasien atas nama Zeyna Arsyila Savina." ucap Kyoyo"Sebentar, Nyonya. Saya akan memeriksanya." Kyoyo menunggu dengan rasa cemas. Rasanya sangat lama. Padahal dia baru saja menanyakannya."Sabar, Arumi-san. Mereka pasti tidak kenapa napa." ucap Ayano yang menenangkan Kyoyo.Di sisi lain....Di Rooftop rumah sakit....."Satu lagi, aku......""Kau telah menyentuh Zeyna?" ucap Reyhan.Rin menatap ke arah Reyhan, akan tetapi tidak ada raut wajah yang menandakan bahwa Reyhan marah padanya.Rin kembali menundukkan kepalanya dan menganggukkan kepala sebagai jawaban."Kau khawatir karena telah menyentuh Zeyna? Tapi kenapa?" tanya Reyhan lagi."Zeyna pernah mengatakan padaku, bahwa dia sangat tidak suka jika ada seorang laki laki yang bukan mahramnya menyentuh dirinya." jelas Rin.Reyhan kemb
Di tempat lain....Ayano dan Kyoyo sudah sampai di Hokkaido. Hanya saja mereka terjebak macet akibat insiden angin salju yang menyebabkan jalanan umum harus tertumpuk salju dan juga ada pepohonan yang menghalangi jalan."Kalau begini terus kita tidak akan sampai." ucap Ayano yang mulai kesal dengan keadaan.Kyoyo mengambil handphonenya dan mencoba menghubungi Ayumi.****Di rumah sakit...Zeyna masih terpaku dengan hadirnya Reyhan di hadapannya."Jawab salam dari Mas, Zey." ucap Reyhan dengan lembut dan melepas pelukannya."Eh...em...Waalaikumsalam, Mas." ucap Zeyna yang tersadar dari lamunannya.Cup....Reyhan mengecup pucuk kepala Zeyna tepat di depan ketiga temannya.Akio dan Ayumi terkejut dengan ulah Reyhan, sedangkan Rin merasa sangat marah."'Zeyna wa hanarete' (menjauh dari Zeyna)" ucap Rin yang terlihat emosi karena Reyhan memeluk bahkan mencium Zeyna.Mendengar ucapan Rin, Reyhan menatap ke arahnya dengan tatapan heran."Kenapa?" ucap Reyhan dengan santainya.Rin semakin emo
Di Hokkaido....Setelah Zeyna diperiksa dan luka di kepalanya telah di obati. Ayumi tetap duduk di samping Zeyna dan menunggu Zeyna sadar."Maaf, Nona?" ucap seorang perawat yang menghampiri Ayumi.Ayumi melihat ke sumber suara dan menatap perawat itu dengan tanda tanya."Sebaiknya, Nona ini di pindahkan ke rumah sakit, agar bisa diperiksa lebih lanjut. Alat kami tidak mencukupi untuk memeriksa keadaan tubuh bagian dalamnya." ucap sang perawat."Baiklah, saya akan mengurus semuanya." ucap Ayumi.Sang perawat sedikit membungkukkan badannya dan pergi meninggalkan Ayumi.Ayumi menghampiri Akio yang bersama Rin."Akio, sebaiknya kita bawa Zeyna dan Rin ke rumah sakit. Aku khawatir terjadi apa apa sama mereka." ucap Ayumi.Tanpa berpikir panjang, Akio menganggukkan kepala sebagai jawaban."Aku akan mencari mobil untuk membawa mereka ke rumah sakit." ucap Akio.*****Di tempat lain.....Kabar tentang kecelakaan Zeyna dan Rin sudah sampai ke telinga Kyoyo dan keluarga Rin. Kyoyo dengan buru
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.