Pernikahan Paksa Pewaris Arogan

Pernikahan Paksa Pewaris Arogan

Oleh:  Runayanti  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
9.8
68 Peringkat
365Bab
127.4KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Karena menggantikan jadwal kerja temannya di hotel, Adelia justru terjebak cinta satu malam dengan seorang pria misterius, sehari sebelum pernikahannya dengan seorang konglomerat kaya dilakukan. Namun, saat membeli pil pencegah kehamilan, ia justru berpapasan dengan Afgan, pria yang akan menjadi suaminya. Afgan tak terima jika istrinya ternyata telah dijamah oleh orang lain. Namun, akibat paksaan ayahnya, Afgan tak bisa membatalkan pernikahan ini. Demi menyelamatkan ayahnya dari kungkungan hutang, Adelia mau tak mau harus menghadapi pernikahan paksa dengan laki-laki yang tak pernah menginginkannya. Tetapi, yang tak Adelia tahu, Afgan juga menyimpan rahasia kelam yang membuatnya dihantui perasaan bersalah. Simak ceritanya sampai tamat ya, semoga terhibur.

Lihat lebih banyak
Pernikahan Paksa Pewaris Arogan Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Runayanti
Hello pembacaku yang bernama Yani Sugiani , mohon hubungi Thor ya.
2024-08-22 14:29:20
0
user avatar
NACL
keren the best bikin nagih bacanya。⁠◕⁠‿⁠◕⁠。
2024-07-07 15:48:47
1
user avatar
MuRni SyaLom
ceritanya bgus... sayangnya bacanya trtunda2 krna menunggu beso dapt poin nya.. ...
2024-05-31 10:06:51
1
user avatar
Senja Maya
Makin menarik. Lanjut
2024-04-01 20:08:11
1
user avatar
Runayanti
Hi para pembacaku yang setia. ... Komentar dong, novel tentang apa yang paling ditunggu untuk kalian baca. Dalam waktu dekat, Author akan merilis novel baru nih. Ditunggu ya.... ...
2024-04-01 00:22:59
0
user avatar
Radd
Eh! Melinda menang terus. Tidak adil ini!
2024-03-31 10:54:48
1
user avatar
Sri Mardaningsih
kok makin lm ceritanya gak masuk logika si
2024-03-31 10:33:05
2
user avatar
yani setiyowati
penasaran sama ceritanya.
2024-03-10 14:00:23
0
user avatar
Nuraini yunus
bonus baca dikit bikin penasaran
2024-03-08 15:29:50
0
user avatar
Apolonia Padak
ceritanya menarik sekali karena ada pesan dan kesannya
2024-02-16 15:57:56
1
user avatar
Zuroidaa
Aku kepo nih kelanjutan cerita Adelia pasti seru.
2024-02-06 12:39:21
0
user avatar
Faiz 2422
ceritanya menarik lanjutkan thor
2024-02-06 11:56:57
0
user avatar
Haniocta_
Wah ceritanya sangat seru banget thor. recommend ini mah. Gak nyesel aku bacanya. keren ... keren ... keren. Ku kasih bintang 10 kalau ada. Semangat updatenya kak, ditunggu kelanjutannya. (^_^)
2024-02-06 11:55:06
0
user avatar
Senja Maya
Argh, bagus kali ceritanya. Pantas tayangannya cepat naik! lanjut Thor! Semangat!
2024-02-06 11:48:11
0
user avatar
Radd
Aduh, ini makin seru. Aku dah baca sampai bab terbaru. Tolong Thor up yg banyakkan. Gregetan nih. Terus Melinda gimana? Tebakanku pasti banyak konglik yang harus dihadapi Aiyana. Tak sabar dhe
2024-02-06 11:40:23
0
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
365 Bab

1. Malam Naas

Dalam redupnya cahaya koridor hotel yang hening di malam hari, Adelia Putri Asmarini, seorang gadis berumur 22 tahun, menggandeng seuntai kunci kamar dan sebuah jas pakaian yang sudah dicuci bersih dan digosok dengan rapi.Jas itu milik tamu VIP di kamar nomor 1808, Hotel Mutiara Internasional- tempat dia bekerja selama dua tahun ini sebagai Hotelier."Aku harus menggantikan shift malam Melinda lagi. Betapa menyebalkan harus mengantar jas malam-malam," ujar Adelia dengan langkah kesal."Mudah-mudahan tidak bertemu dengan pria hidung belang," gumam Adelia sambil berjalan menuju ke lorong kamar hotel yang sunyi dengan perasaan tidak enak, tetapi dia harus professional dalam menjalankan tugasnya.Adelia mengambil shift malam menggantikan Melinda, meski merasa lelah dan terus menerus bekerja sejak pagi, Adelia tidak berani mengeluh. Dia membutuhkan bonus tambahan dalam gajinya.Ayahnya memiliki hutang judi yang sangat banyak, karena itu dia harus bekerja sekuat tenaga untuk bisa melunasin
Baca selengkapnya

2. Aku ingin membatalkan pernikahan!

Adelia sampai di ruang istirahat para staff hotel. Dengan napas menderu, Adelia berusaha mengontrol dirinya dan tubuhnya yang masih gemetar."Aku harus membeli pil kontrasepsi," gumam Adelia sambil mengganti pakaian dengan baju ganti yang dibawanya.Selesai berbenah diri, Adelia segera berlari keluar tanpa mengisi absensi jari pada mesin absensi di samping pintu.Dengan terburu-buru, Adelia berlari kecil menuju ke klinik tidak jauh dari Hotel."Aku tidak boleh hamil! Aku akan menikah dengan calon suami yang sudah dijodohkan oleh Ayah atau harus mengembalikan mahar," gumam Adelia sambil bergerak buru-buru.Sampai di klinik tersebut, Adelia mengertakkan geraham dengan kecewa karena masih harus mengantri."Aku akan terlambat ke acara pernikahan," sungut Adelia sambil berdiri di barisan menghitung jumlah orang yang sedang mengantri.Jam yang tergantung di dinding klinik tersebut sudah menunjukkan pukul tujuh....Afgan Al Futtaim, pria pewaris tunggal dari group Futtaim-bisnis retail terb
Baca selengkapnya

3. Kau wanita Murahan!

"Afgan," bisiknya, mata Achmed berkilat tajam, "Kau tidak boleh membatalkan pernikahan ini. Orangtuamu telah mengambil keputusan, dan kau harus mematuhinya."Afgan menatap ayahnya dengan mata penuh kemarahan. "Tapi ayah, aku tidak bisa menikahi wanita seperti itu. Aku ... aku merasa terhina."Achmed menekan lengan putranya lebih erat, "dengarkan aku!"Achmed menatap tajam, "Jika kau membatalkan pernikahan ini, aku akan mencoret namamu dari warisan keluarga. Kau tidak akan mewarisi apapun dari kami. Kau akan kehilangan segalanya."Gluck!Afgan menelan salivanya dengan kasar.Seusai mengatakan demikian, Achmed kembali berseru kepada para tamu. "Pesta dilanjutkan, silakan menikmati hidangan yang tersedia dan mohon doa restunya untuk kedua mempelai!" seru Achmed lalu kembali duduk di samping kursi pelaminan seolah-olah tidak ada hal besar yang terjadi.Afgan terduduk dengan perasaan tidak jelas dalam hatinya yang sedang bergemuruh.Kata-kata dari sang ayah telah menciptakan keheningan me
Baca selengkapnya

4. Kamu keterlaluan!

Keesokan harinya, matahari terbit dengan sinar hangat yang menyinari jendela kamar hotel. Sebuah ketegangan masih terasa di udara setelah pertengkaran sengit semalam.Adelia membuka mata dengan perasaan berat di dadanya. Pikirannya dipenuhi oleh ketidakpastian, cemas akan masa depannya dengan Afgan. Namun, meskipun hatinya dipenuhi kekhawatiran, dia menolak untuk tenggelam dalam rasa putus asa. Dengan tekad yang kuat, dia memaksa dirinya bangun dari tempat tidur, meski kakinya terasa begitu berat.Terduduk di pinggiran ranjang, Adelia meraih keberanian dari dalam dirinya sendiri. Dia berbicara pada dirinya sendiri, "Aku harus kuat. Aku harus melangkah maju, bahkan jika langkah-langkah itu terasa sulit. Aku tidak boleh membiarkan kesedihan menghentikan hidupku. Aku harus bekerja, membangun masa depanku sendiri."Setelah mengambil napas dalam-dalam, dia bangkit dan melangkah menuju kamar mandi. Air hangat menyiram tubuhnya, mencoba meredakan beban pikirannya. Di bawah pancuran, dia memb
Baca selengkapnya

5. Pernikahan ini hanya pura-pura, bukan?

Melinda melirik Afgan yang tampan dan sedang memegang kemudi, melajukan mobil sport biru tersebut dengan stabil. Ini adalah pertama kalinya bagi Melinda menaiki mobil sport yang mahal."Aku minta maaf atas malam itu," ucap Afgan, memecah keheningan di antara mereka.Melinda mengernyitkan kedua alisnya karena tidak mengerti.Afgan menghentikan mobilnya di tepi jalan lalu memutar tubuhnya menghadap ke Melinda."Kamu mengantar jas milikku dan aku ... Maafkan atas apa yang sudah kulakukan semalam," ucap Afgan lalu meraih tangan Melinda dan mengenggamnya dengan perasaan tulus.Melinda mulai mengerti tentang keadaan semalam. Kepalanya yang pintar sudah mengerti apa yang dihadapi Adelia dan pria ini, tetapi karena Afgan begitu memukau dan tajir. Melinda tidak mau menyia-nyiakan kesempatan."Aku tak bisa begitu saja memaafkan apa yang Anda lakukan malam itu. Anda tahu 'kan harga diriku hancur?!" Melinda berusaha memasang wajah sedih.Afgan masih membeku menatapnya. Lalu, setelah dirasa cukup,
Baca selengkapnya

6. Kembalikan Mahar !

Afgan merasakan beban rasa bersalah mencekiknya begitu dia mencium aroma Adelia, merenungkan tindakan bodohnya sehari sebelumnya. Matanya penuh dengan penyesalan, dan hatinya dihantui oleh bayangan perempuan yang telah dia renggut keperawanannya sehari sebelum pernikahannya. Pria itu merasa dia juga tidak becus dalam pernikahan ini.Afgan mundur, melepaskan cengkramannya ke tangan Adelia lalu terduduk dengan napas yang menderu dan tidak teratur. "Adelia," panggil Afgan dengan suara patah, mencoba menahan amarah yang hendak meluap.Adelia menoleh, matanya berkaca-kaca, memancarkan kekecewaan yang dalam. "Apa yang kau inginkan, Afgan?" tanyanya dengan suara yang penuh dengan emosi.Afgan menelan ludahnya, mencoba menemukan kata-kata yang tepat. "Aku... aku tidak tahu harus mulai dari mana," katanya pelan."Bila kamu menginginkan perceraian, maka ... "Adelia menunggu apa kelanjutan dari perkataan Afgan."Kembalikan mahar yang sudah dibayarkan untuk pernikahan paksa ini!"Mendengar hal
Baca selengkapnya

7. Pernikahan Paksa yang menjadi takdir

Adelia merasa terhina oleh kata-kata Afgan. Dia menyadari bahwa Afgan memang memiliki sifat yang dingin dan keras. Namun, dia tidak bisa menahan perasaan kecewa yang muncul dalam dirinya. "Baiklah, aku mengerti," ucapnya dengan nada pahit dan memilih diam.Adelia melayangkan tatapannya ke punggung Afgan pada saat pria itu sedang memakai kemejanya.Adelia menatap luka bakar di punggung Afgan dengan kebingungan. Namun, saat dia menatap lebih lama, gambaran tentang gurat aneh di punggung seorang laki-laki yang pernah menyakitinya terlintas begitu saja di benaknya. Rasa takut dan ketidaknyamanan seketika melanda dirinya.Afgan yang melihat tatapan Adelia dari pantulan cermin di depannya itu merasa terganggu. Dia membentaknya dengan nada tajam, "Apa yang kau lihat? Ini tubuhku dan aku tidak menginginkan pertanyaan apa pun. Jangan bersikap seolah kau memiliki hak atas tubuhku.""Kau hanya istri di atas kertas, paham!"Adelia merasa tertegun oleh reaksi A
Baca selengkapnya

8. Hilang seleraku untuk masuk kerja hari ini!

Afgan merasa tersudutkan karena luka di punggungnya. Pria itu mengalami tragedi besar ketika dia masih seorang anak kecil. Dia tumbuh di tengah kesibukan orang tuanya yang jarang ada di rumah. Meskipun diabaikan oleh ayah dan ibunya yang terlalu sibuk dengan dunia mereka sendiri, Afgan menemukan penghiburan dan kasih sayang sejati dari seorang pengasuh paruh baya yang penuh cinta."Bik Minah," gumam Afgan dengan suara gemetar, mencoba menutupi rasa sakit yang menghantamnya begitu mendalam. Dia merasakan embun mulai terkumpul di kedua matanya, menandakan bahwa bahkan hatinya yang beku sekalipun tak bisa menahan emosinya.Afgan melajukan mobilnya lebih kencang. "Seharusnya aku yang meninggal dalam kejadian itu!" pekik Afgan dengan nada tinggi dan masih berusaha menahan amarahnya.Pengasuh itu adalah satu-satunya orang yang benar-benar peduli padanya, memberinya kasih sayang dan perhatian yang dia butuhkan. Dia menggantikan peran ayah dan ibunya yang tidak pernah ada di sana untuknya.Hu
Baca selengkapnya

9. Udik

Kedua wanita itu menoleh dengan serentak ke arah Afgan. Melinda segera membalas dengan senyum terindah yang dimilikinya sementara Adelia mengernyitkan alis dan menahan napasnya. "Kita sarapan, yuk," ajak Afgan, memandang Melinda dengan wajah dan kalimat penuh kelembutan. Sangat berbeda dengan cara bicara tadi pagi kepada Adelia. Hanya sekilas Afgan melirik Adelia yang menelan salivanya usai mendengarkan ajakan tersebut, dia tahu bahwa Adelia juga bekerja di hotel tersebut, tetapi dia memutuskan fokus kepada Melinda. Adelia menahan rasa lapar di perutnya, dia sendiri juga belum sarapan, tetapi suaminya mengajak wanita lain untuk sarapan bersama - teman kerjanya, seorang wanita di hadapannya. Adelia mengepalkan kedua tangannya erat-erat untuk menahan amarah yang bergemuruh di dalam dadanya. "Baik, Adelia ... tolong gantikan pekerjaanku ya, Sayang. Kamu baik sekali deh!" Melinda memonyongkan bibirnya membentuk ciuman jauh untuk Adelia lalu mengambil tasnya dan segera melangkah mendek
Baca selengkapnya

10. Segera pindahkan barangmu!

Afgan melangkah masuk ke dalam rumah dengan langkah tergesa-gesa, dia menarik dasinya dengan satu gerakan tepat pada saat melewati ruang makan sebelum menuju ke kamar yang berada di lantai kedua. Afgan menghentikan langkahnya melihat Adelia yang sedang menelan mie. Adelia mematung dan mereka saling tatap tanpa sengaja. Untaian mie yang panjang dari mulut ke mangkuk mie membuat Afgan meringgis melihatnya, pria itu menaikkan sudut bibirnya ke atas dengan pandangan melecehkan. "Makanan itu cocok untukmu. Kamu memang berada di level itu," ucap Afgan sambil lalu menuju tangga tanpa menghiraukan tanggapan Adelia sama sekali. Sluurppp! Adelia menyedot habis mie beserta supnya dengan menaikkan mangkuk. Para pelayan merasa risih dengan sikap dan cara makan Adelia, namun wanita itu terkesan tidak peduli. Dalam hati, Adelia sebenarnya merasa hancur oleh perkataan menyindir dari Afgan, namun dia memilih untuk bertahan. Meskipun hatinya terluka, dia tahu bahwa dia harus menerima bahwa Afgan
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status