Imperfect Adult Romance
“T-tidak ... Berhenti! Tolong aku mohon ... Aku mohon ... Tolong ... Aku minta t-untuk berhenti ... Tida'! Tidak! T-seseorang, tolong t-tolong m -. B-bantu aku."
Aku lemah berteriak saat ia memukulku dengan kasar. Tanganku berusaha mendorong lelaki itu, ia terus memaksa, tetapi aku tahu ia sangat kuat, ia mampu menjatuhkanku ke tanah tanpa mengerahkan terlalu banyak usaha. Aku tak bisa bergerak, hanya bisa menangis minta ampun.
Rambut hitam panjangku tersebar di tanah sementara gaun yang aku kenakan entah sudah berapa kali ia robekan.
“Kulitmu sangat putih transparan, bersinar seperti mutiara di kegelapan.” Biji matanya seakan keluar, raut wajahnya menjadi gila penuh nafsu dan tanda tanya.
Aku merasakan luka kecil di bibir atasku saat ia menggigit dengan paksa. Kini, aku wanita dengan paras lembut yang basah oleh air mata, tubuhku memar dan bekas luka. Aku tak tahu lagi harus menyebut lelaki itu sebagai siapa.
Dia mulai mendorong dirinya di dalam diriku, mendengus ketika dia menemukan pembebasannya.
106.3K DibacaOngoing