"Sepertinya ibu pura-pura pingsan tadi, Mas." Risa membuka obrolan saat keduanya melangkah menuju kamar.
"Masa pingsan dibuat mainan," ucap Arjuna sembari menoleh ke arah Risa dengan sekilas.
"Iya, soalnya tadi begitu minyak masuk ke hidung ibu, dia langsung sadar."
"Oh ya?"
Risa mengangguk mantap. Sedangkan Arjuna tak lagi memberikan respon apapun.
"Kita jadi pergi hari ini, Mas?"
Tangan Arjuna yang hendak membuka pintu kamar terhenti. Dan membuat tangan kekar itu mengambang di udara. Pandangannya kini menatap ke arah sang istri.
Dari sorot mata Arjuna, tanpa bicara sekali pun, Risa mengerti.
Risa menghembuskan napas berat. Ia kecewa, sebab tak jadi keluar dari rumah yang ia anggap tak lebih dari sebuah neraka.
"Ya sudahlah, memang kenyamananku sangatlah tidak penting." Risa meraih gagang pintu, menekannya ke bawah, lalu ia mendorongnya, hingga membuat daun pintu terbuka seiring suara derit yang terdengar.
"Mungkin kalau aku sudah keguguran, baru kamu tersadar." Risa tersenyu