Kevin menelan ludah. “Jika itu yang harus aku lakukan…” ucapnya tiba-tiba.
Laura menoleh cepat. “Apa maksudmu?” ucap Laura sembari menatap Kevin dengan tajam. Kevin mengangkat wajahnya. Dia tidak ingin terus berdiam diri. Dia juga ingin mempertanggung jawabkan perbuatannya. “Jika pernikahan ini menyelesaikan segalanya, aku bersedia.” ucap Kevin, yang mulai mantap dengan keputusannya. Mata Laura membulat. “Kamu setuju?” ucap Laura tidak percaya. “Bagaimana bisa kamu setuju begitu saja?” sambungnya lagi. Kevin menatapnya dengan wajah kosong. Hanya saja kali ini, dia tidak akan ragu lagi. “Kamu bahkan tidak bicara denganku dulu,” ucap Laura pelan. “Kamu benar-benar hanya-“ belum sempat Laura berbicara, Thomas sudah lebih dulu memotong ucapannya. “Ini keputusan terbaik,” sela Thomas. “Dan mulai hari ini, ka