Terlihat tangan Fandy yang satunya, entah sejak kapan, sudah terulur dan mengepal, bertabrakan langsung dengan tinju Sinako.
Meski perbedaan ukuran sangat jauh, tetapi di balik kepalan tangan Fandy tampaknya tersembunyi kekuatan yang sangat mengerikan, membuat lawannya tak bisa maju sejengkal pun.
Wajah Alham tampak masam. Benturan kekuatan dari adu tinju barusan menciptakan gelombang energi yang setidaknya setara dengan Alam Pemisah Darah Tahap Sempurna. Jelas, saat pertarungan melawan ahli Alam Darah Sejati yang dikirim ke Negara Gestin waktu itu, kekalahan pihak mereka besar kemungkinan bukan karena ada yang melindungi Fandy, melainkan karena Fandy sendiri memang mampu mengatasinya.
"Kamu memang payah, tapi rupanya masih cukup untuk jadi lawanku."
Sampai di sini, semua orang hanya bisa menghela napas dengan takjub. Pertarungan kekuatan murni seperti ini, meski tidak indah dilihat, tetapi dari segi rasa, benar-benar memuaskan.
"Aku menyerah."
Tepat saat semua orang mengira pertempura