"ah sudahlah," tandasnya lalu pergi ke kamar mandi.
Aku meremas wajah lalu membanting bobot ke atas kasur, kesal, marah, malu dan bingung jadi satu. Gara-gara alat kontrasepsi ini harga diriku sekarang jatuh.
Bukan hanya ibu mertua yang kini berpikir jauh, si pria dingin itu juga pasti mengira aku mau menghabiskan malam dengannya sebagai pasangan suami istri, padahal tidak, itu sama sekali tidak benar, jangankan menghabiskan malam bersama, satu kasur pun aku tak sudi.
"Gara-gara kamu aku jadi malu," hadrikku pada barang itu.
Saking kesalnya kulemparkan barang itu ke lantai, biarlah, aku sudah tidak peduli lagi pada barang pembawa sial itu, gara-gara barang terkutuk itu aku jadi malu sampai ke ubun-ubun.
"Aaaaa Ibuuuu."
***
Esok hari setelah subuh dan melakukan ritual bersih-bersih aku membuka papper bag yang masih berserakan di atas kasur.
Kemarin aku belum sempat membereskannya karena terlanjur kesal dengan insiden salah paham memalukan itu.
"Isssshh, masih di sana kau rupanya ya?"