“Enghh..” bibir Andra masih mengunci rapat bibir Alana. Tangannya yang kekar mendekap punggung Alana hingga merapat padanya.
“Apa mereka tidak malu berciuman di depan umum?” bisik-bisik para tamu undangan.
Sementara Sherly menghentakan kakinya kesal, ia cemburu melihat Andra berciuman—di depan matanya.
“Ck! Aku tidak bisa biarkan ini. Kenapa Andra malah menciumi Alana di hadapan para tamu?!” Sherly hendak beranjak menghampiri Andra dan Alana, akan tetapi Arwen menahannya.
“Jangan!”
“Kenapa, Pa? Wanita murahan itu sudah menggoda calon suamiku! Apa Papa tidak melihat kalau mereka sedang berpagutan dengan mesra? Hhh.. menjijikan!” kesal Sherly mengetatkan giginya.
Arwen mengangguk. “Papa tahu. Hanya saja menurut Papa sebaiknya kamu tidak usah ke sana. Karena Papa tidak mau kamu membuat keributan yang akhirnya malah mempermalukan diri kamu sendiri.”