“Apa menjawab panggilanku begitu susah? Sampai-sampai kamu mengabaikan?”
Sean benar-benar marah karena Zie tidak membalas panggilannya dan seperti mengabaikan, apalagi dia harus menghadapi Keenan yang marah dan tantrum.
“Bukan begitu.” Zie hendak menjelaskan, tapi Sean seolah tidak peduli.
“Kamu seharusnya lebih memedulikan Ken, ketimbang Lea! Kamu tahu jelas mana yang anak kandung dan mana yang bukan.”
Sean langsung pergi meninggalkan Zie, kemudian mengajak Keenan berangkat ke sekolah. Zie sendiri hanya bisa diam memegangi kening, merasa sangat bersalah karena semalam mengabaikan Keenan, dan putranya itu kini tampak marah kepadanya.
Sean mengantar Keenan ke sekolah sampai memastikan putranya itu masuk, sebelum kemudian kembali melajukan mobil menuju ke perusahaan. Sean masih merasa kesal, hingga ponselnya yang ada di dashboard berdering dan nama Kimi terpampang di sana.
“Halo tante,” jawab Sean.
“Sean, kamu jangan lupa hari ini harus melakukan check up rutin,” ucap Kimi dari seberan