Ken masih mematung dengan perasaan campur aduk, sementara Hanum kembali masuk ke kamar mandi dan menutup pintunya.
"Sayang, kamu cantik banget pakai itu. Ayo keluar," lirih Ken berusaha membuat Hanum lebih nyaman.
"Malu, Mas." Hanum membalas singkat. Dia membasuh wajahnya yang tadi merona dengan air kran.
"Ngapain malu sama suami sendiri? Malu itu kalau dilihat orang lain, Sayang."
"Tetap saja malu, Mas."
"Kalau begitu, ganti piyama biasa saja, Sayang. Jangan memaksakan diri kalau memang kamu belum siap. Tenang saja, aku juga nggak akan memaksamu kok." Ken kembali berujar lirih.
Mendengar ucapan Ken yang tulus itu, Hanum kembali menghela napas panjang. Sebenarnya dia ingin melayani suaminya dengan baik, tapi rasa malu itu ternyata lebih besar menyergap batinnya.
Setelah memejamkan kedua matanya, Hanum menghela napas panjang. Dia mengerjap pelan lalu membuka pintu perlahan. Tak ada Ken di sana. Sepertinya jauh lebih aman dan membuat Hanum melangkah perlahan menuju ranjang.
Kamar i