"A-apakah itu Syafa-anakku?" Boy bergegas keluar melihat siapa yang datang.
Bumi perlahan mengikuti ayahnya menuju teras.
Sementara Lintang dan Firda masih duduk di ruang tamu.
"Bun, Bunda nggak apa-apa?" Lintang menatap Firda prihatin.
Firda membalasnya dengan hembusan napas panjang.
"Bunda nggak tau harus bagaimana. Ayahmu tidak bisa dibantah."
Keduanya kembali memandang keluar dengan tatapan nanar. Ada rasa iri yang menggerrogoti jiwa keduanya, melihat begitu istimewanya Boy memperlakukan putri kesayangannya.
Supir cafe yang mengantar Syafa membukakan pintu untuk Syafa. Wanita itu tampak mengangkat sedikit gaun panjangnya.
Gadis cantik itu terlihat mempesona dengan gaun berwarna putih dengan model kerah sanghai. Rambut panjangnya digulung katas. Riasan natural ciri khas dari Syafa membuatnya terlihat semakin elegan.
"Ayaah ..." Syafa menyapa Boy dengan nada manja.
Boy merentangkan kedua tangan untuk mererima putri tercintanya agar masuk ke dalam pelukannya.
"Selamat dat