33
"Jangan pura-pura!
Saya sudah tahu semuanya!
Saya ingin, Anda menghancurkan si Mitha, sampai sehancur-hancurnya.
Sampai wanita itu merasa, dunia sudah kiamat dan tak ada lagi ruang untuknya bernafas bebas."
Dahi pria paruh baya itu tampak mengernyit, sedetik kemudian Burhan tertawa sumbang
"Apa?!
Kenapa Anda malah tertawa?
Saya ke sini bukan untuk melawak, Tuan!" tegas Hilya.
"Saya tidak punya urusan lagi sama dia, lagipula cuma tinggal rumah satu-satunya yang dia miliki. selain itu, semuanya sudah saya ambil!" pungkas Burhan.
"Tapi Pak Burhan, rumah itu kan juga berharga. Itukan juga rumah milik almarhum Kakak Anda, memangnya Anda tidak mau memilikinya juga?" tanya Hilya. Dia sangat keberatan jika Burhan menolak usulannya.
"Tidak!
Saya tidak mau membuang-buang waktu berharga untuk berurusan dengan wanita picik sepertimu!"
"Apa?!" Wanita itu tampak murka. Dia langsung berdiri, menatap Burhan dengan nyalang.
"Kenapa tidak, Pak?
Rumah itu kan juga bagus, jika dijual harganya pasti m