"Aku nggak tahu, Bu ...," Aulia menjawab dengan suara bergetar. "Aku hanya ingin dia menjauh dari Mbak Shena. Aku nggak sanggup melihat mereka terlalu dekat."
Bu Surti menghela napas panjang, memijat pelipisnya. "Ini bukan masalah yang mudah, Aulia. Ibu tidak mau keluarga kita harus menanggung malu karena kamu dan Shena memperebutkan seorang pria."
Aulia mengangguk.
"Aku janji, Bu. Aku akan berusaha menahan diri. Tapi, Bu ..." Ia menoleh, matanya penuh harap. "Tolong bantu aku. Jangan biarkan Mbak Shena terlalu dekat dengan Pak Ervan."
Bu Surti memandang Aulia dalam-dalam, mencoba membaca keputusasaan dalam perkataannya. Akhirnya, wanita paruh baya itu menjawab dengan nada tegas. "Ibu akan memikirkan cara untuk menjaga nama baik keluarga kita. Tapi kamu juga harus belajar mengendalikan perasaanmu, Aulia."
Aulia hanya mengangguk, meski di hatinya, ia tahu bahwa mengendalikan perasaan terhadap Ervan adalah hal yang hampir mustahil.
Di dalam keheningan mobil yang melaju, Bu Surti mulai m