Di dalam lapas terjadi perkelahian sudah biasa, bahkan sampai menyebabkan kematian adalah hal yang lumrah bagi sesama tahanan.
Penjaga sipir tidak akan peduli sebelum keadaan parah, mereka biasanya hanya pura-pura melerai. Tak acuh. Bagi mereka, para tahanan hanyalah orang-orang berdosa, yang mati pun tidak akan berpengaruh terhadap dunia.
"Mereka pantas mendapatkannya," ucap Malik enteng.
"Apa makananmu enak setelah berniat membunuh Hana dan Cheril?" tanya Rizal. Matanya menyelidik.
Sekarang sudah kepalang tanggung, tidak bisa mundur apalagi mengelak. Malik berdiri, matanya nyalang membalas tantangan Rizal. Kulit Rizal yang sawo matang terlihat gagah dengan pakaian tahanan.
"Tentu saja enak, apalagi kalau Hana dan Cheril mati. Aku akan berpesta di sini."
Tonjokan langsung mengarah ke wajah Malik, bibirnya pecah hingga mengeluarkan darah segar.
"Apa kau ini manusia?!" Teriak Rizal, dia menduduki Malik dan memegang kerahnya. "Di rumah itu juga ada anakmu!"
Malik sadar anaknya bisa