Beberapa hari berlalu, setelah sebelumnya tidak berani melihat cermin, hari ini April putuskan ingin melihat wajahnya. Ia harus tahu sebelum memikirkan akan ke mana setelah ini.
Melangkah ke luar kamar, ia celingukan mencari kaca. Tidak ada. Ia pun ke dapur. Setelah melihat ke sana ke mari pandangnya terjatuh pada sebuah cermin kecil tergantung di dinding, dekat keran pencuci tangan.
Astaga!
Seketika seperti terhenti bernapas, lihat bayangan wajahnya yang jauh berbeda. Di atas pipi ada bulat besar kehitaman, di pelipis juga, bibir hitam membesar, belum lagi hidung …!
Ini bukan aku! Bukan!
April mundur, membuang pandang. Napasnya menderu.
Ia tidak percaya itu wajahnya. Sesaat kemudian ia kembali memberanikan diri melihat lagi, masih menampak