"Pfft ...." Aku sedang minum air. Saat mendengar kata-kata Kendru, aku tidak bisa menahan diri untuk menyemburkan semua air itu.
Wajah Dama menjadi makin masam. Ekspresinya pun tampak sangat jelek.
Kendru bertanya sambil tersenyum, "Bolehkah? Kalau boleh, aku akan menyetujuinya."
"Nggak!" Hal yang tidak aku duga adalah Dama benar-benar menolak dengan ekspresi masam.
Kendru bingung. "Kenapa? Kamu nggak suka Edo, jadi kenapa kamu nggak memberikannya padaku?"
"Huh, meskipun aku nggak suka, nggak ada alasan bagiku untuk memberikannya padamu!" Dama sangat keras kepala.
Aku tidak begitu mengerti hubungan antara kedua orang tua ini. Tampaknya, mereka marah padaku?
Namun, aku merasa sangat dirugikan. Aku tidak memprovokasi atau menyinggung mereka, tetapi mereka bersikeras melibatkanku.
Aku ketakutan hingga tidak berani mengatakan sepatah kata pun. Aku hanya berharap aku tidak akan terlibat.
Namun, apa yang akan datang tidak dapat dihindari.
Mereka terus-menerus bertengkar. Akhirnya, pertengkar