Aku dan Helena sama-sama terpaku. Kami saling memandang, lalu kami mengalihkan pandangan kami ke Winston bersamaan.
Winston berdiri, lalu berjalan ke arahku. "Kebetulan sekali. Kita bertemu lagi."
Helena penasaran. "Kalian pernah bertemu sebelumnya?"
Aku berkata dengan jujur, "Aku pernah mengobati penyakit Pak Winston. Kami pernah bertemu."
"Nggak hanya bertemu denganmu. Aku juga mengajukan banyak pertanyaan padamu. Kamu ingat pertanyaan apa yang aku ajukan?"
Winston memasukkan tangannya ke dalam saku. Dia berpenampilan seperti pria sejati, tetapi tatapannya penuh selidik.
Menurutku, orang ini sangat sok penting. Dia seperti idiot.
Aku terlalu malas menjawab pertanyaannya. Aku menjawabnya dengan asal, "Aku lupa."
"Hehe." Winston tertawa dengan ekspresi aneh.
Aku berpikir, "Apa yang kamu tertawakan? Kamu pikir kamu hebat. Kenapa kamu berpura-pura di depanku?"
Aku tidak bergantung padanya. Aku tidak takut padanya.
"Pak Winston, ada hal lain yang ingin kamu sampaikan? Kalau nggak, aku per