Nathan tidak punya waktu untuk berpikir.
Sebelum Nathan sempat bereaksi, serangan Lucas menghantam dadanya dengan kekuatan mematikan.
BRAGH!
Tubuh Nathan terpental seperti layang-layang yang putus talinya. Fisik baja yang melindungi dadanya hancur, berhamburan di udara seperti daun musim gugur yang hangus terbakar.
“Sheena!”
“Sheerena! Jangan kemari!”
Suara Nathan terdengar serak dan nyaris tenggelam dalam suara hempasan tubuhnya yang menghantam tanah.
Sheena menjerit. Sheerena menatap dengan mata membelalak ngeri. Mereka melihat tubuh Nathan terjerembap di tanah, dada cekung dan napasnya berat. Beberapa tulang rusuknya terlihat jelas patah. Darah mengalir dari sudut bibirnya, dan aura dalam tubuhnya berhamburan tak menentu, seperti sungai yang dihancurkan bendungannya.
Namun, Nathan tidak runtuh. Dengan tangan gemetar, ia menyeka darah dari mulutnya dan perlahan berdiri. Satu kakinya menjejak tanah, tubuhnya gemetar, namun matanya… mata itu masih menyala, penuh perlawanan.
Lucas meny
