Bayangan lembah kembali bergolak, seolah merespons kehadiran sosok yang baru tiba. Liu Feng berdiri dengan napas tersengal, tubuhnya penuh luka dari benturan sebelumnya. Namun, matanya kini terpaku pada sosok yang perlahan melangkah ke depan, memancarkan cahaya keemasan yang membelah kegelapan seperti matahari pagi yang bangkit dari horizon.
Sosok itu tinggi dan anggun, jubah putihnya berkilauan dengan benang-benang emas yang memancarkan aura suci. Wajahnya sulit dikenali karena dikelilingi oleh lingkaran cahaya yang terus bergerak, tapi suara yang terdengar darinya membawa kedamaian sekaligus kewibawaan yang tak terbantahkan.
“Liu Feng,” suara itu memanggil namanya, seolah menggetarkan lembah hingga ke dasarnya. “Kau telah melakukan perjalanan panjang, dan keberanianmu telah membawa kau sejauh ini. Namun, ini bukanlah ujung jalanmu.”
Makhluk kegelapan itu tampaknya terganggu oleh kehadiran sosok bercahaya tersebut. Ia menggeram marah, suaranya seperti guntur yang bergemuruh di tengah