"Aku sudah memilihmu, jadi jangan kecewakan aku," ucapku ketika menemuinya di ruko tempat dia mengembangkan usaha pengiriman.
"Sungguhkah?" Ada binar dan corak bahagia tergambar di wajahnya.
"Iya, sungguh."
"Syukurlah, aish, aku berterima kasih."
"Sama sama."
"Jadi, sekarang hubungan kita sudah jelas kan, kita akan rujuk?" tanyanya sambil menggenggam tanganku dengan erat.
"Insya Allah."
"Lalu apa yang kau katakan kepada pria itu?"
"Aku bilang kalau aku masih mencintaimu dan anak-anakku membutuhkanmu Aku harap aku tidak pernah kecewa dengan pilihanku kali ini, atau kalau tidak aku harus bangun dan mencari laki-laki lain yang lebih pantas dan lebih baik untukku."
"Jangan, aku sudah pantas dan bisa mencukupi dirimu. Insya Allah aku akan menjagamu dengan baik jadi tolong, aku mohon, jangan kecewakan hatiku."
"Kau yang harus diberi ultimatum untuk tidak mengecewakan hatiku, sebenarnya ada rasa trauma ketika aku hendak kembali padamu, tapi aku berusaha menguatkan hati dan mempertebal kepe