“Apa Bapak mulai menyukai aku?” tanya Raya tanpa ragu.
Sejak awal Raya memang seperti itu selalu saja apa adanya, dengan gaya bicaranya yang selalu ceplas ceplos.
Sebaliknya pertanyaan Raya segera membuat Darwis terperangah gelisah, bahkan dia sampai terbatuk-batuk saking kagetnya mendengar pertanyaan Raya yang terlalu gamblang.
Dengan cepat Darwis segera meletakkan gelas minumnya untuk bisa mengelap mulutnya yang terkena cipratan air.
Raya refleks berusaha membantu, meski dia tak tahu harus melakukan apa kecuali langsung bangkit untuk sekedar menepuk pundak dosennya dengan lembut.
Apa yang dilakukan Raya segera memancing kecanggungan Darwis yang segera mengusik rasa percaya dirinya.
Tanpa sadar Darwis langsung memandang tajam ke arah Raya yang menjadi terlalu dekat dengannya.
Tatapan Darwis yang tegas segera menyadarkan Raya hingga Raya kembali lagi duduk di tempatnya semula.
Untuk sejenak tatapan mereka kemudian saling beradu sampai Darwis memangkas tatapan mereka dengan mengalihkan