"Ron, lo gak boleh bersikap kayak gitu sama Brian."
"Gue cuma pengin akrab aja kok sama teman lo."
"Gue tahu lo emang suka bergaul sama orang, tapi gak kayak tadi. Yang ada Brian malah risih. Kalau dia risih terus gak mau ke sini lagi gimana?"
"Kalau dia gak mau ke sini lagi juga lo cuma kehilangan satu customer, kan?"
"Walau cuma satu kita tetap rugi. Ditambah gue sering minta tolong dia buat bantuin gue bikin promosi di medsos. Gue gak mau ya kalau lo kayak tadi lagi."
"Gue masih bisa bantuin lo kok. Gak perlu bantuan dia."
Arin terkekeh sinis. "Bantuin? Lo bukan bantuin, tapi ngerecokin."
"Gini-gini gue juga jago kali, jangan ngeremehin gue."
Arin menatap malas Aaron. "Udah deh, mendingan lo balik. Gue gak butuh bantuan lo."
"Lo ngusir gue? Cuma karena kakaknya Sarah? Gue gak nyangka ya ternyata lo lebih mihak orang lain dibanding adek sendiri."
"Apaan sih! Gak usah dramatis deh. Muak gue ngeladenin lo. Udah sana balik."
"Oke, gue balik. tapi ingat yang gue bilang kak, pokoknya ka